7. Barbarnya seorang Ria

2.2K 218 19
                                    

Pagi ini Ria tiba di sekolah dengan Devan yang berada di sampingnya. Kedatangan kedua orang itu, jadi sorotan bagi siswa/siswi.

Bagaiman tidak? Pagi ini, Ria kelihatan sangat cantik. Rok yang ia kenakan berbeda dengan biasanya. Jika biasanya gadis itu memggunakan rok berbiku banyak, hari ini gadis itu mengenakan rok biku satu. Membuatnya terlihat lebih berpenampilan dewasa, ketimbang yang kemarin terlihat seperti anak SD. Tidak hanya itu. Almamaternya juga tidak di kancing, di biarkan terbuka membuat aura badgirl terlihat di dirinya.

Sementara Devan, lelaki pemikat aura dari awal masuk SMA Merdeka Mandiro itu tetap terlihat tampan seperti pertama datang di sekolah ini. Kaca mata hitam bertengger manis di kedua matanya. Kedua tangan di masukkan ke saku celana abu-abunya dan juga mulut yang asik mengunyah permen karet.

"Auh...!" Ria mengaduh, saat seseorang tiba-tiba menabraknya dari arah belakang. Untung saja Ria menjaga keseimbangan, sehingga ia tidak jatuh ke depan.

"Eh, maaf, ya. Gue nggak sengaja."

Ria membalikkan tubuhnya, menatap orang yang telah menabraknya. Tatapannya jadi tambah kesal, saat tau orang itu adalah Loly. "Lo buta?!" Tanya Ria, dengan nada membentak.

Loly menggeleng. "Sorry... Gue beneran ga sengaja," kata Loly, membela diri.

Ria tertawa. "Nggak sengaja lo bilang?" Ria menarik rambut Loly, hal itu membuat semua orang di sana menbulatkan mata melihat aksi Ria. "Gue tau lo sengaja!" Kata Ria, menghempas rambut Loly.

Loly memegang kepalanya yang terasa perih dengan kedua mata yang sudah berkaca-kaca. Dia menatap tidak percaya pada Ria. Adik kelasnya yang pernah menjadi temannya itu terlihat sangat mengerikan.

"Ada apa ini?"

Semua pandangan beralih pada Raquel yang baru saja datang bersama Baby. Dia menatap bingung dengan kondisi Loly, lalu pandangannya berubah tajam saat melihat Ria. Raquel dan Baby berjalan menghampiri Loly.

"Lo apain Loly?" Tanya Raquel.

"Gue jambak," jawab Ria, simple.

Raquel membulatkan matanya. "Apa? Lo gila?!"

"Teman lo tuh yang gila. Sengaja nabrak-nabrak gue," ucap Ria, tidak terima.

"Gue tadi udah bilang, gue nggak sengaja. " Loly membela diri.

"Gila ya lo, Ri! Cuman pekara tabrak, lo jambak Loly? Lagian, lo juga nggak kenapa-napa, kan?" Tanya Raquel, menatap tidak percaya pada Ria di hadapannya sekarang.

Devan? Devan tetap setia berdiri di samping Ria. Tidak ada kata yang ia keluarkan, tapi posisinya sekarang seolah melindungi Ria dalam diam.

"Meski pun gue nggak kenapa-napa. Tapi gue nggak sudi di sentuh sama teman lo itu," kata Ria.

Raquel menggeleng-geleng dan bertepuk tangan. "Hebat, ya lo sekarang. Dulu licik, sekarang udah berani ngomong langsung di depan." Kata Raquel takjub.

Ria tersenyum miring. "Jelas!" Katanya, melipat tangan di depan dada.

"Tapi sayangnya, perubahan lo itu bukan lebih baik, malah lebih buruk." Raquel menatap rendah Ria.

"Raquel benar. Lo kelihatan seperti mak lampir, Ri," kata Loly, yang membuat emosi Ria naik.

Tanpa aba-aba, Ria menjambak lagi rambut Loly. Kali ini benar-benar kuat. Dia seolah ingin mencabut rambut itu dari kepala Loly.

"Aduh, sakit Ria..." Kata Loly, memegangi kepalanya dengan air mata yang sudah keluar.

"Ria! Lepasin! Lo gila, ya?!" Teriak Raquel, berusaha membantu Loly.

"Ria lepasin!" Baby  berusaha menarik tangan Ria.

Sementara Devan dan yang lainnya, hanya diam menonton kejadian ini. Seolah ini adalah pertunjukan yang seru dan akan sangat sayang jika di lewatkan.
Dulu, mereka semua tau, bahwa Ria sangat caper pada geng Raquel cs. Tapi sekarang, gadis itu memberontak dan melawan geng itu dengan sangat barbar.

"RIA?!"

-----

Btw, harusnya semalam gue up. Tapi karena ke asikan lihat asupan Syaqeel jadi lupa deh.

Asupan Syaqeel semalam cukup buat kita sangat bahagia. Jangan lupa bersyukur ya, walaupun indah pada waktunya belum tiba 😊

Dan satu lagi, buat yang jadi sider di cerita ini tolong do vote dan comment dong. Soalnya gratis kok.

Dan jangan lupa vote AlvaGhea!!!!

Rindro (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang