"Jangan pernah menyakiti seseorang. Karena di suatu hari nanti, kamu akan mendapatkan balasan yang lebih sakit daripada orang yang pernah kamu sakiti!"
-----
Ria duduk di balkon kamarnya, menatap langit malam dengan udara dingin yang menyerpa tubuhnya. Dia menutup mata, merilekskan kepalanya yang terasa sangat berat.
"RI?!" Tiba-tiba terdengar suara bersamaan dengan pintu kamar Ria yang terbuka.
"Ada apa, Dev?" tanya Ria, tanpa membuka matanya.
Devan mendatangi Ria di balkon. Dia menatap Ria yang duduk dengan menyanggah dan matanya tertutup. Gadis itu terlihat sangat lelah. Bukan lelah karena fisik, tetapi lelah batin.
"Tadi gue ketemu sama Indro," ujar Devan, tetapi tidak membuat Ria membuka matanya.
"Gue juga. Di sekolah," kata Ria, masih dengan posisi yang sama.
"Bukan itu. Tapi barusan gue ketemu sama Indro. Dia ngajak gue ketemuan," jelas Devan. Lelaki itu duduk di kursi sebelah Ria.
Perkataan Devan sukses menarik perhatian Ria. Sekarang gadis itu duduk tegak dan menatap Devan serius. "Terus?" tanyanya.
"Tadi..."
Flashback on
Devan baru saja keluar dari tempat gym, dia baru saja siap olahraga sore di sana. Niatnya hari ini adalah ke rumah Ria, menemani gadis itu karena Uda Zein sedang pergi ke padang, ada urusan.
Tetapi baru saja Devan memasuki mobilnya, sebuah pesan tiba-tiba masuk, membuat niatnya yang segera pergi terpaksa terhenti.
0822xxxxxx45
Gue mau ketemu sama, lo!
Indro!Devan mengernyit, "Indro?" beonya, membaca pesan yang barusan saja masuk. "Dari mana nih anak dapat nomor gue?" heran Devan.
Dia mengetikkan balasan di ponselnya.
||Mau ngapain lo ketemu gue?0822xxxxxx45
Penting.
Gue tunggu di coffe drop, sekarang!Devan berdecak. Lalu ia menjalankan mobilnya menuju tempat yang Indro bilang. Sebenarnya Devan sangat malas lelaki yang telah menyakiti Ria itu. Melihat wajahnya saja Devan sudah ingin menghabisinya.
Tidak perlu waktu lama, Devan tiba di coffe drop dalam waktu 15 menit. Dia mencari-cari Indro di banyaknya pengunjung yang ada di coffe drop itu. Sampai matanya menemukan seseorang lelaki berpakaian kaos oblong yang sedang duduk di dekat kaca transparan dan menatap ke jalanan.
"Ngapain lo ngajak gue ketemuan?" tanya Devan, langsung to the point saat telah duduk di depan Indro.
Indro mengalihkan pandangan ke depan, bertemu langsung dengan pandangan Devan. "Udah berapa lama lo jadian sama Ria?" tanya Indro, langsung pada intinya.
Devan membelalakkan matanya, mendengar pertanyaan yang di lontarkan oleh Indro. "Maksud lo apa?" tanya Devan.
Indro tersenyum miring. "Nggak usah pura-pura nggak tau, lo! Pantes, lo belain Ria, ternyata lo adalah pacar Ria," katanya sambil terkekeh.
Devan mengernyit, mendengar ucapan Indro. Dia semakin tidak paham. "Lo cuman buang-buang waktu gue aja, tau nggak?!" kesal Devan. Dia berdiri dan ingin pergi dari sana, tetapi ucapan Indro membuatnya kembali duduk.
"Tolong jaga Ria, Dev. Gue udah gagal jagain dia." Indro menatap serius Devan.
"Tanpa lo suruh, gue pasti jagain dia!"
Indro mengangguk. "Tolong jangan pernah kecewakan dia. Kembalikan senyum Ria yang dulu. Kembalikan senyum Ria yang hancur karena perbuatan gue."
Setelah mengatakan itu, Indro pergi meninggalkan Devan dengan beribu tanya. "Kenapa gue jadi sedih dengar kata-katanya?"
Flashback off
Ria terdiam mendengar cerita Devan. Setetes air mata jatuh mengalir di pipinya. Apa gue benar-benar akan kehilangan Indro? tanya batin Ria.
"Lo bilang ke Indro kalau kita pacaran?" tanya Devan, yang di balas anggukan oleh Ria.
"Gue cuman pengen dia ngelupain gue, Dev, begitu juga gue. Gue pengen semuanya di anggap nggak pernah ada. Gue dan dia nggak pernah terjadi apa-apa," lirih Ria.
Devan mengusap kepala Ria. "Apa lo siap? Nggak ada salahnya buat memberi kesempatan sekali lagi Ri. Gue lihat, Indro tulus ke lo. Dia benar-benar menyesal."
Ria menggeleng. "Kalau Indro tulus sama gue, kesalahan itu nggak akan pernah terjadi, Dev. Dan gue nggak akan kecewa sekarang."
-----
Kasih komentar panjang dong!
KAMU SEDANG MEMBACA
Rindro (SELESAI)
Novela JuvenilIni tentang Ria, gadis kecil, imut, dan manis. Gadis baik yang berubah menjadi begitu kejam karena sebuah alasan. Di benci oleh orang yang di cintai, di jauhi sahabat, dan tidak di pedulikan oleh keluarga. Lalu, bagaiman gadis manis yang menjelma me...