Pintu ruangan yang tiba-tiba dibuka membuat Fang yin tersentak mengalihkan tatapannya. Raut wajah yang tadinya sayu mendadak menegang tak kala melihat Asya masuk.
Seperti tidak terjadi apa-apa, Asya melangkah riang mendekati Fang yin.
"Syukurlah kamu masih baik-baik saja." Ujarnya disertai senyuman."Kamu..." Mata Fang yin menatap nanar wanita didepannya.
"Ada apa Fang yin? Kamu harusnya lebih banyak beristirahat. Jangan banyak melamun, kasihan loh Ariz, dia tidak ada yang mengurusinya dirumah." Asya memaksa Fang yin merebahkan tubuhnya.
Tetapi wanita berdarah keturunan China itu segera menepis tangan Asya secara kasar.
Bukannya meringis, Asya justru tersenyum miring penuh provokatif.
"Oh, kamu tidak ingin sembuh Fang yin? Lalu bagaimana jika... Aku saja yang merawat suamimu?" Tanyanya dengan raut wajah polos.Seperti disiram cairan solar, Fang yin menatap tajam wajah Asya.
"Dasar kamu perempuan licik, harusnya aku sudah tau rencana busuk kamu Asya.""Iya, harusnya kamu memang sudah tau. Tetapi disesalkan karena sahabat ku ini terlalu bodoh dalam berpikir. Sejujurnya disini kamu terlalu naif Fang yin, berpikir bahwa Asya sahabat baikku sudah memaafkanku. OH betapa baiknya aku!" Mata Asya membola memuji dirinya sendiri.
Asya menggeleng, "Jika aku boleh jujur, sejak kita bertemu kembali, aku sebenarnya ingin sekali membunuhmu Fang yin. Namun sejenak aku berpikir, jika kamu bisa kenapa aku juga tidak bisa?" Ia melirik Fang yin.
"Lalu aku memiliki sebuah ide di otakku, bagaimana jika aku merebut suamimu juga?" Tentu saja semua ucapan Asya hanyalah karangan, ia hanya ingin membuat Fang yin emosi.
Mata Fang yin mulai berambum tak kala mendengar setiap kalimat Asya.
"Tidakkah kamu berpikir? Tindakanmu ini akan membuat orang lain sakit hati Asya, kamu tidak berpikir jika kamu melakukan semua ini, wanita yang bersama disisi Ariz akan hancur,"
Nada suara Fang yin sedikit bergetar saat mengucapkannya."Ya harusnya kamu juga berpikir Fang yin, 4 tahun lalu? Apakah kamu berpikir demikian? Tentu tidak bukan? Sekarang aku bertanya, Apakah kamu memikirkan aku saat berselingkuh bersama Chen Heng?"
Ucapan telak Asya membuat Fang yin bungkam, di otaknya berputar kejadian 4 tahun lalu, bagaimana ia dengan suka rela menyerahkan tubuhnya kepada Chen Heng, padahal ia tau! Tau dengan jelas bahwa laki-laki itu merupakan suami sahabatnya sendiri.
Tindakan Asya sekarang hanya menuntut balas dendam darinya bukan?
Lalu mengapa ia harus emosi? Tentu saja karena Ariz suaminya! Bagaimana pun, Fang yin harus tetap mempertahankan Ariz sebagai suaminya, demi Arsa.
"Aku tau aku salah Asya," Balasnya lemah. "Kamu sudah mendapatkan apa yang kamu inginkan, sekarang biarkan Ariz bersamaku." Pintanya memohon.
Satu alis Asya terangkat naik, ia menghela nafas merasa lucu.
"Tapi... Aku tidak suka dimadu Fang yin." Cicitnya merasa tertekan."Apa?" Mata Fang yin menyipit mendengarnya.
"Kamu ingat curhatan mu yang mengatakan Ariz menikahi wanita lain? Itu benar Fang yin, dan sekarang aku adalah istrinya." Lanjutnya menepuk dada.
Kali ini mata Fang yin mengeluarkan tetesan air, tidak menyangka bahwa sekarang wanita didepannya adalah marungnya sendiri.
Teringat dengan wajah suaminya, bagaimana bisa Ariz melakukan semua ini? Apa yang Asya lakukan sehingga Ariz bertekuk lutut dibawah kakinya.
Potongan puzzle coba Fang yin satukan di benaknya, perubahan Ariz terlalu cepat. Sebelum ia bertemu dengan Asya, suaminya masih peduli dan menyanyanginya. Akan tetapi, sedikit demi sedikit mulai berubah tak kala...
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Tokoh Utamanya : Penyesalan II (END)
ChickLitOrang ketiga atau istilahnya Pelakor, merupakan salah satu dari sekian banyaknya masalah di sebuah rumah tangga seseorang. Asya yang merupakan wanita dengan status Janda satu anak, harus rela menjadi Pelakor demi membalas wanita yang dulu pernah mer...