Di Puskesmas Desa Limus.
Terlihat beberapa pasien yang datang ke puskesman dan mendapatkan penanganan di puskesmas satu-satunya di kampung tersebut. Ada juga keluarga pasien yang datang untuk menjenguk.
Yuda datang untuk melihat keadaan Irgina dan Natalia. Ia membawa sekeranjang buah-buahan segar dan bubur.
"Tidak apa-apa, kita bisa kembali ke kota setelah kalian sembuh. Aku sudah bicara pada Om Eldo. Dia memang sedikit marah, tapi kalian tidak perlu khawatir," kata Yuda.
"Lalu, bagaimana dengan Mas Yuda? Mas Yuda harus pergi ke luar kota besok, kan?" tanya Natalia.
"Aku sudah bilang pada atasanku, dia mengizinkanku. Jadi, kau tidak perlu mencemaskanku. Yang penting sekarang kalian istirahat dan memikirkan hal-hal yang positif," kata Yuda.
Natalia mengangguk. "Terima kasih, Mas Yuda."
Irgina bertanya, "Ngomong-ngomong, Mas, apakah Mas Yuda masih menyewa kamar di rumah Pak RT?"
Natalia menoleh pada Yuda. Tampaknya ia juga penasaran dengan jawaban Yuda.
"Aku merasa tidak nyaman menyewa rumah Pak RT, sehingga aku memilih untuk menyewa kamar penginapan yang waktu itu. Meski lebih mahal, setidaknya aku merasa lebih bebas di sana," jawab Yuda.
Natalia tersenyum. Ia membayangkan wajah Dartiwi yang menangis histeris, karena Yuda pergi darinya.
"Baiklah, aku pulang dulu, ya. Kalian harus beristirahat," ucap Yuda.
Irgina dan Natalia mengangguk.
"Hati-hati di jalan, Mas."
Yuda berlalu keluar dari kamar rawat. Ia berjalan menyusuri koridor dan berpapasan dengan Zyara. "Oh? Zyara?"
"Kak Yuda? Kak Yuda dari kamar rawat Kak Irgina dan Kak Natalia?" tanya Zyara.
Yuda mengangguk.
"Aku juga ingin melihat keadaan mereka. Kamar rawat mereka di mana?" ucap Zyara diakhiri dengan pertanyaan.
Yuda menunjukkan arah menuju kamar Irgina dan Natalia. Setelah itu, Zyara pun pergi ke ruangan yang dimaksud oleh Yuda.
"Wanita menyebalkan itu pasti menangis sambil berguling-guling di lantai, karena Mas Yuda tidak lagi menyewa kamar di rumahnya," kata Natalia sambil tertawa jahat.
Irgina hanya menggeleng pelan.
Zyara mengetuk pintu lalu masuk. Melihat kedatangan Zyara, Irgina dan Natalia tampak terkejut.
"Zyara, kau tidak pergi ke sekolah?" tanya Irgina.
"Setelah membaca chat dari Kak Natalia, aku sangat khawatir." Zyara duduk di kursi bekas Yuda duduk tadi lalu ia melihat pada Irgina dan Natalia bergantian. "Kalian terlihat pucat, apa kalian sudah diperiksa lagi oleh dokter?"
Irgina dan Natalia saling pandang.
"Kami hanya... sedikit syok atas kejadian semalam," jawab Irgina.
"Kejadian semalam?" Zyara tampak khawatir.
Natalia segera menyahut, "Iya, kejadian semalam di kaki bukit yang ada pohon besar itu. Kami tidak bisa menceritakan apa yang terjadi, karena itu benar-benar menakutkan."
Zyara terdiam setelah mendengar jawaban Irgina dan Natalia. Melihat ekspresi Zyara yang berubah, Irgina dan Natalia saling pandang.
"Aku ingin berterima kasih pada kalian," kata Zyara sambil tersenyum sendu.
Irgina mengernyit. "Kenapa berterima kasih? Kami tidak melakukan apa pun untukmu."
Natalia mengangguk mengiyakan ucapan Irgina.
KAMU SEDANG MEMBACA
MISANTHROPE
TerrorSINOPSIS Bermula dari seorang editor naskah novel yang mencari seorang penulis novel yang akhir-akhir ini sulit sekali dihubungi. Seolah-olah ditelan bumi, penulis novel misterius itu tidak ada kabar sama sekali setelah beberapa minggu terakhir. Pem...