Yuda menghentikan mobilnya di depan rumah Zyara. Irgina dan Natalia keluar dari mobil.
"Aku menunggu di mobil saja, ya," kata Yuda.
Irgina mengangguk. Natalia berjalan duluan. Ia berdiri dekat pintu menunggu Irgina.
Irgina melihat ke sekeliling. Halaman depan rumah itu tampak tidak terurus. Ada pot pecah dan tanamannya sudah layu. Air hujan menggenang di pot pecah itu. Banyak jentik nyamuk yang bergerak-gerak di genangan air tersebut.
Saat datang pertama kali, Irgina tidak terlalu memperhatikan ke sekeliling, karena hari sudah menjelang malam.
"Heiiii~…" Irgina kembali mendengar suara misterius seperti pertama kali ia datang.
Irgina mengetuk pintu. "Permisi, Zyara?"
Tak lama kemudian, pintu dibuka. Zyara tampak berantakan seperti kemarin. Ia memakai piyama meski bukan piyama yang sama.
"Kalian datang lagi?" tanya Zyara.
Natalia melirik Irgina.
"Kami... hanya ingin berkunjung," ucap Irgina.
🥀🥀🥀
Irgina dan Natalia duduk bersebelahan di sofa. Sementara Zyara duduk di kursi tunggal.
Natalia melihat asap hitam di salah satu kamar. Gadis itu menyipitkan matanya. Irgina melihat baskom kotor di meja. Ada lembaran mie di dalam baskom tersebut.
Zyara segera mengambil baskom tersebut lalu menyembunyikannya di bawah meja.
"Apa kalian datang untuk menanyakan naskahku yang berjudul Dia Datang?" tanya Zyara.
Irgina mengangguk semangat. "Oh iya, kalau kau setuju, kami akan segera menerbitkannya minggu ini, bagaimana?"
"Selain novel itu, aku punya dua naskah baru yang ingin aku terbitkan lagi, tapi mungkin sebaiknya memberikan jarak dulu setelah novel Dia Datang terbit nanti," kata Zyara.
"Wah, kau memiliki banyak ide untuk menulis karya baru lagi. Pasti sulit membagi waktu," ucap Irgina.
"Tunggu sebentar," kata Zyara kemudian berlalu ke kamar di mana asap hitam itu berada.
Kedua mata Natalia membulat melihat asap hitam itu mulai mengikuti Zyara. Natalia mengalihkan pandangannya ke arah lain.
Tak lama kemudian, Zyara kembali sambil membawa ponsel dan buku. Natalia kembali melihat ke arah Zyara. Asap hitam itu mengikuti dan menempel di punggung Zyara. Lambat laun, asap itu meresap ke tubuhnya.
Natalia beranjak dari sofa membuat Irgina dan Zyara menoleh padanya. Natalia menyingkap gorden membuat Zyara menutupi wajah dengan buku di tangannya, menghalangi sinar matahari yang masuk menyilaukan mata.
Asap hitam itu pun lenyap dari tubuh Zyara.
"Natalia," tegur Irgina sambil menepuk sofa di sampingnya. Natalia pun duduk di samping Irgina.
Zyara menutup kembali gordennya. "Aku tidak terlalu suka ruangan yang terlalu terang."
"Maaf," kata Natalia pelan.
Zyara menunjukkan buku kotretannya. "Ini alur cerita baruku. Kalau menurutmu menarik, aku akan mengirimkan naskahnya lewat email."
Irgina membacanya. "Tulisan tanganmu bagus."
Zyara tidak menanggapi.
"Aku suka jalan ceritanya. Seperti biasa, tidak ada satu pun karyamu yang gagal. Kirimkan saja ke email seperti biasa," kata Irgina.
KAMU SEDANG MEMBACA
MISANTHROPE
HorrorSINOPSIS Bermula dari seorang editor naskah novel yang mencari seorang penulis novel yang akhir-akhir ini sulit sekali dihubungi. Seolah-olah ditelan bumi, penulis novel misterius itu tidak ada kabar sama sekali setelah beberapa minggu terakhir. Pem...