64.

2.5K 280 105
                                    

Author POV

"Nek temenin aku tidur dong," ucap Aura kepada Indira sambil bergelayut manja.

Malam ini entah Aura kesambet apa. Tiba-tiba saja ia bersikap seperti anak kecil dihadapan Neneknya.

Sembari masih bergelayut manja. Ia juga memasang muka melas dan menunjukkan puppy eyes-nya. Dan tentu saja membuat Indira gemas sekaligus jijik.

"Iya ayo," pasrah Indira.

"Oke!," dengan riang gembiranya. Aura menyeret Neneknya itu kedalam kamar miliknya.

"Tidur!," bentak Indira pelan.

"Iya!," jawab Aura ketus.

Mereka berdua sekarang sedang tiduran diatas kasur.
Indira sedang mengeloni Aura. Aura pun mulai memejamkan matanya. Dengan posisi Aura memeluk Indira dari samping.

Ditengah tengah Indira sedang mencoba mengelus-elus pucuk kepala Aura. Tiba-tiba saja Aura bangun tanpa sepengetahuan Indira.

"Nek," panggil Aura pelan. Namun, masih terdengar oleh telinga.

Plakk!

"Tidur!. Panggil-panggil mulu!," ucap Indira yang baru saja menampar pipi Aura.

"Aish! Sakit tau Nek!," kesal Aura sambil melihati Indira. Dan mengelus elus pipi bekas tamparan itu.

"Makanya buruan merem!," omel Indira kejam. Namun sekejam kejamnya Indira, dia masih sayang Cucunya.

Aura ditatap Indira dengan tajam dan menakutkan. Sedang, Aura hanya mengoceh tak jelas.

"Nek," panggil Aura lagi.

"Hm?," deheman Indira. Kali ini Indira mendengarkan.

"Aku boleh tanya?," ucap Aura.

"Boleh. Mau tanya apa?," jawab Indira.

Kemudian Aura memposisikan tubuhnya menghadap ke atas dan melamun untuk sejenak.

"Kenapa?," ucap Aura. Indira menoleh ke arah Aura.

"Kenapa kisah cintaku selalu aja ga berakhir bahagia?," ucap Aura.

Sontak Indira langsung tersenyum sambil mendekap Aura lagi kedalam pelukannya.

"Sayang," ucap Indira lembut. Sambil mengelus pucuk kepala Aura dengan sayang.

"Tolong Nenek jawab," ucap Aura penuh penekanan.

"...," Indira terdiam sejenak.

"Bukan berakhir tak bahagia sayang. Tapi......," Indira menggantung ucapannya.

"Tapi apa?," tanya Aura dengan serius.

"Tapi......, belum saatnya," ucap Indira.

Aura yang mendengarnya hanya diam menatap Neneknya dengan penuh maksud.

"...," Aura sedikit bengong.

"Huft........, Oke," akhirnya Aura paham. Kenapa kisah cintanya tak berakhir bahagia.

Aura pun memejamkan matanya. Sedang, Indira masih betah mengelus elus Aura.

"Nek," panggil Aura lagi dengan lirih.

Dia PutriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang