Lanjut drama pernikahannya.
Ariz tak sanggup melanjutkan ucapannya, ia benar-benar tidak menyangka jika ada rencana lain yang Bagas dan Asya siapkan dibelakangnya.
Ia kira keduanya hanya sebatas menyuruh Vivi untuk memberi tau Fang yin yang kebenarannya, tapi Ariz tidak mengira ini akan terjadi.
Arsa kecelakaan, putranya... Ariz diliputi oleh kecemasan. Bagaimana keadaan Arsa apakah putra kecilnya itu baik-baik saja?
"Ada apa Ariz?" Tanya Alam seraya mendekati keduanya.
"Arsa..." Guman Ariz merasa kepikiran. Ia bahkan tidak mendengarkan pertanyaan Alam. Pikirannya sekarang adalah bagaimana keadaan putranya.
Beralih Ariz menatap Pengawal yang melaporkan tadi.
"Dimana Arsa sekarang? Dan, keadaannya?""Tuan muda Arsa sudah dibawa kekota Tuan, keadaannya kritis, lukanya cukup parah dan perlu segera ditangani di rumah sakit."
Asya yang mendengar itu mendekati Bagas, ia menyenggol laki-laki itu sembari bertanya lewat mata, 'ada apa?'
Bagas mengedihkan bahunya tanda tidak tau.
"Ariz ada apa!" Alam mengungcang bahu laki-laki itu karena sedari tadi Ariz terlihat linglung.
"Arsa, Ar-sa kecelakaan." Ucapnya gemetar, air mata Ariz bahkan mulai bercucuran.
Mendengar itu, sontak mereka semua kaget mendengarnya. Apalagi Bagas dan Asya. Keduanya saling menatap satu sama lain dengan mata terbelalak.
Desi yang ikut khawatir mendengarnya, mulai mendekati Alam dan Ariz. "Kalau begitu kita harus melihat keadaannya." Ucapnya yang diangguki Ariz.
Sedangkan disisi lain Asya berdiri dengan gelisah, sekarang ini adalah kesempatannya. Tapi bukankah ini terlalu kejam? Ia menatap Ariz, laki-laki itu sekarang terlihat putus asa setelah mendengar kabar putranya yang kecelakaan.
Ariz ikut menatap Asya dengan sedih lalu beralih menatap Bagas dengan helaan nafas yang terasa berat.
"Aku harus pergi, Arsa membutuhkan ku." Ucapnya lemah.Bagas hanya bisa mengangguk, tidak mungkin ia menolak disaat keadaan genting seperti ini.
Ariz mengusap air matanya dan berlalu pergi diikuti Alam, Desi, Latya dan beberapa pengawal miliknya. Tapi sebelum mereka benar-benar keluar dari tempat resepsi itu, teriakan familiar menghentikan langkah Ariz.
"Berhenti!"
Semua orang yang ada disana menatap Asya yang terlihat berbeda.
"Asya.." Bisik Bagas.
Asya hanya melirik Kakaknya dan melangkah kedepan beberapa kali.
"Ariz, kamu mau kemana? Ini hari pernikahan kita?" Ucap Asya berdiri menatap laki-laki yang beberapa langkah didepannya.
Asya mengelus baju pengantinnya dengan lembut.
"Kenapa? Jika kamu pergi, pernikahan ini akan dibatalkan."Sungguh tidak sesuai rencana, bagaimana rencana mereka sampai tersesat seperti ini!
Ariz menundukkan kepalanya, tentu saja pernikahan ini akan batal, tapi ia berjanji akan menikahi Asya setelah keadaan Arsa sudah membaik.
"Tidak ada kesempatan, setelah pernikahan ini batal. Jangan harap kamu bisa menikahi aku kedepannya." Tatapan Asya terlihat datar, ia bahkan tidak mempedulikan bisik-bisik yang mengatakan dirinya tidak sabaran.
"Apa?" Ariz menatap nanar wanita itu.
Sedangkan Bagas terlihat panik.
"Asya, kamu apa-apaan sih? Keadaannya sudah berubah sekarang." Laki-laki itu menangkap pergelangan tangan adiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Tokoh Utamanya : Penyesalan II (END)
ChickLitOrang ketiga atau istilahnya Pelakor, merupakan salah satu dari sekian banyaknya masalah di sebuah rumah tangga seseorang. Asya yang merupakan wanita dengan status Janda satu anak, harus rela menjadi Pelakor demi membalas wanita yang dulu pernah mer...