23.

5.4K 441 10
                                    

Author POV

"Huft... Berat banget," keluh Putri yang sedang membawa 2 kresek besar berisikan bahan-bahan makanan.

Sekarang, Putri sedang otw pulang kerumah. Dengan melewati jalan yang tidak seperti biasa dia lewati. Juga membawa sesuatu yang lumayan berat. Namun Putri tetap sabar dan semangat.

"Dah mau siang aja," ucap Putri yang sedang melihat langit.

"Putri!," panggil seseorang dari kejauhan.

Namun, Putri tidak mendengar dan terus saja berjalan. Terus berjalan terus berjalan. Keinget Dory:v.

"Putri!," panggil seseorang itu lagi.

Tapi tetap, Putri tak mendengar teriakan itu. Hingga tiba-tiba...

"Hah... Akhirnya ketangkep!," ucap seseorang itu yang sedang memeluk Putri dari belakang.

"Wahhh!!," teriak Putri karena terkejut.

"Sssttt... Ssstttt...," seseorang itu menyuruh Putri diam seraya membungkam Putri.

"Ini aku," ucap seseorang itu.

"Mha?? Mohnm mahumah??," tanya Putri yang tak jelas suaranya.

"Ha? Apa?," tanya balik seseorang itu.

"Mehmpamim muhu!," ucap Putri.

"Eh oh sorry," sadar seseorang itu. Karena ia belum melepaskan bungkamannya. Dan juga melepaskan pelukannya.

"Hah... Hah... Hah...," Putri menarik dan menghembuskan nafas berulang kali.

"Non Aura ih!," kesal Putri. Setelah itu beranjak pergi meninggalkan Aura yang sedang diam membisu. Wanjay.

"Eh Put, tunggu!," teriak Aura.

Aura pun mengejar Putri yang jalannya cepet. Berusahalah Aura untuk menghentikan Putri. Sudah puluhan kali, namun tetap saja Putri tak menggubris ucapan Aura.

'Aishh, gada cara lain!' batin Aura.

Grab   (bukan apk😐)

Dengan sigap Aura memeluk Putri lagi dari belakang. Juga dengan kecepatan tinggi.

"Kumohon berhenti," pinta Aura lembut tepat ditelinga Putri.

Dimana seketika membuat Putri menghentikan jalannya dan jantungnya terpompa dengan cepat.

Cukup lama mereka seperti itu. Masing-masing mereka sedang merasakan detak jantung yang berdetak cepat. Membuat pipi menjadi merah dan membuat rasa nyaman.

"A-Apa?," tanya Putri kepada Aura yang masih setia memeluk nya dari belakang.

Aura tidak menjawab, melainkan sekarang sedang memejamkan mata seraya menikmati rasa nyaman itu.

"Hei," panggil Putri pelan dan lembut.

"Jangan marah..., aku tau aku salah," Aura menjelaskan perlahan.

"Maaf, ga seharusnya aku kayak 
gitu ke kamu," sambung Aura.

"Dan aku tau, kamu pasti jijik dan benci sama perlakuanku...," sambung Aura lagi.

Nyutt

'Dadaku sesak' batin Putri mendengar ucapan Aura.

"Jangan jahui aku...," mohon Aura.

Dia PutriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang