61

740 149 0
                                    

Bajra naik ke atas menara. Berharap dia bisa mengawasi pergerakan Sophia dari atas bangunan semi permanen itu.

Awalnya dia tidak diizinkan untuk naik ke atas menara. Bangunan berbentuk pagoda itu hanya untuk petugas keamanan. Namun, Tuan Adrian berhasil membujuk seorang polisi yang berjaga untuk bisa memberikan izin.

"Kami sedang mencari orang. Tolonglah, di Pasar Rakyat ini begitu banyak orang. Hanya dengan cara ini kami bisa menemukan orang yang dicari," begitulah alasan yang dikemukakan Tuan Adrian ketika membujuk si polisi.

Kini, Bajra bisa leluasa memperhatikan seluruh areal Pasar Rakyat dari ujung barat hingga ke ujung timur. Juga, dari ujung utara hingga ujung selatan.

Hari pertama pembukaan tempat itu membuat warga begitu antusias untuk datang. Sekarang arena hiburan rakyat Batavia itu menjadi lautan manusia. Bukan perkara mudah menemukan satu orang diantara sekian banyak orang.

Begitu banyak orang hari ini, bagaimana bisa aku menemukan gadis itu.

Batin Bajra bertanya-tanya. Sekaligus memikirkan harus darimana dia mengamati seorang manusia diantara ribuan manusia yang lalu-lalang.

Dari atas menara, Bajra bisa melihat panggung utama. Di sanalah para pejabat dan tamu undangan duduk menonton parade. Setelah parade musik militer kini giliran serombongan pemain opera Cina yang mempertontonkan kebolehan.

Tidak jauh dari sana, Panca dan Tuan Adrian berdiri sambil terus melambaikan tangan. Mereka bermaksud memberi kode pada Bajra bagaimana hasil pencarian yang disarankan dari atas menara.

Ketika mereka berdua melambaikan tangan artinya pencarian mereka nihil. Dan, Bajra harus kembali memberikan petunjuk.

Sayang, aku belum selesai membaca bagian akhir dari cerita itu. Andaikan menyelesaikannya, aku bisa menebak ke mana gadis itu akan pergi.

Bajra memejamkan mata. Dia berpikir.

Jika seorang gadis kecil berumur 10 tahun datang ke Pasar Raya seperti di sini, maka dia akan mengunjungi wahana permainan.

Bajra memperhatikan wahana komidi putar. Ternyata tidak ada di sana.

Kemudian beralih memperhatikan wahana melempar boneka. Tidak ada juga.

Bajra kembali mengarahkan pandangan kepada Tuan Adrian dan Panca. Mereka berdua menatap ke atas. Menunggu petunjuk dari Bajra.

Suara riuh manusia dan musik bersatu sehingga terdengar seperti lebah beterbangan. Ada sebagian yang suka menonton parade. Sebagian lagi sudah sibuk mendatangi tenan untuk berbelanja.

Setiap tenan diperhatikan Bajra. Tidak ada satu pun orang yang sesuai dengan kriteria yang akan dicari.

Jreng jreng jreng!

Suara musik dari opera Cina itu terdengar keras. Mereka begitu bersemangat menampilkan pertunjukan pembuka di hadapan para pejabat. Berdasarkan kabar yang beredar, mereka akan kembali tampil malam nanti khusus untuk memeriahkan Pasar Rakyat. Mungkin pertunjukan kali ini hanya pemanasan.

Bendera berwarna-warni dikibarkan oleh seorang pemain. Dia memamerkan keahliannya beberapa jurus beladiri sambil mengibarkan bendera bergambar naga.

Bajra memperhatikan antrian parade. Tidak ada lagi pertunjukan setelah ini. Mereka yang terakhir.

Bajra berpikir keras sambil memperkirakan berbagai kemungkinan. Biasanya para pejabat pulang setelah pertunjukan.

Dari atas menara, Bajra bisa melihat cukup jelas ketika para pejabat itu berdiri sambil memberikan tepuk tangan. Mereka sangat terhibur dengan parade yang baru saja terjadi.

Tapi, siapa itu?

Bajra memberikan kode pada Tuan Adrian dan Panca untuk segera bertindak. Bajra menunjuk ke arah panggung utama dengan menggerakan tangannya berulang-ulang.

"Cepat, dia di sana!"

Panca dan Dendam SophiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang