36. Mulai Berjuang

1.7K 178 19
                                    

"Gue nggak akan mau kembali jatuh hati pada cowok yang nggak punya hati!"

Ria

"Selamat pagi, Ria!"

Ria hampir saja tersungkur ke belakang, kalau ia tidak menyeimbangkan badannya. Dia melotot, menatap orang yang pagi-pagi ini sudah ada di depan pintu rumahnya.

"Ngapain, lo, di sini?" tanya Ria, galak.

Orang yang di tanya, bukannya menjawab, malah senyum-senyum tidak jelas.

Ria jadi bergidik, ngeri melihatnya. "Sinting, lo!" cetus Ria, lalu melangkah keluar dan mengunci pintu rumahnya. "Minggir, lo!" usir Ria.

Cowok bergigi gingsul yang tidak lain dan tidak bukan adalah Indro, itu hanya memamerkan senyum manisnya. "Jangan galak-galak dong, Ria Kawai!" ujarnya, membuat Ria melotot.

"Nggak usah manggil-manggil gue kawai!" ketus Ria.

"Kenapa? Kan lo kawainya Indro," kata Indro, makin ngawur.

"Apaan, sih, lo?! Nggak jelas banget," kesal Ria. "Lagian lo ngapain, sih, di sini?"

"Jemput, lo, lah!" jawab Indro enteng.

"Ngapain lo jemput gue? Harusnya itu lo jemput Loly, pacar lo!" kata Ria.

Indro menghembuskan napas panjang. Dia jadi teringat akan pembicaraannya dengan Loly tadi malam lewat telpon.

Flashback on

"Hallo, Loly?" sapa Indro, pada gadis di sebrang sana.

"Iya, Ndro? Ada apa?" tanya Loly dari sebrang sana.

"Lo udah di ceritain sama Raquel semuanya?" tanya Indro, mengingat Loly yang tidak ikut waktu siang itu.

"Iya, udah," jawab Loly.

Indro dapat mendengar suara serah Loly, seperti seseorang yang habis menangis. "Lol, lo nggak nangis,kan?" tanya Indro.

"Nggak, kok, Ndro."

Indro tersenyum kecut. Ia tau Loly berbohong. "Lol, lo tau kan arah pembicaraan gue kemana?" tanya Indro, dengan nada tidak enak.

"Iya, gue tau kok, Ndro. Lo santai aja, gue ngerti."

Ingin rasanya Indro memukul dirinya sendiri, bisa-bisanya ia menyakiti hati lain lagi.

"Maafin, gue, Lol?" pinta Indro.

"Nggak papa, Indro. Gue ikut bahagia kalau lo sama Ria bisa balik lagi," ujar Loly, dengan suara yang menahan isak tangisnya.

"Makasih, Loly. Lo gadis baik. Semoga lo bisa dapatin cinta yang jauh lebih baik dari gue," kaya Indro, tulus.

"Iya, Ndro. Makasih. Udah dulu, ya. Gue ada urusan."

Tut...tut...tut...

Setelah mengatakan itu, Loly memutuskan panggilan. Indro tau, gadis itu pasti menangis. Rasa bersalah Indro sebenarnya besar pada Loly, tapi rasa bersalah pada Ria jauh lebih besar.

Flashback off

"Gue sama Loly cuman pura-pura pacaran, Ri," lirih Indro.

Ria kaget. Dia tidak habis pikir sama Indro. "Kenapa?" tanya Ria, menatap Indro dingin.

"Apa?" Indro balik tanya.

"Kenapa lagi-lagi lo ngelakuin hal yang sama?" tanya Ria, menatap Indro tidak habis pikir.

"Maksud, lo?" tanya Indro tidak paham. Ia pikir, ia tidak melakukan kesalahan yang sama.

"Lagi-lagi lo patahkan hati perempuan, Ndro. Pertama gue, lalu Loly. Setelah itu siapa lagi?" tanya Ria, tersenyum sinis.

"Ri? Gue pengen perbaiki kesalahan gue sama, lo," jelas Indro.

Ria menggeleng. "Lo memperbaiki dengan gue, tapi lo patahkan hati yang lain. Setelah itu lo bakalan perbaiki hati Loly lagi karena lo merasa bersalah sama dia, gitu?" tanya Ria.

Indro menggeleng. "Gue nggak pernah punya perasaan sama Loly, Ri. Dan Loly, dia juga udah ikhlas buat lepasin gue."

Ria tersenyum kecut, melihat pikiran Indro yang begitu cetek. "Terserah lo mau ngelakuin apa, Ndro. Tapi yang pasti, gue nggak akan mau kembali jatuh hati pada cowok yang nggak punya hati!"

Setelah mengatakan itu, Ria berjalan pergi melewati Indro. Dia menaiki taxi yang memang telah ia pesan tadi, sebelum keluar dari rumah. Sebelum taxi itu pergi, Ria melihat Indro. Lelaki itu diam di sana. Gue tetap pada pendirian gue, Ndro. Gue akan ngelupain semuanya!

Sementara Indro, ia tertegun mendengar ucapan Ria. Gue nggak akan mau kembali jatuh hati pada cowok yang nggak punya hati Kata-kata Ria terngiang-ngiang di benaknya.

Gue emang nggak punya hati, Ri. Karena hati gue, udah di ambil sama, lo. Dan hati gue nggak tersisa buat orang lain lagi.

Indro berbalik, menatap taxi yang Ria naikin telah pergi menjauh. Indro tersenyum, "gue bakalan perjuangin, lo, Ri. Sampai lo bisa jatuh hati lagi sama gue. Dan gue janji, nggak akan pernah sia-siakan hati itu."

-----

Jeng-jeng-jeng!!!

Mon maaf, bagi yang baca dari awal mungkin ngerasa nih kisah kagak nyambung banget. Karena gue juga merasa begitu, pas baca ulang.

Tolong, sempatkan buat comment 🙏😊

Rindro (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang