part-1

18.9K 626 17
                                    

Asya pernah berucap secara gamblang, bahwa mencarikan Ayah untuk putrinya adalah hal gampang. Setelah melahirkan, ia bertekad akan membuat sebuah keluarga bahagia untuk Putrinya.

Jadi, mula-mula ia menerima lamaran Chen Heng yang merupakan teman Kakaknya, Bagas. Setelah itu mereka hidup bahagia.

Tapi sekarang kenapa?

Setelah 3 tahun pernikahan mereka, kenapa jadi seperti ini? Saat ini Asya menatap laki-laki yang juga menatapnya penuh amarah. Kenapa harus marah? harusnya ia yang marah!

"Jadi ini kelakuan kamu selama ini!" Itu adalah kalimat pertama yang keluar dari mulut Asya, dengan aksen bahasa Mandarin, suara melengking itu membuat laki-laki didepannya menutup mata dengan urat-urat diwajahnya, berusaha menahan emosi.

Air mata Asya bergulir jatuh kepipi, Ia tidak menyangka peristiwa ini akan terjadi. Ia mengira Chen Heng adalah laki-laki yang baik hati. Perhatian dan sikap lembutnya kepada ia dan Putrinya tanpa sadar membuat Asya jatuh hati. Apalagi selama 3 tahun ini ada banyak kenangan yang susah untuk dilupakan.

Chen Heng adalah laki-laki keturunan China dan Jepang, tapi wajahnya lebih didominasi oleh China, raut wajah milik Chen Heng sama sekali tidak peduli dengan tangisan Istrinya, ia justru  semakin merapatkan selimut yang membalut tubuh telanjangnya.

Dibelakang laki-laki itu ada seorang wanita yang sama-sama telanjang, wajah yang penuh sesal itu tanpa sadar meringkuk diatas ranjang, dalam hati ia mengumpat, tidak seharusnya ia merebut suami sahabatnya!

"Asya seharusnya kamu sadar, ada alasan mengapa aku melakukan ini." Chen berbalik berniat melanjutkan adegan pergelutan yang sempat tertunda karena kedatangan Istrinya.

Oh tentu Asya tau, alasannya karena ia sebelumnya telah memiliki anak lain tanpa suami, mungkin saja Chen Heng berpikir ia adalah gadis nakal dengan pergaulan bebas. Tapi maksud Asya kenapa baru sekarang? Dulu waktu pertama kali ia memperkenalkan Putrinya dengan Chen Heng, justru laki-laki itu menerima dan menganggap anaknya seperti anak kandungnya sendiri.

Alasan lainnya ialah, selama 3 tahun pernikahan, Asya belum juga memberi Chen Heng keturunan. 

"Sudah berapa lama?" Tanya Asya dengan lirih.

Chen Heng melangkah dan tanpa menoleh ia berucap.
"3 bulan."

Asya terisak dengan hati yang amat sakit, bukankah beberapa hari yang lalu mereka masih baik-baik saja? Tapi sejak seminggu yang lalu suaminya memang terlihat aneh. Karena curiga, Asya mengikuti kemana Chen Heng pergi.

Tidak pernah ia sangka bahwa suaminya mendatangi dimana sahabatnya Fang yin tinggal. Ia dengan mata kepalanya sendiri memergoki suami dan sahabatnya sedang bercinta dikamar.

"Asya aku mencintai Fang Yin, dia sedang mengandung anakku. Aku harap kamu mau menerimanya."

Menerima apanya? Ia tidak sudi diduakan!
Untuk yang kedua kalinya, Asya dibuat kecewa oleh laki-laki. Itu membuatnya benar-benar kapok dan trauma.

"Menerima apa? Kalau kamu ingin menikahinya, nikahi saja. Tapi lepaskan aku." Asya menatapnya datar.

"Apa? Kamu jangan egois! Tidak mungkin aku meninggalkan Fang yin begitu saja!" Chen Heng merasa tidak rela melepaskan Asya begitu saja. Ia masih sayang dengan wanita itu.

"Egois? Kamu yang egois! Harusnya dulu aku tidak menerima lamaran itu! Jadi Chen Heng bertanggung jawablah lalu tinggalkan aku." Putus Asya, walaupun nanti ia harus mencari alasan agar Putrinya mengerti, karena Zhela benar-benar menyayangi Chen Heng sebagai Ayah.

"Asya pikirkan zhela, Putri kita masih membutuhkan ku. Aku menyayangimu dan Zhela, ini hanya masalah sepele, kamu jangan perpanjang." Dengan panik Chen Heng berujar begitu Asya meminta bercerai.

Aku Tokoh Utamanya : Penyesalan II (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang