Part 49

76 7 0
                                    

Setelah selesai urusan di kantor polisi, Irgina dan Natalia kembali ke rumah Zyara.

"Apa kau menceritakan tentang hantu-hantu yang menyerang kita pada polisi yang menanyaimu?" tanya Irgina.

Natalia menggeleng. "Tidak, pecuma saja, mereka tidak akan percaya hantu sebelum melihatnya secara langsung. Apa Kakak menceritakan apa yang kita alami pada polisi yang menanyai Kakak?"

"Aku tidak sebodoh itu," gerutu Irgina. "Tapi, polisi yang berkumis itu sepertinya mempercayai tentang dunia gaib, perdukunan, dan masalah perhantuan."

Natalia mengernyit. "Jangan terlalu percaya padanya. Lagipula polisi berkumis yang menanyai Kakak itu terlihat seperti hidung belang dan pembohong."

Irgina tampak berpikir. "Tapi, kalau dia hidung belang atau pembohong, bagaimana bisa dia menjadi polisi?"

"Desa Limus memang aneh, termasuk orang-orangnya," sahut Natalia.

"Tapi 'kan tidak semuanya seperti itu. Aku rasa masih ada orang yang waras, kok, di sini," ucap Irgina.

Hening.

"Ngomong-ngomong, polisi berkumis itu bilang, dia kadang meminta bantuan paranormal dalam penyelidikannya. Bukankah itu menarik? Maksudku, mana mungkin dia berbohong sampai sejauh itu," kata Irgina.

"Benarkah dia bilang begitu?" tanya Natalia tidak percaya.

Irgina mengangguk. "Dia bilang, saat dia mengevakuasi jenazah ibunya Zyara, dia menemukan kain yang dikaitkan ke paku...."

Natalia membulatkan matanya dan memotong ucapan Irgina, "Oh iya, itu aku yang melakukannya! Aku lupa tidak membereskannya lagi. Lagi pula waktu itu kita benar-benar panik dan ingin segera keluar dari. Mana sempat aku ingat untuk membereskannya."

Setelah mengatakan itu, Natalia bangkit dari tempat duduknya lalu pergi ke kamar mandi. Irgina menatap punggung Natalia.

"Tidak biasanya dia sinis begitu," gumam Irgina. Ia pun pergi ke dapur untuk mulai memasak, karena Rina dan Zyara pasti akan kelaparan saat pulang nanti.

"Kak?" panggil Natalia dari kamar mandi.

"Hm?" Irgina menoleh ke pintu kamar mandi.

"Aku hanya memastikan kalau itu memang Kakak," sahut Natalia.

Irgina memutar bola matanya lalu ia pun memotong sayuran.

"Kak?" panggil Natalia lagi.

"Apa lagi?" tanya Irgina.

"Boleh minta tolong?" tanya Natalia sambil membuka pintu kamar mandi. Kepalanya muncul dari balik pintu.

Irgina membersihkan tangannya lalu menghampiri Natalia. "Minta tolong apa?"

"Apa Kakak masih punya persediaan pembalut?" bisik Natalia.

"Aku akan membawakannya," ucap Irgina sambil berlalu.

Natalia tersenyum. "Terima kasih banyak, Kak."

Di kamar, Irgina mencari benda privat wanita di tasnya. "Ah, pantas saja dia marah-marah dan jutek begitu, ternyata dia datang bulan."

Sementara itu di sekolah.

Zyara sedang berjalan di koridor sekolah. Ia melewati teman-temannya yang waktu itu mengganggunya.

"Kalian sudah dengar kabar baru?"

"Kabar apa?"

"Ibunya ditemukan meninggal di kaki bukit Desa Limus menuju persawahan. Mayatnya membusuk. Itu pasti adzab karena semasa hidupnya dia bekerja sebagai pelacur."

MISANTHROPETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang