Author POV
17 Agustus...
"Raaaa bangoooonnn!," ucap seorang perempuan yang sedang berupayah membangunkan Aura.
"Raaaaaaaaaaaaaa!!," panggil seorang perempuan itu yang adalah Kakak perempuannya. Risa.
"Woeee bangoooonnnn!!!," sambil Risa menggoyang-goyangkan badan Aura.
'Aishh siapa sih?!' batin Aura kesal.
"Paansihhhh!," kesal Aura.
"Bangon cepetaaaaann!," ucap Risa.
"Aishhh," dengan terpaksa Aura membuka matanya dan bangun dari tidur.
"Lah Kak Risa?," kaget Aura melihat Risa yang tengah duduk ditepian ranjang.
"Hehe hi," sapa Risa dengan senyuman.
"Sejak kapan Kakak disini? Hoam...," tanya Aura dengan menguap.
"Tadi malem," jawab Risa seraya membenarkan rambut Aura yang berantakan.
"Sama siapa?," tanya Aura lagi yang tengah melihati Risa.
"Semua," jawab Risa yang masih fokus.
"Lah, ngapain kesini semua? Emang gapapa ninggal kerjaan ama kuliah?," heran Aura.
"Gatau tuh Papa, but ya, enak libur dulu dari tugas yang numpuknya ke udah jadi menara Eiffel," jawab Risa dengan cengiran.
"Yeeeeee," Ye Aura.
"Hehehe," tawa Risa.
"Buruan mandi gih," suruh Risa setelah membenarkan rambut Aura.
"Hoam... masih pagi Kak ntar aja," seraya Aura kembali tidur.
"Heee kita mau upacara loh," ucap Risa.
"Upacara apa?," tanya Aura sambil mengerutkan alis.
"17 Agustus," jawab Risa.
"Yaampun iya!," Aura langsung teringat dan bangun lagi.
Kemudian Aura langsung berlari mengambil handuk dan melesat pergi ke kamar mandi.
"Dasar," gemas Risa melihat adiknya itu.
1 2 3 Skip...
"Cepetan woy!," teriak keras Risa kepada adik-adik nya.
"Bentar napa!," oceh Adham dan Mada.
"Aishhh sabar napa Kak," oceh Aura.
"Lambat," ejek Risa lalu masuk kedalam mobil.
"Eyeyeye," ejek balik Aura, Mada dan Adham. Kemudian masuk kedalam mobil.
Aksaro, Bagas, Indira dan Sulis yang berada dalam satu mobil hanya bisa menggelengkan kepala melihat mereka. Reno juga tapi berada dimobil satunya.
Setelah semuanya selesai. Mereka berangkat menuju ke lapangan balai desa untuk mengikuti upacara 17 Agustus bersama.
"Duh panas....," oceh Risa merasa kepanasan. Risa mengipas-ngipas wajahnya menggunakan tangan.
"Kak, haus...," ucap Aura kepada Risa.
"Iya sama, Kakak juga, huft....," jawab Risa.
Kini mereka sedang baris sambil mendengarkan pidato yang disampaikan oleh Pak Kepala Desa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Putri
RomansaPutri, seorang wanita cantik yang berasal dari sebuah desa di salah satu wilayah Sunda. Yang hidup dengan kesederhanaan bertemu dengan pasangan takdirnya, pasangan sehidup semati yang tak disangka-sangka olehnya. Wanita tampan yang berdarah Jawa dan...