Part 15

99 12 0
                                    

Irgina dan Natalia melihat Zyara yang makan dengan lahap. Tampaknya Zyara sangat kelaparan seperti orang yang tidak makan selama berminggu-minggu. Bahkan satu baskom nasih pun habis olehnya.

"Kau mau tambah lagi?" tanya Irgina.

"Tidak, terima kasih." Setelah itu, ia pergi meninggalkan meja makan.

"Apa dia tidak pernah makan sebelumnya?" tanya Natalia.

Irgina dan Natalia tersentak kaget mendengar suara sendawa yang cukup keras.

"Sepertinya iya," ucap Irgina.

🥀🥀🥀

Natalia tampak rapi. Ia melihat Zyara sedang mengotak-atik ponselnya di kamar.

"Emm, Zyara?" panggil Natalia.

Zyara menoleh pada Natalia yang berdiri di depan pintu kamarnya yang setengah terbuka.

"Apa ada Gereja di dekat sini?"

Sementara itu, Irgina sedang menghirup udara segar di halaman depan rumah. Ia melihat warga yang sibuk di pagi hari. Mereka berlalu lalang melewati rumah Zyara.

Irgina menyapa mereka sambil mengangguk santun, tapi mereka tampak sinis dan mengabaikannya.

"Siapa dia sedang apa dia di sana?"

"Aku tidak tahu. Sepertinya dia teman atau kerabatnya Resa. Lebih baik kita menjauhinya. Siapa pun yang dekat-dekat dengan Resa akan mendapatkan malapetaka."

Irgina mengernyit mendengar bisikan-bisikan warga yang tidak pantas itu.

Terdengar suara langkah kaki keluar dari rumah. Perhatian Irgina teralihkan. Ia menoleh, ternyata Natalia.

"Wah, wah, wah, cantiknya," goda Irgina yang melihat Natalia sudah rapi.

Natalia tersenyum malu. "Zyara bilang ada Gereja dekat sini, jadi aku akan ke sana."

"Kau yakin pergi sendiri dan berjalan kaki? Bagaimana kalau aku menelepon Mas Yuda untuk mengantarmu?" tanya Irgina.

"Tidak usah, Kak. Aku tidak mau merepotkannya. Kakak mau ikut?" canda Natalia.

"Aku belum mandi. Kalau kau mau menunggu sebentar, aku mandi dulu lalu mengantarmu," kata Irgina.

"Oh? Tidak usah, Kak. Aku hanya bercanda. Aku pergi, ya." Natalia pun pergi.

"Hati-hati di jalan." Irgina melambaikan tangannya.

Natalia telah sampai di Gereja Desa Limus yang ternyata jaraknya tidak terlalu jauh. Masih bisa ditempuh dengan jalan kaki.

Saat selesai, Natalia keluar dari Gereja. Ia terpaku melihat Yuda juga keluar dari Gereja.

"Tampan, muda, atletis, dan juga... seiman." Natalia tampak senang. Ia menghampiri Yuda. "Mas Yuda?"

Yuda menghentikan langkahnya. Ia menoleh pada Natalia. "Oh, Natalia? Ayo, kita pulang bersama."

Mereka bedua pun berjalan bersebelahan meninggalkan Gereja.

"Kalau aku tahu kau ke mari, aku akan menjemputmu tadi. Kita bisa pergi ke Gereja bersama-sama," kata Yuda.

Natalia tersenyum kecil. "Dari namaku saja sudah kelihatan, Natalia Jeanne. Tentu aku akan datang ke Gereja tiap Minggu."

"Benar juga." Yuda menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Tapi, sewaktu SD aku punya teman. Namanya Siti Kristiana Gautami. Aku kira dia Muslim atau Kristen, ternyata dia Hindu."

"Benarkah?"

"Iya."

Sementara itu, Irgina memasuki dapur. Ia menuangkan air minum dari dari dispenser ke dalam gelas. Saat akan kembali ke ruang tengah, Irgina melihat ke pintu dapur yang setengah terbuka. Ada Zyara yang sedang mengotak-atik ponselnya di halaman belakang rumah.

MISANTHROPETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang