Part 37

73 7 0
                                    

"Apa kau yakin?" tanya Bu RT.

Dartiwi menggerutu, "Iya, aku melihatnya sendiri. Mas Yuda menatap gadis itu dengan tatapan yang berbeda! Dia pasti menyukainya!"

"Bagaimana mungkin...."

"Apanya yang 'bagaimana mungkin', Bu?" gerutu Dartiwi. "Aku tidak mau kehilangan Mas Yuda. Tidak ada pria yang setampan Mas Yuda di desa ini. Aku cinta mati padanya, Buuuu."

Bu RT tampak berpikir. "Ayo, kita pergi ke rumah Mbah Dukun."

"Mau apa? Mau memperkuat peletnya?" tanya Dartiwi.

"Bukan."

Bu RT membawa kertas berisi lamaran pekerjaan milik Natalia. Dalam kertas tersebut ada biodata lengkap Natalia, termasuk tanggal lahirnya.

🥀 Flashback Off 🥀

"Kau sudah mempersiapkannya?" tanya Mbah Dukun sambil melihat kain di tangannya di mana isinya adalah helaian rambut Natalia. Ia juga melihat kertas biodata gadis itu.

"Aku harus mempersiapkan segalanya demi putriku. Tidak boleh ada satu pun gadis yang bisa merebut Yuda dari Dartiwi," kata Bu RT.

🥀🥀🥀

Natalia mendecih. "Selain pelet, mereka juga mengirimkan santet dan guna-guna. Benar juga, orang kampung tidak sepolos itu. Bahkan lebih mengerikan dan lebih kejam."

Sambil kembali fokus ke layar laptopnya, Natalia tidak memperdulikan kehadiran makhluk itu. Seperti biasa, ia akan berpura-pura tidak melihat mereka.

"Pak Eldo bisa marah besar, kalau aku tidak segera menyelesaikan semua ini," gumam Natalia. "Bos baik akan terlihat sangat menakutkan ketika marah."

Jam menunjukkan pukul 1 malam. Natalia pura-pura meletakkan buku ke meja dekat jendela. Padahal ia ingin melihat sosok bertanduk panjang itu. Ternyata masih saja berdiri di sana, di depan jendela.

Natalia terlonjak kaget saat ada seseorang yang menyentuh bahunya. Ia menoleh, ternyata Irgina yang bangun.

"Kau belum tidur?" tanya Irgina.

"Aku masih mengerjakan pekerjaanku. Kenapa Kakak bangun malam-malam begini?" tanya Natalia.

"Emm, aku hanya ingin pipis." Irgina berlalu keluar dari kamar.

Natalia menghela napas berat. Lalu ia kembali memusatkan perhatiannya ke laptop.

Irgina kembali dengan wajah dan tangan basah. Ia mengambil mukenanya.

"Kakak mau salat malam?" tanya Natalia sambil beranjak dari kursi.

"Tidak apa-apa, duduk saja di sana. Masih ada tempat kosong di sini," ucap Irgina.

Sementara Irgina melaksanakan salat, Natalia kembali fokus ke layarnya. Namun, ia mendengar suara napas tertahan. Gadis itu menoleh dan melihat sosok itu tampaknya berdiri agak jauh dari tempat semula.

Irgina selesai salat. Ia membaca Al-qur'an dalam hati. Sosok bertanduk itu semakin jauh dan kemudian menghilang.

Natalia menghela napas panjang. Bahkan bau kemenyan pun sudah tidak tercium lagi.

Keesokan paginya, Natalia tampak sudah rapi, begitu pun dengan Irgina. Mereka keluar dari kamar dan berpapasan dengan Rina.

"Kau tidak jadi bekerja di rumah Bu RT?" tanya Rina.

Natalia menggeleng. "Aku rasa kau benar, gajiku sebagai editor lumayan cukup. Hanya saja aku yang selalu merasa kurang dan sedikit serakah."

"Lalu kau sudah rapi begini mau ke mana?" tanya Rina.

MISANTHROPETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang