Asya mengigit ibu jarinya dengan gugup, tatapan cemas ia arahkan kepada laki-laki didepannya.
"Bagaimana bisa? Apa ada yang salah?"Beny menghela nafas dan ikut cemas akan berita ini.
"Bawahannya berkata, bahwa Tuan mereka kurang puas dengan hasil kerja sama perusahaan kita. Orang itu menarik sahamnya beberapa hari yang lalu, tepat game terbaru lounching.""Tiba-tiba begini? Bukankah client misterius itu aneh? Sudah berapa lama dia disini?"
"Mungkin sekitar beberapa tahun lalu, saya sendiri masih menyelidikinya. Ini benar-benar diluar perkiraan kami, namun saya curiga client ini memiliki hal lain."
"Maksud Anda?" Tanya Asya menatap sekretaris Kakaknya.
Beny menundukkan kepalanya.
"Maaf Nona Asya jika saya lancang, mungkinkah, Anda atau Pak Bagas ada masalah dengan client itu?" Tanyanya hati-hati, takut menyinggung wanita didepannya.Hembusan jengah keluar dari mulut Asya.
Entahkah laki-laki didepannya ini bodoh atau bagaimana, namanya saja sudah Client misterius, lalu siapa yang tau orang itu?"Mana mungkin, aku dan Kak Bagas saja tidak pernah bertemu, lantas bagaimana kami memiliki masalah?"
Raut wajah Beny berubah panik. Kedua tangannya bertolak.
"Saya tidak bermaksud menyalahkan Anda dan Pak Bagas, tapi alasan orang itu benar-benar tidak dapat diterima."Laki-laki itu mengeleng, "Game yang baru saja kita keluarkan cukup sukses, ratingnya tinggi dan cukup populer dikalangan anak remaja, banyak yang menginstalnya di app store dan PlayStore. Ulasannya pun terlihat positif dan orang-orang menyukainya."
"Jadi, maksud Anda..."
"Tidak masuk akal jika client itu mengatakan tidak memuaskan, game-game yang pernah Nona Jenny luncurkan tidak sesukses ini. Ini naik 3 kali lipat dari sebelumnya."
Asya mendengarnya ikut bingung, rasanya ia ingin mengumpat. Tapi siapa yang bersalah disini?
"Mentang-mentang dia pemilik saham tertinggi, orang itu dengan sesuka hati menariknya tanpa persetujuan pihak lain. Bagaimana ini bisa terjadi? Dia tidak mengatakan apa-apa dan hanya mengatakan alasan itu?" Asya mendumal penuh kedengkian.
Beny mengangguk.
"Apa Kak Bagas sudah tau?"
"Sudah, Pak Bagas sudah mengetahuinya dan, Ah hampir saya lupa, tentang Nona Jenny dan Ibunya keluar dari penjara besok hari sudah ditentukan-"
"APA!" Asya terbelalak dan sontak memotong pembicaraan Beny.
"Bagaimana bisa? Lalu tuntutannya?" Asya menatap laki-laki didepannya penuh frustasi.
"Pihak kepolisian mengatakan bahwa Pak Ariz mencabut laporannya, setelah saya konfirmasi...." Beny mengantung kalimatnya seraya mengangguk dengan raut wajah kecewa.
Tubuh Asya seketika lemas mendengarnya, Ariz....
Ada apa dengan laki-laki itu sekarang!
____________
Ariz melangkah masuk dengan tergesa-gesa kedalam gedung pencakar langit didepannya.
Sembari menunggu naik keatas menuju lantai 5, sekali lagi Ariz menatap handphone miliknya yang menampilkan pesan Asya yang menyuruhnya agar datang menemuinya diperusahaan.
Ariz tentu tidak terlalu penasaran, sudah pasti ini menyangkut soal Jenny dan Dory.
Ia menatap pintu ruangan Bagas didepannya dan perlahan membukanya. Terlihat Asya duduk disofa dengan diam.
Jantung Ariz berdegup kencang, ia siap menerima kemarahan istrinya tapi sebelum ia akan menjelaskannya.
"Asya, dengar penjelasan aku dulu-"Brak!
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Tokoh Utamanya : Penyesalan II (END)
ChickLitOrang ketiga atau istilahnya Pelakor, merupakan salah satu dari sekian banyaknya masalah di sebuah rumah tangga seseorang. Asya yang merupakan wanita dengan status Janda satu anak, harus rela menjadi Pelakor demi membalas wanita yang dulu pernah mer...