part-15

5.4K 271 11
                                    

Asya merebahkan tubuhnya yang lelah keatas kasur, setelah Ariz mengantarnya untuk pulang, ia tidak lantas mandi ataupun lainnya melainkan ia langsung turu.

"Mama dari mana?"

Asya yang sudah beberapa detik berada dialam lain terpaksa tertarik kala mendengar suara Zhela. Terlihat putrinya baru saja memasuki kamar.
"Dari belanja, oh iya Mama punya hadiah buat kamu."

Mata Zhela seketika berbinar begitu mendengar hadiah. Lantas ia menaiki ranjang dan menunggu Asya mengambil salah satu paper bag disamping mereka.

"Tara!"

"Wahhh, lucu banget." Zhela memeluk boneka beruang yang baru saja Mamanya berikan.

Asya ikut tersenyum melihat tatapan bahagia anaknya. Beralih ia mengambil beberapa paper bag yang lain.
"Mama juga beliin kamu beberapa baju, kamu coba ya?"

Zhela menatap baju-baju yang diberikan Mamanya dengan amat bahagia.
"Bagus banget, makasih Mama." Ucapnya dengan tulus, tidak biasanya, Mamanya inikan orang pelit.

Asya berdehem dengan gugup, padahal hadiah-hadiah ini Ariz yang berikan. Asya yang dilanda harta tiba-tiba, tidak mungkin mengingat Zhela, hahaha. Maafkan Mama putriku.

Anggap saja Ariz tengah memberikan nafkah untuk anaknya sendiri, Zhela kan anak kandung Ariz! Benarkan?

Lain dengan keduanya, Ariz baru saja tiba setelah mengantar Asya pulang. Ia cukup puas dengan kencang hari ini, walaupun Ariz merasa aneh karena Asya tidak bersikap manja kepadanya, mungkin karena bukan Rasya?

Ia melangkah masuk kekamar dan mendapati Fang yin duduk manis diatas ranjang.
"Sayang kamu sudah pulang?"

Karena mood Ariz bagus, ia membalas senyuman istrinya sedikit tulus.

Fang yin menatap tangan Ariz yang kosong, dimana belanjaan suaminya? Bukankah Ariz baru saja menghabiskan uang karena membeli kebutuhan seorang wanita?

"Aku cape, tolong kamu siapin baju buat aku." Ariz membuka jas miliknya, ia sepertinya akan mandi.

Fang yin memilin kedua tangannya dan dengan ragu-ragu berkata.
"Sayang, aku nyiapin makan malam romantis disuatu tempat, kamu maukan malam ini?" Ajaknya.

Ariz yang sedang melepas dasinya terhenti, ia tersenyum.
"Maaf sayang, hari ini aku lelah. Besok harus bangun pagi karena ada meeting." Sudah jelas apa yang Ariz ucapkan, tentu saja Fang yin mengerti.

"Jadi tidak bisa?" Lirih Fang yin, ini pertama kalinya Ariz menolak permintaannya.

"Tidak bisa," Ariz mengecup dahi istrinya dan melangkah masuk kekamar mandi.

Wajah Fang yin terlihat sedih, tapi tak lama ia berusaha tersenyum.
Kakinya melangkah dan berdiri didepan kamar mandi.
"Sayang hari ini Arsa tidur sama kita ya?" Ucap Fang yin tapi tidak ada Jawaban.

Fang yin terdiam cukup lama tapi tetap tidak ada jawaban, namun tak lama ia memutuskan keluar dari kamar menuju kamar Arsa.

Sekitar beberapa menit kemudian Ariz keluar dari kamar mandi dengan pakaian lengkap, kamar mandi dan ruang pakaian sudah disatukan jadi mereka tinggal mengenakan make up atau segala macamnya didalam kamar.

Ariz melihat Fang yin sudah tertidur pulas dengan bayi di sampingnya, laki-laki itu menatap keduanya datar. Tanpa berniat tidur bersama, Ariz melangkah keluar dari kamar menuju kamar miliknya, kamar pribadinya saat masih ia lajang.

Kamar yang dipenuhi hal-hal gila, kamar yang akan membuat Fang yin syok seketika, kamar yang akan membuat Asya ketakutan dan memilih meninggalkan dirinya lagi.

Aku Tokoh Utamanya : Penyesalan II (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang