part-39

1.6K 123 10
                                    

Target sudah tercapai, sesuai perjanjian, nih aku up.





Sedari tadi Chen Heng bolak-balik didepan mobilnya dengan gelisah, laki-laki itu menghela nafas kala ia menatap rumah didepannya.

Rumah ini adalah rumah Asya, sekitar 40 menit yang lalu Chen Heng sudah berdiri disana dengan niat bertamu, tapi ia belum juga berani masuk.

Memikirkan reaksi mereka saja Chen Heng sudah dilanda oleh keraguan, bagaimana pun mereka semua sudah menganggapnya telah tiada, kecuali Asya, karena ia sempat tidak sengaja bertemu dengan wanita itu beberapa bulan lalu.

Entah apa yang sedang mereka lakukan didalam sana, yang pasti mereka tengah merayakan sesuatu. Ah ia tau, hari ini Asya sudah diperbolehkan pulang dari kerumah sakit, Chen Heng sempat menemui wanita itu diam-diam beberapa kali, tanpa sepengetahuan siapa pun tentunya.

Tentang penyakit apa yang Asya derita ia sedikit tidak mengerti, Dokter yang ia ancam beberapa minggu lalu hanya mengatakan bahwa Asya mengidap penyakit langkah dan sekarang sudah sembuh.

Itulah mengapa Chen Heng tidak mencari tau lebih banyak lagi, jika sudah sembuh ia hanya dapat mengucapkan banyak syukur kepada Tuhan-Nya.

Setelah memantapkan hatinya, Chen Heng berniat masuk kedalam, akan tetapi sebelum itu ia mengambil seikat bunga yang ia beli saat perjalanan kemari dan beberapa oleh-oleh untuk putrinya Zhela.

Dengan senyuman yang terpatri dibibirnya, Chen Heng ingin melangkah tapi ia urungkan kala sebuah mobil hitam berhenti didepan rumah Asya.

Chen Heng dengan terburu-buru kembali masuk kedalam mobilnya berniat untuk bersembunyi, alisnya berkerut bingung kala ia melihat laki-laki asing keluar dari mobil itu.

Laki-laki itu juga sempat melirik mobilnya sebentar, hanya sekejap karena setelahnya laki-laki itu melangkah mendekati pintu rumah, tanpa mengetuknya laki-laki itu masuk begitu saja.

Sepertinya laki-laki ini cukup dekat dengan keluarga Asya, buktinya laki-laki itu tidak datang seperti tamu.

Ia menatap bunga dan oleh-oleh ditangannya, helaan nafas keluar dari mulutnya diikuti tubuhnya yang bersandar dikursi.

Ia melirik rumah Asya dan berupaya meyakinkan dirinya, jika Asya dan Bagas menolaknya, ia memiliki Zhela yang tidak akan membiarkannya pulang malam ini.

Ah sudah berapa lama ia tidak bertemu dengan Zhela? Sepertinya sudah 2 tahun? Pasti putrinya sudah besar sekarang, tanpa sadar Chen Heng tersenyum saat mengingat Zhela kecil.

Walaupun bukan anak kandungnya, Chen Heng sangat menyayangi Zhela, sebaliknya pun begitu. Gadis itu sejak kecil selalu menempel kepadanya, dan ia tidak membiarkan siapapun menyakiti putrinya sejak Zhela duduk dibangku TK.

Bahkan yang menemani Zhela disekolah adalah dirinya, Asya sangat jarang karena wanita itu pasti mengantuk jika mendengar guru Zhela mengajar.

Laki-laki itu tanpa sadar terkekeh mengingat kejadian dulu, ia teringat Asya yang selalu memarahinya karena ia terlalu memanjakan Zhela, mau bagaimana lagi, Zhela itu cengeng jika tidak dituruti kemauannya.

Chen Heng meraup wajahnya dengan mata tertutup, seandainya ia tidak melihat Asya menghianatinya, mungkin sampai sekarang mereka masih bersama. Keluarga mereka masih lengkap. Mungkin Chen Heng masih bisa memaafkan Asya jika wanita itu hanya melakukan sekali atau setidaknya Asya datang dan meminta maaf serta mengakui kesalahannya.

Dan seandainya ia juga tidak  emosi serta membalas perbuatan Asya dengan melakukan penghianatan yang sama, apalagi ia melakukannya bersama sahabat Asya sendiri.

Aku Tokoh Utamanya : Penyesalan II (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang