Di rumah Bu RT.
Semua penjahit duduk di mesin jahit masing-masing. Bu RT berdiri di depan mereka semua.
"Hari ini salah satu rekan kita, yaitu Ibu Isah ditemukan tewas di gang dalam keadaan yang mengenaskan. Jadi, mari kita do'akan bersama-sama agar Ibu Isah ditempatkan di tempat terbaik di sisi-Nya," kata Bu RT.
Semua orang di ruangan tersebut berdo'a sesuai dengan kepercayaan masing-masing, terkecuali Rina. Gadis itu tersenyum sambil mengelap mesinnya yang berdebu dengan kain perca.
Wanita di belakang Rina menatap punggung Rina dengan tatapan curiga. Setelah selesai berdo'a, wanita itu angkat tangan.
"Iya, Bu Tati?" tanya Bu RT.
Wanita bernama Tati itu bertanya, "Kudengar... Bu Isah dibunuh. Apakah pembunuhnya sudah ditangkap polisi?"
Rina yang mendengar pertanyaan Tati menghentikan aktivitasnya. Ia menautkan alisnya.
"Belum ada kabar apa pun, kita do'akan saja yang terbaik," kata Bu RT.
Tati mengangguk mengerti.
Jam menunjukkan pukul 11 siang. Para penjahit di rumah Bu RT beristirahat.
Rina membawa makan dari rumah. Itu adalah masakan buatan Irgina. Di kejauhan, Tati menatap Rina dengan tatapan curiga.
Merasa diperhatikan, Rina menoleh pada Tati. Mereka saling menatap untuk sesaat.
"Ada apa dengan jalang yang satu itu?" gumam Rina sambil membuang muka.
Tati menghampiri Rina. "Rina?"
Rina mendongkak menatap Tati. "Iya, Bu Tati?"
"Kemarin kulihat kau berselisih dengan Bu Isah," kata Tati.
Rina tersenyum. "Ya, perselisihan di dunia kerja memang hal yang biasa, bukan? Memangnya kenapa?"
"Arah pulang menuju ke rumahmu sama dengan Bu Isah. Kalian harus melewati gang yang sama, bukan?" tanya Tati.
Rina tidak merespon. Ia masih menatap pada Tati.
"Apa mungkin...." Tati menggantung kalimatnya.
"Bu Tati mengira kalau aku yang melukainya?" tanya Rina.
Tati tidak segera menjawab.
"Aku bukan orang yang seperti itu. Apalagi membunuh manusia, membunuh lalat pun aku tidak bisa," kata Rina.
"Itu...."
Rina memotong ucapan Tati, "Kalau Bu Tati menanyaiku lagi, aku akan tersinggung. Kita baru saja kehilangan salah seorang rekan kerja, jadi jangan membuatku semakin sedih."
Tati mengangguk. "Kalau begitu, maafkan aku."
Rina mengangguk. Ia menatap punggung Tati yang berlalu pergi. "Kalau kau terus menanyaiku, aku akan tersinggung. Kita baru saja kehilang satu orang rekan kerja, jadi jangan sampai korbannya bertambah."
Sore harinya, polisi mendatangi rumah Bu RT. Mereka menanyai para penjahit mengenai kasus kematian Isah.
"Ah, banyak sekali drama," gumam Rina. Ia melihat polisi berbicara dengan Tati. Pandangan mereka bertiga tertuju pada Rina.
Setelah semua penjahit ditanyai, sekarang giliran Rina yang terakhir ditanyai. Gadis itu duduk berhadapan dengan dua polisi itu. Yang satu bertugas menanyai dan yang yang satu mencatat.
"Sepertinya kau yang paling muda di sini. Bukankah seharunya kau pergi ke sekolah?" tanya polisi.
"Ya, seharusnya aku kelas 3 sekarang, tapi aku tidak melanjutkan sekolah, karena aku harus bekerja dan membiayai sekolah adikku," jawab Rina.

KAMU SEDANG MEMBACA
MISANTHROPE
УжасыSINOPSIS Bermula dari seorang editor naskah novel yang mencari seorang penulis novel yang akhir-akhir ini sulit sekali dihubungi. Seolah-olah ditelan bumi, penulis novel misterius itu tidak ada kabar sama sekali setelah beberapa minggu terakhir. Pem...