61.

2.8K 369 139
                                    

Wattpad erorr ga bisa dikasih gambar, sungguh ingin ku berkata kasar.

Author POV

"BANGSAT!!!!," ucap Aura sambil menoleh ke arah Andre.

Bukan tanpa sebab, Aura berbicara seperti itu.

Ia berumpat karena ulah Andre, yang menancapkan jari kukunya tepat dileher Aura saat Aura menopang tubuh Andre diatas, saat sedang berlomba panjat pinang.

"...," Andre berpura-pura kebingungan.

"Apa maksud lo kayak gitu, ha?!," Aura mendekat ke Andre dan mencengkram erat kerah baju yang dikenakan Andre.

"Weh, santai Non!," Yanto yang melihat, langsung menarik Aura dan melerai mereka.

"Kenapa euy?,"

"Ada apa tuh?,"

"Apaan sih?," orang-orang mulai kepo, dan berbisik-bisik. Karena tadi mendengar Aura berteriak kencang.

"O-Oke, sepertinya kita ada sedikit masalah disini. Jadi kita langsung saja ke peserta berikutnya!!!," teriak Bima dengan TOA kesayangannya.

Sedangkan Aura digiring menuju kesebuah tempat oleh Yanto untuk ditenangkan emosinya. Aura tak berhenti menatap Andre dengan tajam.

Mereke semua pun membersihkan diri dari lumpur dan juga oli yang sangat menempel ditubuh.

"Kenapa tadi Den?," mereka semua bertanya. Tak lama keluarga dari Aura pun datang.

"Ada apa tadi?," tanya Aksaro, Kakek Aura.

"Kenapa teriak-teriak tadi?," Sulis, Mama Aura juga bertanya. Dan bla bla bla, pertanyaan yang sama diajukan oleh semua orang.

"Shhh," Aura memegangi lehernya dan tak menjawab pertanyaan mereka semua.

"Ck!," kesal Aura saat bintik-bintik darah menempel pada telapak tangannya.

"A-da apa?," Putri. Baru saja datang dengan khawatir dan langsung menghadap ke Aura.

Pandangan Aura Langsung tertuju kepada Putri yang tepat berada didepannya.

"Ga ada apa-apa," lirih Aura yang masih bisa didengar oleh Putri.

"Leher...... berdarah," seketika Putri langsung panik dan memegangi leher Aura.

Deg

Jantung Aura berpacu dengan begitu cepatnya.

"Kok bisa sih?!," kini Risa, Kakak perempuan Aura tak kalah khawatirnya.

"Jangan ditekan, nanti tambah keluar banyak darahnya," dengan sigap, Sulis membersihkan darah yang ada di leher Aura menggunakan tisu. Spontan, Putri langsung menjauhkan tangannya.
Yaaaaaa, penonton kecewa.

"Kok bisa keluar darahnya kayak gini?," ucap Indira. Nenek Aura.

"...," Mereka semua senantiasa menunggu jawaban Aura.

"Sshhh," sedikit desahan Aura keluar dengan pelan. Karena kesakitan.

"Udah," lehernya sudah di pasang 2 plester dengan hansaplas, kanan dan juga kiri.

Dia PutriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang