part-46

1.6K 90 20
                                    

Beberapa hari belakangan ini, hubungan antara Ariz dan Fang yin tampak renggang.

Akhir-akhir ini Fang yin terlihat menghindari Ariz, bahkan berbicara dengan Ariz pun wanita itu sangat enggan.

Sedangkan Ariz pun tampak tidak peduli dengan keterdiaman istrinya, laki-laki itu sibuk menjaga Arsa yang akhirnya sadar.

Bayi itu terlihat senang saat melihat Papanya setiap hari, melihat itu Ariz diliputi rasa bersalah. Tidak seharusnya ia mengabaikan putranya selama ini.

Soal pernikahan ia dan Asya, Restu dan Aruni sama sekali tidak tau. Itulah mengapa keduanya tidak berada diacara resepsi waktu itu.

"Jaga Putramu baik-baik, Daddy pulang dulu." Ucap Restu, disampingnya berdiri Aruni yang tersenyum menatap Arsa.

"Terimakasih sudah datang." Ariz tersenyum menatap kearah Restu.

Restu mengangguk, lantas keduanya pergi meninggalkan laki-laki itu. Saat keluar mereka tanpa sengaja berpapasan dengan Fang yin yang sudah sehat. Walaupun masih ada beberapa perban yang tertempel ditubuh wanita itu.

Mereka bertiga tampak berbincang sebentar, lalu Restu dan Aruni kembali melanjutkan langkah mereka setelah pamit kepada Fang yin.

Sedangkan Fang yin sendiri memasuki ruang rawat Arsa sembari membawa bubur buatannya. Tanpa sadar wanita itu tersenyum kala melihat Ariz dan Arsa asik bermain diatas brankar.

Karena tidak ingin menganggu, Fang yin lebih memilih menata bubur yang akan ia berikan kepada putranya untuk makan siang diatas meja.
Ia akan menunggu keduanya selesai bermain, seraya bermain ponsel, mata Fang yin sesekali melirik keduanya. Rasanya ia ingin ikut bermain.

Namun apa daya, ia masih kecewa kepada Ariz. Fang yin ingin meminta penjelasan tapi selalu urung karena suaminya terlihat sibuk menjaga putra mereka.

Ia tidak ingin ada pertengkaran yang akan membuat Arsa ketakutan. Jadi setelah Arsa membaik, ia akan meminta jawaban atas kesalah pahamannya ini.

Saat asik melamun, handphone ditangannya tiba-tiba berdering menandakan ada telepon, Ariz menatap istrinya sekilas, hanya sekilas setelah itu ia kembali membacakan dongeng untuk Arsa.

Fang yin menatap layar persegi miliknya, wanita itu berdiri dan tanpa berkata apa-apa ia keluar dari ruangan itu.

"Halo?" Ucapnya sembari menutup pintu.

"Aku sudah sampai."

"Tunggu, kamu dimana? Aku akan menjemputmu." Buru-buru Fang yin melangkah.

"Tidak perlu, aku sudah masuk kerumah sakit." Seseorang diseberang telepon terlihat bertanya sesuatu.

Fang yin celak celinguk mencari seseorang, setelah menemukan orang yang dicari. Wanita itu lantas berlari dan memeluk perempuan yang menjadi satu-satunya tempat ia berkeluh kesah.

"Asya." Tangis Fang yin seketika pecah didalam pelukan Asya.

Asya jadi gelagapan sendiri ditempatnya, beberapa Dokter, suster dan pasien menatap keduanya bingung. Tentu saja bingung, Fang yin tiba-tiba saja memeluknya dan menangis tanpa sebab.

Pasti terjadi sesuatu dengan wanita itu, pikir mereka.

"Ada apa?" Asya melepas pelukan Fang yin dan menarik wanita itu untuk duduk dikursi yang tak jauh dari mereka.

Fang yin mengusap air matanya, dengan mata berkaca-kaca ia mulai menatap Asya.
"Vivi benar Asya, Ariz berselingkuh." Ucapkan lalu lanjut menangis.

"Bahkan sekarang, dia sudah menikahi wanita itu." Tangisan Fang yin terdengar menyedihkan, ia terisak dengan hati yang hancur.

Aku Tokoh Utamanya : Penyesalan II (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang