Begitu Asya tiba di luar, ia mendapati kedua orang tua Fang yin tengah berdiri mematung didepan pintu.
Asya pun ikut terdiam, sepertinya mereka berdua mendengar semua percakapan antara dirinya dan Fang yin. Baguslah, semuanya akan bertambah seru dan rencana ini akan segera selesai dalam waktu dekat.
Asya hanya perlu bersiap-siap untuk meninggalkan negara ini, dan tentu saja Ariz juga.
Sepertinya ia butuh tiket dari Kakaknya Bagas.Dengan menganggukkan kepala sedikit, Asya berlalu pergi meninggalkan keduanya yang masih terdiam syok ditempat.
___________
Beberapa hari kemudian, rumah sakit tempat Fang yin dirawat sedang mengalami keributan. Ruangan Fang yin sendiri dipenuhi percekcokan antara Fengyin dan Fen.
"Aku tidak setuju dengan keputusan mu! Biarkan Fang yin sendiri yang memutuskan apa yang diinginkannya!" Seru Fen merasa tidak terima dengan keputusan suaminya.
"Yang diinginkan putri kita adalah tidak ingin bercerai dengan Ariz! Kamu dengar itu?" Ujar Ayah Fang yin dengan tatapan datar.
"Iya aku dengar, lalu biarkan saja jika Fang yin masih mencintai Ariz. Ini demi cucu kita,"
"Arsa akan dirawat oleh Fang yin, dan kita berdua akan membantunya jika itu yang kamu khawatirkan."
Fen menangis terisak begitu memikirkan keadaan putrinya, putrinya yang baru saja dikhianati oleh suaminya sendiri.
"Tetap saja aku tidak setuju! Selama Ariz masih mencintai Fang yin, rumah tangga mereka masih bisa diselamatkan..." Fen masih berupaya membujuk suaminya yang ingin memisahkan antara Fang yin dan Ariz.
"Diselamatkan? Kamu ingat ucapan wanita itu beberapa hari lalu? Ariz menikahinya, sudah terbukti bahwa Ariz lebih mencintai Rasya dari pada putri kita!" Teriak Fengyin.
Fen mengeleng dengan air mata, kenapa nasib ia dan putrinya tak jauh berbeda sekarang? Dulu, ia yang mengalami kejadian tak mengenakkan ini, sekarang putrinya...
"Fen, aku tidak ingin putri kita mengalami sakit hati yang lebih besar kedepannya. Sudah cukup kebohongan Ariz selama ini." Ucap Fengyin dengan perlahan.
Tangan besarnya mencengkram bahu istrinya lembut.
"Dari dulu sudah kukatakan bahwa Ariz bukan laki-laki baik. Masa lalu dan latar belakangnya sudah terlihat didepan mata. Tapi kamu dan Fang yin bersikeras waktu itu. Dan lihat sekarang apa yang terjadi?""Aku menyesal..." Fen memeluk tubuh suaminya.
Diatas brankar, Fang yin hanya mampu menagis dalam diam tanpa mengatakan apa-apa. Ia menatap kedua orang tuanya dengan sedih.
Tidak ada yang lebih menyakitkan melihat kedua orang tuanya bertengkar karena dirinya. Ditambah ia masih belum percaya atas apa yang dilakukan suaminya.
"Biarkan Fang yin dan Ariz berpisah, ini juga bukan kemauan ku tapi keadaan yang memaksa."
Mereka berdua menatap Fang yin."A-yah tidak... Aku tidak ingin berpisah dengan Ariz..." Fang yin mengenggam tangan Ayahnya dan menatap Ibunya meminta pertolongan.
"Maafkan Ayah Fang yin, ini demi kamu. Ariz masih terjebak dengan masa lalunya. Dan seseorang yang masih terjebak dimasa lalunya hanya akan memberi rasa sakit. Tidak ada harapan jika semisal kamu memberi suamimu kesempatan."
"Ayah! Aku yakin Ariz akan menceraikan Asya jika aku minta! Ariz sangat mencintai kami! Dia akan menuruti kemau-"
"Jika Ariz mencintaimu! Saat dia melakukan hal menjijikkan itu dibelakangmu, Ariz pastinya memikirkan segalanya! Tetapi dia bahkan mengacuhkan mu!" Bentak Fengyin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Tokoh Utamanya : Penyesalan II (END)
Literatura FemininaOrang ketiga atau istilahnya Pelakor, merupakan salah satu dari sekian banyaknya masalah di sebuah rumah tangga seseorang. Asya yang merupakan wanita dengan status Janda satu anak, harus rela menjadi Pelakor demi membalas wanita yang dulu pernah mer...