Ria menerima bunga yang Indro berikan. Dia menatap lelaki itu dan tersenyum. "Kenapa lo gampang banget simpulkan hal yang belum pasti?"
Semua orang bingung dengan kalimat Ria. Termasuk Indro, yang sama sekali tidak mengerti. Ntah tidak mengerti atau sebenarnya mendadak linglung karena melihat reaksi Ria yang tidak sesuai ekspetasinya.
"Ma-maksud, lo?"
"Gue terima lo, Ndro. Gue mau jadi pacar, lo?"
Jawaban Ria benar-benar membuat tubuh Indro menegang di tempat. Bukan karena takut, tetapi karena begitu besar rasa senang di hatinya sampai membuat tubuhnya benar-benar kaku. Apa barusan Ria bilang? Dia menerima Indro dan mau jadi pacar Indro? Indro tidak sedang bermimpi kan?
Tidak berbeda dengan Indro, semua orang di sana juga sangat kaget. Hal yang mereka pikirkan tadi ternyata benar-benar di luar nalar mereka. Ria menerima Indro? Semua senyum kembali terlukis di wajah masing-masing.
"G-gue nggak salah dengar kan, Ri?" tanya Indro, memastikan bahwa ia memang tidak salah mendengar.
Ria tersenyum. "Lo berharapnya gimana?" tanya Ria balik.
Indro refleks memeluk Ria. Dia benar-benar sangat bahagia sekarang. "Makasih, Ria. Makasih," kata Indro di pelukan Ria, bahkan ia sampai mengeluarkan air mata.
Ria tersenyum dan membalas pelukan Indro. "Makasih juga, udah kuat menghadapi kerasnya gue beberapa waktu ini. Makasih udah perjuangin gue lagi," kata Ria, memeluk Indro erat.
Semua mendekat ke arah Ria. Wajah bahagia tidak dapat mereka tutupi malam ini. Hal yang mereka harapkan malam ini benar-benar terjadi. Ria kembali. Kembali menjadi bagian mereka lagi.
Devan mendekat, "udah kali pelukannya," katanya, membuat Indro dan Ria langsung melepas pelukan mereka dan menatap pada Devan.
"Eh, Devan! Lo nggak bisa lihat orang lagi senang aja!" cetus Santi, yang memang selalu beradu tidak suka dengan Devan.
"Nyambung aja lo kayak kabel!" balas Devan, menatap Santi sinis. Lalu ia kembali menatap Ria dan Indro. "Gue izinin dan dukung lo sama Ria karena gue percaya lo nggak akan lakukan kesalahan kedua kali, Ndro. Tapi kalau lo sampai mengecewakan kepercayaan gue itu, akan gue pastikan, lo nggak akan pernah bisa ketemu Ria lagi. Meski Ria masih bisa terima lo, gue yang nggak akan pernah biarin lo kembali ke Ria!" kata Devan, menatap Indro tajam.
Indro tersenyum dan mengangguk. "Makasih udah kesempatan buat gue, Dev. Gue nggak akan sia-siakan kesempatan ini," ujar Indro. Dia merangkul Ria dan menatap dalam mata gadis itu, "gue nggak akan nyakitin Ria lagi. Nggak akan pernah," katanya, menatap tulus mata Ria.
"Okey! Gue pegang kata-kata, lo!" kata Devan. "Sekarang, kita makan-makan buat rayain hari bahagia adik gue!" kata Devan, membuat semua bersorak bahagia.
Ria baru sadar, kalau ternyata di sana juga telah tersedia meja yang berisi banyak makanan. Dia menatap Devan dan memeluk lelaki itu. "Makasih, Dev. Dan maaf, tadi gue berpikir negatif sama, lo," bisik Ria.
Devan melepas pelukannya. "Sialan lo! Bisa-bisanya nething sama gue!" kesal Devan.
Ria hanya terkekeh dan memilih kembali mendekat ke arah Indro. Lelaki yang mulai malam ini berstatus sebagai pacarnya. Lelaki yang dari dulu sangat ia cintai dan sampai sekarang perasaan itu tidak pernah berubah.
Indro menatap dalam mata Ria, lalu menyelipkan rambut Ria ke belakang telinga. Ia mendekatkan wajahnya pada Ria, lalu berhenti di samping telinga gadis itu.
"I love you so much, Ri." bisik Indro.
Ria tersenyum. "I always love you," balas Ria berbisik.
Indro memeluk erat tubuh Ria. Gadis yang sangat ia cintai. Gue nggak pernah nyakitin lo lagi, Ri. Nggak akan. Lo adalah satu-satu wanita yang akan gue jaga. Karena gue nggak mau kehilangan lo, kayak kehilangan Mami. I love you so much Ria!!!
Indro memejamkan matanya, merasakan pelukan Indro yang begitu hangat. Sekarang Ria paham atas sakit yang Ria rasakan selama ini. Ternyata sakit itu adalah sebuah rasa yang di beri kepadanya sebelum rasa yang begitu indah yang Allah sediakan bertemu dengannya. Dan sekarang Ria juga paham, memaafkan dan melupakan memang hal hebat. Tetapi yang lebih hebat adalah memaafkan dan menerima kembali. Dan sekarang, Ria melakukan hal itu.
Semoga kebahagian ini akan selalu seperti ini. Semoga rasa sakit itu telah berlalu dan berganti dengan begitu banyak bahagia. Dan semoga, Indro akan tetap bersama gue. Menjadi seseorang yang begitu berarti untuk gue setelah Uda. I always love You, Ndro!
-----
Yey.... Ending!!!!!!
Akhirnya kisah Rindro berakhir dengan happy ending?
Gimana endingnya? Sesuai ekspetasi atau kecewa karena nggak sesuai ekspetasi?
KAMU SEDANG MEMBACA
Rindro (SELESAI)
Ficțiune adolescențiIni tentang Ria, gadis kecil, imut, dan manis. Gadis baik yang berubah menjadi begitu kejam karena sebuah alasan. Di benci oleh orang yang di cintai, di jauhi sahabat, dan tidak di pedulikan oleh keluarga. Lalu, bagaiman gadis manis yang menjelma me...