PROLOGUE

319 21 2
                                        

Tampak bangunan bertingkat tiga itu berdiri di antara gedung-gedung pencakar langit di pusat kota. Namun, meski tampak kecil dibandingkan dengan gedung lainnya, nyatanya perusahaan tersebut adalah salah satu perusahaan yang bergerak dibidang literasi.

Ya, LD Publisher namanya. Sebuah penerbit kecil yang sedang berkembang menjadi penerbit besar. Di lantai satu di salah satu ruangan terlihat beberapa karyawan yang sibuk mencetak buku-buku, di ruangan lain ada beberapa karyawan yang bertugas di packing atau packaging. Meski pun karyawannya tidak banyak, bahkan bisa dihitung dengan jari, tapi tampaknya mereka semua bekerja dengan baik dan sangat kompak.

Sementara di lantai dua, terlihat beberapa editor naskah yang sibuk dengan komputer mereka. Salah satunya adalah gadis berambut panjang lurus berwarna hitam. Dari name tag yang menggantung di lehernya tertera nama Irgina M. C. Kedua matanya yang tajam melihat layar komputer dengan serius.

"Cih, yang benar saja. Kenapa para penulis novel zaman sekarang selalu saja memasukkan adegan seks secara frontal begini? Bahkan di setiap bab ada," gerutu Irgina.

Terdengar suara ketukan di bilik pembatas ruangan. Irgina menoleh ke sampingnya lalu mengangkat kepalanya. Terlihat sebuah kepala muncul.

"Jangan keras-keras, Ir," kata pria itu.

Irgina mengernyit. "Memangnya kenapa? Biasanya aku juga begini. Kenapa baru komplain sekarang?"

"Sekarang aku bertugas memeriksa dan merevisi novel horror. Jadi, aku akan merasa sensitif saat mendengar suara yang tiba-tiba terdengar," jawab  pria itu kemudian ia kembali ke kursinya sambil menghela napas berat.

Irgina memutar bola matanya. Ia kembali fokus ke layar. Ia melihat telepon di meja. Gadis itu pun menghubungi penulis novel yang naskahnya sedang direvisi olehnya.

"Halo, dengan Thor 69?" tanya Irgina saat teleponnya tersambung.

"Iya, apa kau editor LD Publisher yang sedang merevisi naskahku?" suara laki-laki dari seberang sana.

"Ya, ada apa dengan tulisanmu?" tanya Irgina.

"Kenapa? Memangnya kenapa? Apa ada bab yang terlewatkan?"

Irgina menghela nafas berat. "Dengar, Tuan, seperti yang Anda ketahui bahwa LD Publisher menolak naskah berbau pornografi."

Orang di seberang sana terdiam untuk sesaat kemudian ia kembali bersuara, "Aku tidak tahu kalau LD Publisher tidak menerima naskah dewasa...."

"Perlu diketahui, novel dewasa dan novel pornografi itu berbeda. Jangan disamakan," potong Irgina. Ia melanjutkan, "Dan satu lagi, sebelumnya kau beberapa kali mengirim naskah pornografi ke penerbit kami. Bukankah sebelumnya kita sudah membicarakannya?"

"Kau pasti salah paham, Nona," sanggah pria itu.

Irgina mendengus kesal. "Jangan pura-pura, kau pernah mengirimkan naskah-naskah porno beberapa kali dengan nama pena yang berbeda-beda. Aku juga pernah meneleponmu untuk membicarakannya secara langsung...."

🥀 Flashback On 🥀

Irgina menatap serius ke layar komputer lalu ia mengernyit. "Penulisnya... BH Zonk? Nama macam apa itu?"

Gadis itu mengambil gagang telepon lalu menekan nomor yang tertera di informasi penulis novel yang sedang direvisi olehnya.

"Halo, selamat siang, dengan Tuan... emm Nona BH Zonk?" sapa Irgina ramah.

Pria di seberang sana menjawab, "Saya seorang pria, Nona."

Irgina tertawa kaku. "Oh? Anda laki-laki, maafkan saya, Tuan BH Zonk. Oh ya, apa Anda penulis novel Hasrat Membara Bos Kejam yang dikirim minggu lalu?"

MISANTHROPETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang