21.

5.3K 416 6
                                    

Author POV


'A-Ada apa denganku? A-Aku tak bisa menolaknya' batinku yang sedang dirangsang? oleh Non Aura.

"Hah...hah...hah," hembusan nafasku yang tidak beraturan. Setelah Non Aura mengecupi leherku.

Kenapa? Kenapa? Kenapa susah sekali untuk menolak?. Sungguh aku benar-benar lemas sekarang.

Kini kulihat Non Aura sedang melihat bibirku. Dan entah mengapa aku juga melihat ke arah bibirnya. Ahhh bibirnya!!!. Merah dan kecil tapi berisi. Aku, a-aku ingin merasakannya. Ha?! Tidak tidak tidak!!. Sadar Putri!!!.

Tidak!. Non Aura mulai mendekatkan wajahnya!. Aku tidak bisa bergerak!. Sekarang hidungnya menyentuh hidungku. Aku hanya bisa memejamkan mata sekarang. Dengan jantungku yang berdetak sangat cepat. Aku bisa merasakan Non Aura semakin dekat. Semakin dekat!!.

Tapi, entah kenapa. Aku terhanyut dalam perlakuannya?.












































































Tok
Tok
Tok

"Dek,"

Deg

Seketika aku dan Non Aura membuka mata sembari terkejut. Dan langsung saling menjauhkan diri dengan nafas yang masih tersenggal-senggal.

Tok
Tok

"Dek," panggil seorang pria dari luar kamar, yang ternyata Den Reno. Karena aku lumayan hafal suaranya.

"I-Iya!," jawab Non Aura.

Kami benar-benar masih shock dengan kejadian barusan. Sehingga kami saling tatap menatap. Kemudian Non Aura beranjak dari duduknya dan membuka pintu kamar.

"A-Ada apa Kak?," tanya Non Aura yang gugup.

"Lagi ngapain?," tanya balik Den Reno kepada Non Aura.

"E... M-Main game, ya main game," jawab Non Aura yang gugup.

Aku hanya bisa diam. Karena masih shock. Shock?. Aku tidak berani menoleh ke arah kakak beradik itu.

Ku berusaha menetralkan detak jantungku. Sembari masih duduk dalam diam.

"Ohh," Den Reno ber 'oh' ria.

"Btw... Kenapa?," tanya Non Aura lagi.

"Gapapa, ohya dibawah ada Kakaknya Putri, katanya mau jemput dia," ucap Den Reno.

Aku yang mendengar itu. Seketika langsung menoleh kearah kakak adik itu. Lalu aku beranjak dari dudukku dan menghampiri mereka.

"A-Ada kakak saya?," tanyaku memastikan saja.

"Iya, tuh dibawah," jawab Den Reno. Aku hanya mengangguk.

"Udah ditungguin," ucap Den Reno seraya beranjak pergi dari hadapan.

"I-Iya," ucapku.

Dia PutriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang