Buat kalian yang baca ini.
Jangan lupa makan ya😊🖕.Author POV
Tok
Tok
Tok"N-Non," panggil Putri.
Siang ini, matahari memancarkan teriknya yang sangat panas. Hingga, panas itu menerobos masuk kedalam rumah.
Putri, dengan membawa nampan berisi 1 es buah. Dan juga 2 potong pizza.
Dia masih berdiri didepan pintu besar. Dimana itu adalah sebuah kamar. Kamar milik Aura."Permisi," ucap Putri.
Perlahan Putri membuka pintu itu, karena sedari tadi dia berdiri tak ada jawaban dari dalam.
"N-Non?," panggil Putri lagi.
Ternyata, orang yang dipanggil 'Non' itu sedang tiduran diatas sofa dengan telanjang dada memperlihatkan roti sobeknya dan hanya menggunakan boxer ketat berwarna hitam. Dan telinganya sedang disumpal dengan headset, mangkanya kagak denger kalo ada yang manggil.
Eits, jangan lupakan juga. Orang yang dipanggil 'Non' itu membuka lebar kedua kakinya. Satu kakinya ia taruh diatas sandaran sofa. Bayangin aja sendiri.
Posisi yang seolah-olah seperti 'mengajak' untuk berolahraga celap celup itu, membuat siapa pun yang melihatnya akan menelan ludah. Apalagi ditambah ada penampakan tonjolan besar yang tertempel terbalut kain hitam pekat.
Glek
Putri, menelan ludahnya, wajahnya merona merah dan dia langsung menoleh kearah lain. Karena itu tidak baik untuk dilihat. Asekkk, Halah Put Put padahal kemaren udah ngerasain pas di air terjun :v.
"N-Non,"
"Non Aura," Putri menggoyang goyangkan tubuh Aura pelan-pelan. Kalian harus berpikir dua kali untuk kalimat barusan.
"Hm?," Aura membuka kedua matanya.
"Taruh situ aja," ucap Aura menunjuk kearah meja kecil yang tak jauh darinya. Kemudian melepas headset yang ia pakai.
"Iya," Putri dengan cepat menaruh nampan itu dan langsung bergegas akan pergi.
"Putri," Panggil Aura. Putri menghentikan langkahnya dan menoleh ke Aura yang posisinya masih sama.
"Sini," ucap Aura sambil sedikit tersenyum.
"Em I-Iya," Putri menghampiri Aura dan tak berani sama sekali menatap Aura.
Karena, Putri tidak berani melihat tubuh Aura, termasuk tonjolan besar itu."...?," Aura menautkan kedua alisnya, pertanda bahwa ia sedang kebingungan.
'Dia kenapa?' batin Aura saat melihat gelagat Putri yang aneh.
"Kamu kenapa?," tanya Aura.
"Ah?!. E-Engga kenapa-napa," jawab Putri yang membuat Aura memicingkan matanya.
"Oke.....," Ucap Aura. Lalu....
"Sini duduk, aku mau ngomong sama kamu," Aura menyuruh Putri untuk duduk dilantai. Dan tentu saja menghadap ke arahnya.
Putri menurut. Kemudian duduk dan tentu saja masih belum berani menatap Aura.
"Huft....," Aura menghembuskan nafas kecil.
"Hey," Aura menarik wajah Putri agar Putri melihat kearahnya.
Deg
"Aku udah bilang berapa kali?. Kalo orang lagi ngomong, dengerin. Lihat mata mereka," ucap Aura tegas. Membuat Putri semakin ketakutan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Putri
RomantikaPutri, seorang wanita cantik yang berasal dari sebuah desa di salah satu wilayah Sunda. Yang hidup dengan kesederhanaan bertemu dengan pasangan takdirnya, pasangan sehidup semati yang tak disangka-sangka olehnya. Wanita tampan yang berdarah Jawa dan...