Irgina membeku mendengar cerita Natalia. Ia menyesal telah menanyakan pertanyaan yang seharusnya tidak ia tanyakan.
Natalia melanjutkan, "Dan... waktu Kakak mengajakku ke rumah makan di samping penginapan...."
🥀 Flashback On 🥀
Natalia dan Irgina sampai di rumah makan samping penginapan. Ada banyak pengunjung yang datang dan makan di sana.
"Mejanya penuh, apa lebih baik kita memesan makanan lalu membungkusnya saja? Kita bisa memakannya di penginapan," tanya Irgina.
Bukannya menjawab, Natalia malah terbengong menatap ke depan. Ia melihat sosok besar berbulu lebat berdiri di dekat panci. Sosok itu memuntahkan air liurnya ke dalam panci tersebut di mana isinya adalah makanan untuk pembeli.
Natalia menutup rapat mulutnya. Ia mual sekali.
"Natalia?" Irgina menyentuh bahu Natalia membuat gadis itu tersentak kaget.
"Napsu makanku hilang," ucap Natalia pelan. Ia mengalihkan pandangannya ke seberang jalan dan melihat pedagang batagor siomay di seberang jalan.
"Aku mau itu saja," kata Natalia.
🥀 Flashback Off 🥀
"Jadi, apakah hantu di rumah makan itu adalah jin penglaris?" tanya Irgina.
Natalia mengangguk. "Katanya, kalau kita membeli makanan dari restoran yang ada jin penglarisnya, makanannya akan terasa sangat enak kalau di makan di restoran tersebut. Tapi, saat dibungkus dan dibawa pulang untuk dimakan di rumah, rasanya biasa saja."
Irgina mengangguk-anggukkan kepala. "Kalau rumor tentang jin penglaris, aku pernah mendengarnya."
"Dan... hantu di koridor tadi...."
"Suts, jangan diteruskan," potong Irgina.
"Ke-kenapa? Bukankah itu juga kejadian yang sudah berlalu?" tanya Natalia.
"Kita masih menginap di tempat itu.
Jadi, nanti saja setelah pulang ke rumah baru kau bisa menceritakannya," kata Irgina.Natalia mengangguk. Ia mengeluarkan laptop lalu mulai merevisi naskah novel.
"Kau bersemangat sekali?," kata Irgina.
"Yang cuti 'kan Kakak, aku tidak cuti, hanya menemani," celetuk Natalia sambil cemberut.
Irgina hanya tersenyum. "Ya, semangat, pejuang magang."
Natalia menyodorkan tasnya pada Irgina. Dalam tas tersebut ada banyak sekali makanan ringan.
"Kau pasti suka ngemil, tapi tubuhmu tidak gendut sama sekali. Aku iri padamu," ucap Irgina.
"Aku mau gendut. Orang bilang, tubuhku rata seperti triplek," ujar Natalia.
"Omong kosong, pasti yang bilang begitu orang gendut yang iri melihat tubuh rampingmu. Jangan didengarkan, kau cantik apa adanya," kata Irgina.
Natalia tersenyum. "Lalu kenapa Kakak iri? Kakak 'kan punya tubuh yang bagus."
"Sebenarnya kemarin-kemarin aku baru menurunkan berat badan. Ada lemak di perut dan lenganku. Menurunkan berat badan itu sangat sulit," keluh Irgina.
"Apa Kakak akan menikah di waktu dekat?" tanya Natalia.
Irgina memundurkan wajahnya. "Kenapa kau berpikir begitu?"
"Biasanya para gadis yang akan menikah sangat memperhatikan penampilannya. Mungkin mereka mencemaskan malam pertama saat dia bertel... hmmm." Natalia tidak melanjutkan kata-katanya, karena Irgina membekap mulutnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
MISANTHROPE
HorrorSINOPSIS Bermula dari seorang editor naskah novel yang mencari seorang penulis novel yang akhir-akhir ini sulit sekali dihubungi. Seolah-olah ditelan bumi, penulis novel misterius itu tidak ada kabar sama sekali setelah beberapa minggu terakhir. Pem...