Part 07

49 7 0
                                    

Zyara melirik dua kardus mie instan, dua karung beras, telur, daging kalengan, dan satu kotak susu besar di meja. Semua itu adalah pemberian dari Eldo yang dibawa oleh Irgina dan Natalia untuknya.

"Kami kesulitan menghubungimu, jadi kami memutuskan untuk datang ke mari atas keinginan bos kami, mungkin kau terkejut karena kami datang tiba-tiba," ucap Irgina.

Zyara tidak menanggapi.

Natalia tidak ikut bicara. Ia hanya melihat ke sekeliling tanpa menggerakkan kepalanya.

Irgina memberikan amplop berwarna kuning pudar pada Zyara yang isinya sudah pasti uang. "Perusahan kami merayakan ulang tahun yang ke-2. Ini bonus dari Pak Eldo. Kami berharap kau bersedia bergabung menjadi penulis andalan LD Publisher. Tidak perlu mencemaskan tempat tinggal di sana, kau bisa memberitahu Pak Eldo, beliau pasti akan membantumu."

"Maaf, tapi aku tidak berminat," tolak Zyara.

"Tapi, kenapa?" tanya Irgina. "Atau... kau bisa menerbitkan karyamu yang berjudul Dia Datang. Aku sudah membacanya dan merevisi naskahnya. Novel itu sangat bagus, aku yakin akan sangat laku di pasaran. Para pembacamu sudah menanti karya barumu."

"Pergilah," kata Zyara sambil bangkit dari tempat duduknya.

Irgina dan Natalia pun berdiri. Natalia terlihat kesal dengan sikap Zyara yang tidak ramah bahkan bisa dibilang kurang sopan. Ia melihat pada Irgina yang tampaknya baik-baik saja, tidak menunjukkan ekspresi tersinggung sama sekali.

Irgina meletakkan kartu namanya di meja. "Kalau kau berubah pikiran atau ingin berbicara denganku, kau bisa menghubungi nomorku yang tertera di kartu tersebut."

Zyara tidak merespon.

Di depan rumah Zyara, Natalia tampak kesal. "Kenapa dia sombong sekali? Padahal dia terlihat lebih muda dari kita, tapi sikapnya menyebalkan."

"Sabar, mungkin dia sedang punya masalah berat. Jadi, dia agak... begitu," ucap Irgina.

Natalia memutar bola matanya.

Mobil Yuda telah tiba. Kedua gadis itu pun masuk.

"Aku sudah menemukan penginapan yang lumayan bagus dan nyaman," kata Yuda.

"Apa di sini banyak penginapan?" tanya Irgina.

"Hanya sedikit. Penginapan di sini sering disewa oleh orang-orang luar desa yang melakukan syuting film atau sekedar berlibur mencari ketenangan di desa ini," ucap Yuda sambil menyalakan mesin.

Pandangan Natalia teralihkan ke rumah Zyara, tepatnya di salah satu jendela kamar di rumah tersebut. Terlihat sosok berwarna hitam yang melihat ke arahnya. Natalia segera mengalihkan pandangannya.

Mobil pun melaju meninggalkan rumah tersebut.

Natalia menggelengkan kepalanya.

Irgina menyentuh bahu Natalia. "Kau baik-baik saja?"

Natalia mengangguk. "Hanya sedikit pusing, mungkin aku mabuk perjalanan. Sudah lama aku tidak melakukan perjalanan jauh."

Irgina tersenyum kecil.

Yuda bersuara, "Oh ya, aku hanya menyewa dua kamar. Satu untukku dan satu untuk kalian berdua. Tidak apa-apa, kan? Masalahnya semua kamar di penginapan tersebut sudah penuh disewa oleh para tamu dari luar kota. Beruntung masih ada dua kamar yang tersisa."

"Tidak apa-apa, Mas Yuda," ucap Irgina.

Sesampainya di penginapan.

"Ah, lelah sekali," ucap Natalia sambil menghempaskan tubuhnya ke ranjang. "Apalagi Mas Yuda yang menyetir sejauh itu. Dia pasti sangat lelah."

MISANTHROPETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang