"APA! MENIKAH?!!"
"Kakak gila!"
Bagas menutup kedua telinganya begitu adiknya berteriak.
"Kakak tidak gila.""Terus kenapa Kak Bagas nyuruh aku nikah? Kakak nyuruh aku menikahi laki-laki brensek itu?" Asya menatap Bagas dengan tatapan tidak percaya.
"Sesuai prosedur Dokter, kamu harus menikah dulu agar dapat keluar dari rumah sakit ini." Bagas berucap dengan gugup.
Sedangkan mulut Asya menganga mendengarnya, apakah masuk akal Kakaknya berkata demikian?
Menikah? Apa hubungannya dengan sakit yang ia derita?!
"Kalau kamu setuju nikah dengan Ariz, dia bakal terus merhatiin kondisi kamu sepanjang waktu. Jadi kamu butuh seseorang disamping kamu terus." Bagas mendudukkan tubuhnya diatas brankar rumah sakit.
Asya mengeleng, "Ini nggak masuk akal, Kak Bagas kan bisa merhatiin aku."
"Kakak nggak bisa Asya, banyak yang perlu Kakak urus. Belum lagi ada Jia li sama Haocun terus perusahaan? Kamu mau Kakak bagaimana?" Bagas mengelus pipi adiknya.
"Biar aku yang-" Jia li yang sejak tadi diam bersuara tapi segera dipotong oleh Bagas sendiri.
"Tidak bisa sayang." Bagas menoleh menatap istrinya yang duduk disofa dengan anak mereka disampingnya.
Kembali Bagas menatap adiknya.
"Begini saja Asya, kamu juga harus pikirin Zhela. Tidak mungkin bukan jika Zhela besar tanpa seorang Ayah?" Laki-laki itu berusaha membujuk adiknya yang terlihat keras kepala sekarang."Zhela punya Ayah, yaitu Ariz sendiri, dia Ayah kandungnya. Kamu tidak kasihan? Lagi pula kamu tidak mungkin terus sendiri sampai matikan?"
Asya diam tidak mau menjawab pertanyaan Ariz.
"Kamu juga butuh pendamping Asya, kamu dan Zhela butuh seseorang buat melindungi kalian. Apalagi Kakak tidak tau musuh Rasya diluar sana mungkin masih menaruh dendam sama dia, Kakak tidak mau kamu kenapa-kenapa." Bagas menghela nafas.
Asya menatap Kakaknya dengan alis berkerut.
"Kakak bukannya benci sama Ariz? Kenapa Kak Bagas bersikeras kayak gini sekarang?"Bagas terdiam mendengarnya, "itu.... Kakak punya alasannya sendiri." Ucapnya seraya memalingkan wajahnya.
"Alasan apa? Asya mau dengar alasannya."
"Kamu tidak perlu tau, yang perlu kamu tau sekarang adalah. Menikah dengan Ariz." Tuturnya lalu meninggalkan ruangan Asya.
Asya mengepalkan tangannya kuat, apa yang Ariz perbuat sehingga Kakaknya setuju seperti ini?
Jia li berdiri dari duduknya dan menghampiri adik iparnya.
"Asya?""Kak Jia li, Asya nggak mau..." Asya mengelengkan kepalanya dengan mata berkaca-kaca.
Jia li hanya bisa menghela nafas dan memeluk tubuh Asya. Ia tidak bisa berbuat banyak jika Bagas sudah memutuskan, Jia li hanya bisa berdoa semoga semuanya baik-baik saja.
________
"Ini data perusahaan yang Anda inginkan Bos."
"Terimakasih Beny." Bagas tersenyum menatap Asistennya.
Beny ikut tersenyum menatap Bosnya.
"Setelah saya memeriksa dan membacanya, terdiri dari 6 client yang menarik sahamnya begitu saja sejak 6 bulan yang lalu. Persentase saham kita berkurang sekitar 25%," Ujarnya seraya menatap Bagas yang sibuk membolak-balikkan map yang baru saja ia serahkan.Bagas mengangguk, ia menarik nafas lega.
"Untung client misterius itu tidak mencabuk sahamnya." Lirihnya bersyukur."Anda benar, jika beliau ikut mencabutnya saya tidak bisa membayangkan jika gedung ini didemo oleh para karyawan yang mogok bekerja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Tokoh Utamanya : Penyesalan II (END)
ChickLitOrang ketiga atau istilahnya Pelakor, merupakan salah satu dari sekian banyaknya masalah di sebuah rumah tangga seseorang. Asya yang merupakan wanita dengan status Janda satu anak, harus rela menjadi Pelakor demi membalas wanita yang dulu pernah mer...