Ost kedua dicerita ini?😂👆.
Author POV
3 hari kemudian...
"Lho kok?," Aura. Dengan menunjuk kearah kedua orang yang sedang berdiri didepan pintu. Siapa lagi kalau bukan Kakek dan Papanya.
Mereka berdua telah kembali dari luar negeri. Kendala bisnis pun sudah mereka selesaikan. Tetapi, mereka berdua menyelesaikannya dengan cepat. Oleh karena itu, Aura heran. Kenapa Kakek dan Papanya pulang cepat. Yang seharusnya 2 minggu, malah jadi 3 hari.
"Kok kok kok," Bagas, Papanya. Sedang mengejek Aura.
"Iya, selesai dengan cepat. Ga usah kaget gitu," Aksaro, Kakeknya Aura.
"Ohw," Ohw Aura. Tapi, masih lumayan tidak percaya.
"Kalo gitu, nanti aku boleh pulang dong," senang Aura. Karena sudah tak menghandle pabrik lagi.
"Ga boleh," seorang Ibu, baru saja masuk kedalam rumah sembari diikuti oleh beberapa orang dari belakangnya. Ibu itu adalah Mamanya Aura, yang bernama Sulis.
"Loh?!," Aura terkejut sembari terheran heran lagi.
Pasalnya, seluruh keluarganya tengah berkumpul disini. Di desa.
Raut wajah Aura bertanya-tanya. Kenapa semuanya kesini?. Padahal kan, ini bukan waktunya liburan. Tapi, kenapa semuanya juga membawa tas pakaian?.
"Wait what?," Aura kebingungan.
"Iya, pulangnya minggu depan," Reno, Kakak pertamanya Aura.
"H-Ha?," Aura semakin bingung.
"Masa lupa Dek?," timpal Risa, Kakak perempuan satu-satunya yang dimiliki Aura.
"Biasalah. Udah tua," ejek Mada, Kakak yang nomer tiga.
"Pffttt," si Adham, Kakak keempat. Sedang menertawakan Aura.
"Ah?. Apa sih?," Aura, anak bungsu dari keluarga ini. Ia kini tengah super duper kebingungan.
"Seminggu lagi ada acara dibalai desa. Syukuran hasil panen. Masa kamu lupa?. Yang kayak dulu itu loh," Indira, Neneknya Aura.
"Ohhhhhhhh," Oh Aura panjang.
"Gitu aja lupa," ejek Papanya.
"Dasar," umpat seluruh keluarganya.
"Aish, iya maaf," Aura merasa kesal karena diejek oleh seluruh keluarganya.
"Yaudah, kalian beres-beres dulu sana. Kalo laper tuh, udah Nenek siapin dimeja makan," ucap Indira sambil berlalu pergi.
"Iya Nek," kompak mereka semua kecuali Aura.
Siang hari 10.30
"MBAH SEN!!!," teriak Aura memanggil Mbah Seno. Penjaga air terjun dan juga perbukitan.
"Mbah!!!," sejak tadi, Aura terus menerus mencari Mbah Seno. Namun, Mbah Seno tak kunjung muncul juga.
Ia tidak perduli. Panas mentari terus ia terjang. Sambil mondar-mandir diatas air terjun, tepat didepan rumah tua. Tempat tinggal Mbah Seno dulu sewaktu masih hidup.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Putri
RomancePutri, seorang wanita cantik yang berasal dari sebuah desa di salah satu wilayah Sunda. Yang hidup dengan kesederhanaan bertemu dengan pasangan takdirnya, pasangan sehidup semati yang tak disangka-sangka olehnya. Wanita tampan yang berdarah Jawa dan...