Di dalam mobil.
Irgina fokus menyetir. Natalia dan Zyara duduk di kursi belakang. Tangan Zyara sudah diperban dengan rapi. Ada kotak P3K di mobil Yuda untuk mengantisipasi apabila terjadi kecelakaan mobil dan membutuhkan pertolongan sesegera mungkin.
"Aku akan melaporkan mereka pada polisi. Di mana kantor polisinya?" tanya Natalia yang terlihat masih kesal.
"Percuma, mereka tidak akan mendapatkan hukuman apa pun," kata Zyara.
"Kenapa bisa begitu? Para bajingan itu harus dihukum bagaimana pun caranya. Kalau kau mengalah terus begini, kau akan semakin menderita dan mereka semakin jahat padamu," gerutu Natalia.
Zyara menatap pada Natalia. "Aku tidak mengalah pada mereka. Aku tidak selemah itu. Meski mereka banyak, aku bisa memukul mereka. Jika Kakak melapor pada polisi, maka polisi juga akan menghukumku."
Irgina yang sedari tadi diam pun bersuara, "Atas dasar apa polisi menghukummu? Yang kau lakukan adalah pembelaan diri, Zyara. Polisi tidak akan menghukummu."
"Tetap saja, mereka tidak akan jera. Orang tua mereka adalah orang yang cukup berpengaruh di desa ini," kata Zyara.
"Apa orang tua mereka seorang pejabat negara? CEO? Manager? Pemilik perusahaan besar impor-ekspor?" gerutu Natalia.
"Laki-laki berambut pirang itu putra dari calon bupati, perempuan yang berambut sebahu anaknya Pak Lurah. Yang lainnya anak dari staf desa," kata Zyara.
Natalia mendecih. "Apakah pekerjaan ayah mereka membuat mereka bertindak semena-mena? Temanku adalah anak seorang pengusaha batu bara, tapi dia tidak pernah sombong dan selalu bersikap baik pada orang lain."
"Aku kira kau tidak punya teman," celetuk Irgina.
Natalia terdiam untuk sesaat. "Ya, sebenarnya dia memang bukan teman dekatku, tapi setidaknya dia tidak pernah memperlakukanku dengan buruk, tidak seperti teman sekelasku yang lainnya."
Zyara menatap Natalia. "Apa Kakak menyuruh hantu siswi SMA itu untuk menolongku?"
"Hantu?" tanya Irgina.
Natalia terdiam untuk sesaat lalu menggeleng. "Seumur hidupku, aku tidak pernah meminta bantuan pada hantu. Sesulit apa pun masalahku, aku tidak mau ditolong hantu. Seandainya mereka menolong, ya itu terserah mereka. Yang penting kita tidak meminta bantuan pada mereka."
Zyara tampak berpikir. "Lalu, kenapa hantu siswi itu...."
Natalia menjelaskan, "Sebenarnya tadi...."
🥀 Flashback On 🥀
"Apa Zyara sudah pulang?" tanya Irgina.
"Aku tidak tahu. Dari tadi aku tidak melihatnya," jawab Natalia.
Sesaat Irgina menghentikan aktivitasnya. Ia menoleh pada Natalia. "Apa mungkin dia mendapatkan masalah?"
Natalia tampak berpikir. "Masalah? Dia memang selalu punya banyak masalah dan bermasalah."
"Tidak, maksudku... kau ingat saat dua temannya datang waktu itu? Zyara bilang, dia tidak punya teman dan teman-teman sekelasnya sangat membencinya. Mereka menjauhinya. Bagaimana kalau mereka melukai Zyara? Bisa jadi Zyara tidak pergi ke sekolah dalam waktu yang cukup lama, karena dia ditindas," ucap Irgina.
Natalia tampak berpikir. "Aku rasa kita harus pergi ke sekolah untuk menjemputnya. Bagaimana kalau dia kenapa-napa?"
Irgina mengangguk.
"Tapi, kita tidak tahu dia bersekolah di mana," kata Natalia. "Rina juga belum pulang. Seandainya di sudah pulang, kita bisa bertanya padanya."
"Aku melihat nama sekolahnya di raport. Hanya ada satu SMA di sini, yaitu SMA Limus," kata Irgina sambil beranjak dari tempat duduknya dan mengambil kunci mobil. "Kita hanya perlu mencari lokasi tepatnya dari Google Maps."
Natalia mengangguk. Ia mengeluarkan ponselnya. Mereka pun keluar dari rumah dan memasuki mobil.
"Untung ada mobil Mas Yuda," kata Irgina.
Dengan bantuan Google Maps, akhirnya mereka menemukan SMA Limus.
"Kakak tunggu di sini saja, biar aku yang turun," kata Natalia sambil keluar dari mobil kemudian pergi begitu saja tanpa menunggu jawaban Irgina.
"Tapi, hei!" gerutu Irgina. Ia menatap punggung Natalia yang sudah menjauh.
Natalia mencari Zyara ke sekolah. Ia bertanya pada satpam penjaga sekolah. "Tubuhnya tinggi, rambutnya panjang dibelah tengah, dia berkulit pucat, dan lumayan cantik. Namanya Resa Wulandari."
"Neng, saya sudah bilang, anak-anak sudah pulang semua jam 4 sore. Ini sudah jam 7. Tidak ada lagi murid di sekolah," kata satpam.
Natalia mendengus kesal lalu ia mencari Zyara di sekitar sekolah. "Itu bocah ke mana, sih?"
Terdengar suara teriakan dari belakang sekolah. Natalia segera berlari ke sumber suara. Ia melihat beberapa murid yang ditarik kaki, tangan, dan wajahnya oleh tangan-tangan pucat yang muncul dari dalam tanah. Natalia melihat Zyara juga di sana.
Pandangan Natalia teralihkan pada sosok perempuan berseragam SMA yang lusuh berdiri tak jauh dari para siswa itu.
"Apakah itu perbuatannya? Apakah itu artinya dia menolong Zyara?" gumam Natalia.
Tidak hanya hantu siswi SMA, Natalia juga melihat sosok bergaun merah di dekat Zyara.
"Hantu itu... dia hantu yang tiba-tiba muncul dalam mimpi burukku belakangan ini," gumam Natalia. Tentu ia masih ingat dengan mimpinya dan kemunculan sosok misterius itu.
Karena ketakutan, murid-murid itu pun berlari kabur. Hanya tinggal Zyara sendirian yang terlihat ketakutan.
"Zyara!" Natalia segera menghampiri Zyara. Ia menoleh sesaat pada sosok siswi SMA yang berdiri tak jauh darinya. Hantu siswi SMA itu juga menatap pada Natalia.
"Kak Natalia!" Zyara berlari ke arah Natalia lalu memeluknya sambil menangis.
Natalia mengangguk pada hantu siswi SMA itu yang juga menganggukkan kepalanya kemudian menghilang dari pandangan.
"Kak Natalia," tangis Zyara.
Natalia mengusap rambut Zyara. "Tidak apa-apa, semuanya baik-baik saja. Maaf, aku datang terlambat."
Zyara mengeratkan pelukannya.
Pandangan Natalia teralihkan pada sosok bergaun merah yang masih berdiri di tempatnya. Sosok bermata merah itu juga menatap pada Natalia. Senyuman lebar terpatri di bibirnya kemudian sosok itu menghilang tanpa jejak.
🥀 Flashback Off 🥀
"Jadi, Kakak melihat sosok bergaun merah itu di dekatku?" tanya Zyara.
Natalia mengangguk. "Memangnya kau juga bisa melihatnya?"
"Sebenarnya tadi aku hanya melihat sosok perempuan berseragam SMA saja. Tapi, sebelumnya aku memang sering melihat sosok bergaun merah dan bermata merah itu," jawab Zyara.
"Bukankah sosok perempuan bergaun merah itu biasanya kuntilanak merah? Katanya itu adalah kuntilanak yang paling menakutkan dibandingkan kuntilanak lainnya," kata Irgina.
"Tidak selamanya begitu, tapi bisa jadi begitu," kata Natalia ambigu.
"Maksudmu?" tanya Irgina kebingungan.
"Warna merah di gaunnya bukan berarti dia kuntilanak merah, bisa jadi dia sosok lain yang mati karena memakai baju merah atau semacamnya. Aku pernah bertemu dengan hantu anak kecil yang memakai baju hijau," jelas Natalia.
Irgina dan Zyara mendengarkan.
"Aku pernah melihat kuntilanak merah sebelumya, tapi berbeda dengan sosok bergaun merah yang tadi," sambung Natalia.
"Lalu, itu makhluk apa?" tanya Zyara.
"Entahlah, aku rasa dia sangat berbahaya dan cukup menakutkan. Warna matanya merah menyala. Dia seperti dipenuhi amarah dan dendam," kata Natalia. Sosok bermata merah itu kembali terbayang dalam benaknya.
"Ya sudah, jangan dibicarakan lagi. Aku sedang menyetir, selain itu ini sudah malam," ucap Irgina.
Zyara menghela napas berat.
🥀🥀🥀
10.06 | 1 Desember 2020
By Ucu Irna Marhamah

KAMU SEDANG MEMBACA
MISANTHROPE
HorrorSINOPSIS Bermula dari seorang editor naskah novel yang mencari seorang penulis novel yang akhir-akhir ini sulit sekali dihubungi. Seolah-olah ditelan bumi, penulis novel misterius itu tidak ada kabar sama sekali setelah beberapa minggu terakhir. Pem...