Jam menunjukkan pukul 1 malam. Natalia tampak tidur nyenyak di ranjangnya. Asap berwarna merah gelap tiba-tiba muncul di sudut ruangan membentuk sebuah sosok wanita bergaun merah. Ya, sosok itu datang. Ia tersenyum lebar.
Natalia perlahan membuka matanya saat merasakan ada asap hitam yang masuk ke hidungnya. Ia melihat sosok wanita bermata merah itu menggantung di sudut ruangan seperti biasa setiap ia bangun tidur.
Tangan Natalia bergerak-gerak.
"Menarik, kau tidak sepenuhnya terpengaruh olehku," gumam sosok bermata merah itu.
Tiba-tiba pintu kamar terbuka. Pandangan sosok bermata merah itu teralihkan pada Widya yang berdiri di pintu.
"Ada apa dengan hantu gosong itu?" gumamnya.
Tiba-tiba Natalia bangkit dari ranjangnya dan melompat ke arah sosok itu sambil mengaitkan kalung salibnya ke leher sosok itu hingga tubuhnya menggantung.
Sosok itu kembali menatap pada Natalia. Lehernya yang terkena kalung salib tergores dan mengeluarkan percikan api. Natalia mengernyit.
Tiba-tiba tubuh Natalia terpental ke di dinding dan jatuh ke lantai. Pintu kamar terbanting menutup dengan sendirinya.
"Natalia!" suara Widya dari luar kamar.
Sosok itu menyingkirkan kalung salib di lehernya. "Ini tidak akan berfungsi padaku."
Natalia menelan saliva. Ia melihat sosok merah itu melayang dan mendekat padanya. Saat sosok itu melewati kayu salib di dinding, kayu salib itu menjadi terbalik dengan sendirinya.
"Bagaimana bisa...." Natalia gemetar ketakutan saat sosok merah itu kini berada di depan wajahnya. Ia menyentuh dagu Natalia dengan kukunya yang panjang dan tajam.
"Aku menginginkan tubuhmu sebagai tubuh baruku. Rina terlalu membosankan. Kau istimewa dan penuh kebencian," ujar sosok itu.
"Aku tidak membenci siapa pun!" sanggah Natalia.
"Kau punya kebencian, kau memiliki rasa benci dalam hatimu yang jauh lebih besar dari Rina," kata sosok itu. Ia menutup kedua mata Natalia dengan tangan kirinya.
Natalia tidak melihat apa pun semuanya gelap. Terdengar suara air yang berjatuhan ke tanah. Bahkan ia bisa mencium aroma tanah yang khas saat hujan.
Perlahan Natalia membuka matanya. Ia melihat gadis berseragam SMA terkulai di atas tanah lumpur yang basah karena hujan.
"Apa yang terjadi?" Natalia menghampirinya. Namun, sebuah batu melesat mengenai kepala gadis itu disusul suara tawa bersahutan.
Perhatian Natalia teralihkan pada anak-anak SMA yang berdiri tidak jauh dari gadis SMA yang terkulai di tanah itu.
"Bajingan-bajingan sialan." Natalia mengepalkan tangannya lalu menghampiri mereka. Namun, saat ia menyentuh salah satu dari mereka, tangan Natalia tembus seolah menyentuh hologram.
Natalia berusaha menyentuh mereka, tapi tetap tidak bisa. "Apa yang terjadi? Kenapa aku tidak bisa menyentuh mereka?"
Mereka melempari gadis itu dengan batu. Tidak peduli meski gadis itu sudah berdarah-darah.
Natalia berlari berusaha melindungi gadis itu dengan menghalangi batu-batu yang terus dilemparkan padanya, tapi itu tidak berhasil. Semua batu menembus tubuhnya dan tetap mengenai gadis itu.
Natalia melihat nama Rina di seragam gadis itu. "Rina?"
Tiba-tiba muncul sosok bergaun merah di belakang Rina. Natalia menggeleng. Tentu ia tahu apa yang akan diucapkan oleh sosok itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
MISANTHROPE
KorkuSINOPSIS Bermula dari seorang editor naskah novel yang mencari seorang penulis novel yang akhir-akhir ini sulit sekali dihubungi. Seolah-olah ditelan bumi, penulis novel misterius itu tidak ada kabar sama sekali setelah beberapa minggu terakhir. Pem...