part-60

2.2K 129 12
                                    

Ini alasan aku nggak mood 😀

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini alasan aku nggak mood 😀

Entah wattpad ku lgi ngebug atau apa, tapi kalau mau ngetik pasti lama banget loadingnya. Bikin bete aja.

Terus kalau mau nyimpan harus diedit dulu padahal udah diedit. Wattpad kayaknya lagi ada masalah, semakin diupdate semakin ngawur.

Kalau mau baca banyak banget iklannya, dahlah cape padahal aku ada kuotav;


Pemandangan didepannya membuat Bayu spontan ingin muntah, ia mundur kebelakang memalingkan wajahnya dengan raut wajah ngeri.

"Tuan, saya akan menunggu Anda diluar." Tanpa menunggu jawaban dari Ariz, Bayu berlari terbirit-birit keluar menutup mulutnya.

Ariz hanya membiarkan, siapapun yang melihat kengerian ini akan seperti Bayu juga, apalagi orang yang tak biasa.
Ariz hanya perlu membuat Arsa tidak ikut melihatnya, karena itu akan membuat mental putranya takut.

Sembari menutup mata Arsa, sekali lagi Ariz menatap kepala manusia yang berjejer rapih di atas meja, tidak lupa beberapa organ dalam manusia yang terkenal berharga jika di jual.

Tak perlu dijelaskan, Ibunya sedang melakukan transaksi organ manusia. Client dari wanita itu rata-rata adalah Dokter yang berasal dari luar negeri. Mereka semua duduk dengan rapi diatas kursi, seperti sudah siap menyantap hidangan diatas meja.

"Lancang, kubilang-" Seorang wanita terlihat akan marah, namun saaat melihat orang yang menerobos masuk, "Oh putraku!" Diana tersenyum lebar dan berdiri menghampiri putranya.

"Astaga, Ibu tidak menyangka kau akan menemui Ibumu ini. Apa Latya tau kau berada disini? Dan siapa anak ini?" Tanya Mrs. Diana buruntung.

Ariz menghela nafas, ia melirik pria yang duduk tidak jauh dari mereka. Pria itu membelakangi mereka sembari merokok, tampak terlihat tidak peduli dengan sekitar.

"Oh, atau kau ingin bicara dengan Ayahmu?" Alih Diana begitu melihat Ariz menatap suaminya.

"Dia bukan Ayahku." Ariz memalingkan wajahnya.

"Jika bukan Ayahmu, lalu siapa? Bulton? Astaga kau masih menganggap Kakek tua yang sudah mati itu Ayahmu?"

"Aku tidak tau persis seperti apa sifat Daddy, tapi Bulton adalah Daddyku, tidak ada yang lain."

Diana menghela nafas jengah, harus berapa kali ia jelaskan bahwa Bulton adalah laki-laki pedofil yang suka melecehkan gadis dibawa umur, seperti dia misalnya. Apakah Ariz sekeras kepala itu menerima sebuah fakta?

"Lupakan, jadi apa yang membuatmu datang kemari?" Diana menyilangkan kedua tangannya, wanita itu melirik para clientnya yang terlihat sabar menunggu.

"Tolong jaga putraku, aku ingin mencari Istriku yang sedang melarikan diri." Ariz menyerahkan Arsa kepada Diana yang melotot kaget.

Aku Tokoh Utamanya : Penyesalan II (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang