34.

4.4K 467 38
                                    

Author POV

"Boseeeeeennnnn," oceh Aura diatas kasur sambil berguling kesana kemari.

"Lama bangeeeett sih dia," sambung Aura.

Kebosanan sedang melanda Aura sekarang. Entah sejak kapan. Mungkin sejak kepergian Putri tadi pagi. Yang membuatnya seperti ini.

"Jalan-jalan aja ah," akhirnya Aura memutuskan untuk pergi berjalan-jalan sendiri disiang hari.

"Mau kemana?," tanya Aksaro yang sedang membersihkan kandang burung dihalaman depan.

"Jalan-jalan," jawab Aura sambil memakai sendal milik Kakaknya.

"Ga bawa motor?," tanya Aksaro lagi.

"Jalan kaki aja," jawab Aura ketus?.

"Yaudah ati-ati," ucap Aksaro.

"Iya," pamit Aura sambil salim ke Aksaro.

"Hm," jawab Aksaro dengan masih fokus membersihkan kandang burung miliknya itu.


















"Lewat mana ya?," ucap Aura sedang berpikir.

Aura sekarang sedang merenung memikirkan jalan yang akan ia lewati. Di taman bunga yang ada disebrang sungai. Masih inget kan kalian, yang ada jalan ditutup ama pager, yang jalannya kagak boleh dimasukin?. Nah itu tuh Aura lagi disitu.

Tak tau harus bagaimana caranya agar dia bisa lewat. Aura memutuskan untuk tidak jadi masuk kesana.

"Masuk aja deh," bimbang Aura.

"Tapi lewat mana?, masa manjat," oceh Aura sambil melihat ke atas.

"Bisa sih, tapi..... aman ga ya?," sambung Aura yang melihat pagar besinya.

"Hem....," Aura masih berpikir pikir.

"Oke deh," Aura memutuskan untuk memanjat pagar besi itu meskipun pagar besinya cukup tinggi dan susah. Pager besi yang bolong-bolong itu loh gess.

Sekuat tenaga Aura memanjat. Pada akhirnya dia sudah berada diatas pagar. Malah dia sedang duduk-duduk sebentar. Yampun Ra, bandel bener dah lu😐.

"Ha.....," setelah Aura berhasil melewati pagar besi.

"Akhirnya...., ke kepoanku tentang tempat ini akan bisa kuketahui... Huft...," lega Aura karena setelah ini ke kepoannya terbayarkan.

"Mana sih, katanya ada perbukitan ama jalan ke atas aer terjun," oceh Aura kesal.

"Huh huh huh huh.....," Aura ngos- ngosan karena ia berjalan menaiki anak tangga yang cukup panjang.

"Lah malah ada dua jalan," ucap Aura.

Kini Aura dihadapkan dengan dua jalan. Yang satu mengarah ke kanan. Yang satunya lagi lurus kedepan.

"Lewat mana anjim?!," bingung Aura.

"Kanan aja deh," Aura memutuskan untuk memilih jalan yang mengarah ke kanan.

"Rumah?," Tanya Aura ditengah perjalanan yang melihat sebuah rumah tua dan tentu tidak berpenghuni.

"Coto mate kudasai!, apa mungkin rumah ini...," ucap Aura menggantung.

"Hiiiiiiii.....!!!," ucap Aura sambil berlari kabur melewati rumah tua itu.

Aura pun melanjutkan perjalanannya sampai 5 menit sambil sedikit merinding. Atau sangat merinding?.

"Uwahh....," Aura terkagum-kagum saat sampai diatas air terjun.

"Ohh nyambung kesini," ucap Aura.

Aura melangkahkan kakinya mendekat ke tepian air terjun.

"Hiiiii tinggi banget," ngeri Aura ketika melihat kebawah.

Dia PutriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang