82.

2.2K 199 30
                                    

Author POV

"P-ak........,"

"To-.......long.....,"

Deg!

"Kenapa Pak?!," tanya Aura khawatir. Mendengar suara lemah dan serak dari Pak Heri.

"Woy Pak Heri, suaranya!"
"O-h ma-ap, uhuk-uhuk!. Gimana?"
"Nah kayak gitu kan enak didengar! Kayak orang lagi sekarat aja tadi suaranya!"
"HEI CEPETAN!!"
"NGHH!!"
"Sabar Bu, kita sudah sampai!"

Suara begitu kisruh dari dalam telepon.

"Woy halo! Udah sampai mana?!," tanya Aura lagi. Untung saja Aura sedikit menjauh dari orang-orang disekitarnya. Jadi tak mengganggu.

"Ini saya sudah sampai Pak! Bapak sudah sampai?" tanya Pak Heri.

"Sudah!, Kalian sampai mana?!," tanya Aura lagi dan lagi.

"Ini saya didepan! Kalo Bapak sudah sampai tolong siapin ranjang rumah sakit!,"

"Oh itu saya lihat Bapak!,"

Seketika Aura menoleh ke kanan dan benar saja, mobil yang ia kenal sudah datang dihadapan.

Set (Pintu mobil terbuka)

"Mbak ini ada yang mau lahiran!," teriak Pak Heri ketika turun dari mobil.

Mbak resepsionis yang melihat itu, langsung bergegas memanggil para suster dan dokter untuk membantu Putri.

"Sa-yang....," Panggil Putri lirih. Sambil mengeden. Dan menggenggam erat tangan sang suami.

Putri tengah berbaring di ranjang rumah sakit dan kini dirinya sedang dibawa menuju ruang persalinan.

Sang suami, Aura. Mendampingi sang istri, Putri. Ia menggenggam erat tangan sang istri dan merasa tak tega melihat istrinya menderita kesakitan.

"Iya sayang, aku selalu disini," ucap Aura.

Putri menatap Aura lemas, sebab dirinya benar-benar tak berdaya. Apalagi dirinya sudah berusaha untuk mengeluarkan sang kembar sedari tadi namun tak kunjung bisa.

"Sakit," ucap Putri. Yang membuat Aura semakin tak kuasa menahan tangis.

"Anda ayahnya?," tanya sang dokter kepada Aura.

"Iya saya," jawab Aura.

"Temani istri anda bersalin. Bantu dia oke?," ucap Dokter ibu-ibu yang menangani Putri.

Aura mengangguk mantap. Lalu mereka masuk kedalam ruang persalinan.

"Tarik nafas, keluar kan...... dorong!,"

"Fiuh.... Hengghhk!!!," Putri sekuat tenaga mengeden!.

Sekarang, Putri sedang berjuang melawan maut.

Iya, dia sedang sekuat tenaga berjuang melahirkan sepasang darah daging yang telah dikandungnya selama 9 bulan itu!.

Dia menjambak rambut sang suami  dan tubuhnya dipenuhi oleh keringat. Seperti orang yang tengah mandi.

Dia PutriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang