Natalia membantu Yuda memasukkan koper ke dalam mobil. Sementara Irgina menatap bangunan penginapan di depannya sambil melipat kedua tangan di depan dada.
Natalia menatap punggung Irgina. Ia menghela napas berat.
"Jadi, kita akan benar-benar pulang hari ini juga? Padahal baru sehari," kata Yuda.
"Manager penginapan itu sangat menyebalkan," gerutu Irgina.
"Tapi, kan, dia sudah meminta maaf. Dia juga meminta kita untuk tetap menyewa kamarnya," kata Yuda.
"Tetap saja aku kesal," gerutu Irgina.
"Baiklah, kita pulang." Yuda masuk ke dalam mobil.
Natalia mengusap punggung Irgina. Ia membuka pintu mobil. Irgina masuk duluan disusul Natalia.
Matahari terbenam di antara gunung-gunung di Desa Limus. Hari pun mulai gelap.
Zyara sedang mengotak-atik ponselnya di kamar. Ternyata ia sedang menulis novel di ponselnya tersebut.
~Senyuman tipis terpatri di bibirnya kala melihat orang yang paling ia benci tengah sekarat di depannya....~
Zyara berhenti menulis saat mendengar suara cakaran di dinding disertai suara bisikan-bisikan yang tidak dimengerti. Ponselnya jatuh ke lantai. Zyara menutup kedua telinganya.
Pandangan Zyara tertuju ke ambang pintu kamarnya.
"Aku tahu kau ingin membunuh mereka... mari kita lakukan...."
"Tidaaak!!!"
🥀🥀🥀
Yuda tampak fokus menyetir, sementara Irgina dan Natalia yang duduk di kursi belakang terlihat bosan.
Tiba-tiba ponsel Irgina berdering. Gadis itu melihat nomor tak bernama di layar. Ia pun mengangkat panggilan tersebut.
"Kak Irgina," terdengar suara begetar dari seberang sana.
"Siapa ini?" tanya Irgina.
"Ini... ini Zyara."
Natalia menggerutu. "Tadi siang dia bilangnya 'aku, kau', sekarang dia memanggil 'Kakak', dia pasti sedang membutuhkan Kakak."
Irgina meletakkan telunjuknya di depan mulut. "Ada apa, Zyara? Kenapa meneleponku?"
"Kakak, tolong ke mari sebentar," ucap Zyara.
Irgina tampak berpikir. "Tapi, kami sedang dalam perjalanan pulang ke kota."
"Aku mohon, aku mohon, tolong aku! Aarrgghh!" teriak Zyara. Tiba-tiba terdengar suara benda pecah.
"Mas Yuda, aku rasa kita harus kembali. Kita harus ke rumah Zyara. Mungkin dia sedang dalam bahaya," kata Irgina.
Yuda mengangguk. Ia pun memutar balik arah kembali ke Desa Limus.
Sesampainya di rumah Zyara, Irgina dan Natalia segera keluar dari dalam mobil. Rumah Zyara tampak gelap. Semua lampu di rumah itu mati.
Yuda keluar dari mobil lalu ia berjalan duluan diikuti Natalia dan Irgina.
"Tetap di belakangku," kata Yuda.
Irgina dan Natalia mengangguk. Saat Yuda akan mengetuk pintu, tiba-tiba terdengar suara benda yang dibanting di dalam rumah.
Tanpa pikir panjang, Yuda segera membuka pintu. Ia melihat ke sekeliling. Seluruh ruangan gelap. Yuda menekan saklar di dinding, tapi lampunya tidak mau menyala.
Natalia menyalakan senter di ponselnya lalu disorotkan ke sekeliling.
"Zyara? Zyara?" panggil Irgina, tapi tidak ada jawaban.

KAMU SEDANG MEMBACA
MISANTHROPE
HorrorSINOPSIS Bermula dari seorang editor naskah novel yang mencari seorang penulis novel yang akhir-akhir ini sulit sekali dihubungi. Seolah-olah ditelan bumi, penulis novel misterius itu tidak ada kabar sama sekali setelah beberapa minggu terakhir. Pem...