"Kak Bagas! Ngapain minta tolong sama dia!"
Setelah mereka berdua memasuki rumah, Asya seketika menyembur Bagas dengan ekspresi tidak terima.
"Asya, beberapa hari yang lalu aku mendapatkan kabar bahwa dana milik perusahaan menghilang, dan masalah ini masih dirahasiakan." Bagas menatap Asya.
"Lalu?"
"Aku curiga ini ulah Jenny, wanita itu pasti sengaja agar dia bisa menuduh kita yang mengerorupsi sebagian uang itu. Dana itu tidak main-main jumlahnya, apalagi kita tidak memiliki wewenang untuk membalikkan fakta yang sebenarnya."
Asya dengan serius mendengarkan, ia tidak tau jika ada masalah sebesar ini.
"Kita harus segera merebut kembali perusahaan itu, dan Ariz adalah orang yang tepat bisa kita ajak kerja sama."
"Tapi kenapa harus Ariz? Laki-laki itu pasti punya rencana licik diotak bajingannya," Ucap Asya frustasi.
"Lagi pula jika itu beneran Jenny, untuk apa dia melakukan hal seperti ini? Bukankah itu sama saja ia menghancurkan perusahaan?" Ujar Asya mengeluarkan isi otaknya.
Bagas terdiam, benar juga! Lalu siapa yang melakukannya?
________
"Mommy yang melakukan ini?"
Dory menatap berkas yang baru saja Jenny letakkan diatas meja.
"Benar." Ucapnya membenarkan.Jenny menatap tidak percaya, apa maksudnya ini!
"What? Serius? Maksud Mommy apa? Ini sama saja menghancurkan perusahaan!" Bentak Jenny merasa emosi."Lebih baik perusahaan itu hancur dari pada dimiliki oleh anak haram Daddy kalian, Mommy tidak akan pernah sudi mereka mendapatkan harta sepersen pun dari keluarga kita." Ujar Dory dengan tatapan tajam.
Jenny menghembuskan nafasnya lelah.
"Lalu sekarang bagaimana?"Dory yang sedang meminum teh miliknya berdecak.
"Kamu bodoh? Setelah masalah ini terbongkar diperusahaan. Kamu tinggal menuduh mereka berdua."Jenny terdiam mendengarnya, dan Dory lanjut berucap.
"Para karyawan dan beberapa petinggi akan langsung percaya, jika itu yang kamu takutkan. Mengingat mereka berdua baru beberapa minggu bekerja, sudah pasti semuanya akan menaruh curiga, terutama kepada Bagas."Dalam hati Jenny sangat menyetujui rencana Mommynya, tapi menyangkut perusahaan, Jenny merasa ini di luar nalar.
☰ ☱ ☲ ☳
Asya menatap buku ditangannya dengan pendangan sulit, matanya menatap beberapa bait tulisan yang sengaja ia baca hari ini.
Setelah ia kembali, Asya baru memeriksa pesan singkat dari Rasya untuk dua hari yang lalu. Wanita itu menceritakan tentang apa yang ia lakukan selama 2 hari belakangan, selain menceritakan tentang di rumah sakit, Rasya tidak tulis.
Ini memang sudah kesepakatan, mengingat Rasya suka bertindak sesuka hati. Makanya Asya harus tau apa yang wanita itu lakukan.
Tapi Asya gagal fokus saat Rasya menambahkan kalimat sesuatu yang terselip di paling bawah. Kalimat itu tertulis.
'Katanya mau membalas Ariz? Biarku bantu,'
Bukannya apa, Asya merasa curiga dengan Rasya. Ia merasa wanita ini seperti membencinya dirinya, membantu? Asya tidak percaya.
Asya segera membalas pesan Rasya, namun tak lama dering telepon memasuki Indra pendengarnya.
Nama Fang yin tertera dilayar handphone mahal miliknya, bukannya Asya mau pamer, tapi entah kenapa, hp butut miliknya berubah menjadi hp Sultan. Pasti Rasya yang melakukannya, siapa lagi?
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Tokoh Utamanya : Penyesalan II (END)
ChickLitOrang ketiga atau istilahnya Pelakor, merupakan salah satu dari sekian banyaknya masalah di sebuah rumah tangga seseorang. Asya yang merupakan wanita dengan status Janda satu anak, harus rela menjadi Pelakor demi membalas wanita yang dulu pernah mer...