Keesokan harinya, Irgina dan Natalia nembawa koper dan tas mereka ke teras. Kedua gadis itu tampak sudah siap dengan barang bawaan mereka.
"Apa semalam kau tidur dengan nyenyak?" tanya Irgina.
Natalia mengangguk-anggukkan kepalanya. "Iya, tempat tidurnya sangat nyaman."
Irgina tersenyum mendengar jawaban Natalia.
Mobil hitam itu berhenti di depan rumah Irgina. Sopir membunyikan klakson.
"Oh, mobilnya sudah datang," kata Irgina.
Sopir muda nan tampan keluar dari mobil tersebut. Natalia terbengong melihat ketampanan pria itu. Tubuh tinggi tegap, kulit eksotis, dan rambut-rambut halus di sekitar wajahnya. Pria itu memiliki sepasang mata setajam elang, hidung lancip, dan bibir tipis berwarna merah gelap.
"Apa benar ini rumahnya Nona Irgina?" tanya pria itu.
Irgina mengangguk. "Iya, benar."
"Namaku Yuda, aku disuruh Om Eldo untuk mengantarmu dan rekanmu ke Desa Limus di luar kota," ucap pria itu.
"Om? Kau keponakannya Pak Eldo?" tanya Irgina.
Pria bernama Yuda itu mengangguk. Ia menoleh pada Natalia yang masih menatapnya dengan tatapan terpesona.
"Halo? Apa kau baik-baik saja?" tanya Yuda sambil mengibaskan tangannya di depan wajah Natalia.
Natalia menggeleng pelan sambil mengumpulkan kesadarannya. Ia mengangguk. "Iya, aku baik-baik saja."
Yuda tersenyum.
Oh? Dia tersenyum? Tampan sekali! Jerit Natalia dalam hati.
Irgina hanya menggeleng pelan melihat itu. Ia menyeret kopernya.
"Biar aku saja." Yuda membantu Irgina dan Natalia memasukkan koper dan tas mereka ke bagasi mobil.
Dalam perjalanan, mereka bertiga sama-sama diam. Tampaknya tidak ada satu pun di antara mereka yang ingin memulai pembicaraan.
Yuda fokus menyetir, sementara Irgina dan Natalia duduk di kursi belakang sambil melihat jalanan yang dilalui mobil.
"Oh ya, Om Eldo sudah menyiapkan sedikit bingkisan untuk penulis yang akan kalian kunjungi itu. Semuanya ada dalam bagasi," ucap Yuda.
"Baik, nanti kami akan memberikannya," kata Irgina.
"Aku akan mengurus penginapan kalian, karena aku juga akan menginap sampai kalian pulang. Jadi, aku bertugas mengantar dan menjemput kalian agar aman," kata Yuda.
"Jadi, Mas Yuda juga akan menginap di Desa Limus?" tanya Natalia.
Yuda mengangguk. "Iya, kalian hanya satu minggu di sana, kan? Karena hari Rabu di minggu terakhir aku harus pergi ke luar kota untuk pekerjaan."
"Iya, hanya satu minggu. Kalau memungkinkan, sebaiknya kita pulang lebih cepat saja," kata Irgina.
Setelah mereka melewati perjalanan yang panjang di daerah perkotaan, akhirnya mereka pun memasuki wilayah pedesaan yang sunyi.
Natalia tertidur pulas, sementara Irgina melihat aplikasi lokasi di layar ponselnya. Yuda mengecilkan volume musik yang menyala saat melihat Natalia yang tertidur.
Irgina melihat papan arah di depannya bertuliskan Selamat Datang di Desa Limus. Ada banyak banner di tepi jalan menampilkan wajah dua orang pria paruh baya sambil tersenyum bijak. Di bawah foto mereka ada angka satu dan ilustrasi paku merobek angkanya.
"Sepertinya di desa ini akan segera diadakan pemilihan umum," ucap Yuda.
"Iya, banyak sekali banner-nya sampai-sampai menutupi pemandangan alam di tepi jalan," sahut Irgina.

KAMU SEDANG MEMBACA
MISANTHROPE
HorrorSINOPSIS Bermula dari seorang editor naskah novel yang mencari seorang penulis novel yang akhir-akhir ini sulit sekali dihubungi. Seolah-olah ditelan bumi, penulis novel misterius itu tidak ada kabar sama sekali setelah beberapa minggu terakhir. Pem...