66. The only girl?

1.4K 162 9
                                    

"Iya. Gue mau. Gue bakalan terima kalian semua."

Setelah mendengar itu, Wulan, Lili, dan Santi langsung memeluk Ria. Begitu juga yang lainya, mereka mengelilingi Ria dan memeluk gadis itu. Malam ini, kebahagiaan Ria bertambah lagi. Keluarga dan sekarang sahabat. Tetapi cintanya? Bahkan lelaki yang masih Ria cintai sampai saat ini saja belum terlihat di mana keberadaannya.

"Makasih, Ria. Makasih udah terima kita kembali," ujar Wulan.

Mereka semua melepas pelukan mereka, bertepatan saat itu lampu-lampu kembali padam dan yang menyala adalah lilin-lilin yang baru Ria sadari ternyata banyak lilin warna-warni yang berjejeran di sana.

Ria menoleh, menatap ke depan, semua orang masih ada di sana. Meski Ria sama sekali tidak dapat melihat wajah mereka satu per satu.

"Engkau adalah bintang yang bersinar di antara banyaknya bintang yang redup."

Refleks, Ria langsung membalikkan tubuhnya kala mendengar suara itu. Tanpa melihat wajah orang itu, Ria sudah dapat mengenali siapa pemilik suara itu.

"Engkau selalu tertawa, meski banyak masalah dalam hidup.
Menyembunyikan pedih, dengan tersenyum manis bak orang yang tidak punya masalah yang sedang di hadapi."

Kembali suara itu melantunkan kalimatnya. Ntah itu adalah sebuah puisi atau pun kata-kata, tetapi yang penting itu mampu membuat Ria melukiskan senyumnya.

"Engkau adalah malaikat yang tak bersayap.
Sosok orang yang rela membantu, tanpa pernah di bantu.
Engkau mengerti, tetapi ternyata kau tidak pernah di mengerti.
Sosok yang mencintai dengan tulus, tetapi malah tersakiti."

Perlahan, Ria merasakan orang itu mulai mendekat padanya. Sampai benar, Ria dapat melihat dengan sinar redup dari lilin wajah yang sejak tadi ia cari.

"Engkau adalah bidadari yang bisa memaafkan, padahal sakit yang begitu dalam."

Tepat saat itu, lampu kembali menyala. Membuat Ria dapat melihat jelas wajah yang sedari tadi berbicara. Seseorang yang sejak tadi tidak ia tau keberadaannya. Indro.

Indro berlutut di depan Ria dengan menyodorkan buket mawar merah yang begitu indah pada Ria. "Engkau adalah sosok yang aku harapkan, bisa menerima ku kembali."

Ria menatap tidak percaya apa yang di lakukan Indro sekarang. Dia menatap sekelilingnya, semua pandangan menatap ke arahnya dan Indro. Tetapi pandangan Ria jatuh pada lelaki yang berdiri di belakang sana, Devan. Lelaki yang sejak tadi menghilang dan baru muncul saat Indro juga muncul.

"Ria, do you want to be the only woman in my heart?"

-----

Iya, gantung aja terusss...
Kesal gue sama authornya 😑

Rindro (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang