part-42

1.4K 78 21
                                    

"Taxi!" Teriak Asya kala melihat sebuah mobil taxi melaju dijalanan.

"Biarkan aku yang mengantar kalian." Chen Heng nyaris berisik karena di gendongannya ada Zhela yang tertidur.

"Tidak perlu." Singkat Asya seraya mengambil alih tubuh Zhela yang tidak terganggu sama sekali.

Chen Heng hanya bisa menatap nanar kearah Asya yang sibuk menidurkan Zhela didalam mobil. Sebelum wanita itu ikut masuk, Asya berbalik menatap mantan suaminya.

"Dan, kamu berhentilah datang kerumah. Aku tidak tau apa tujuanmu menampakkan wajah didepan Zhela, yang pasti ada sesuatu yang kamu cari." Tidak mungkin laki-laki ini datang tanpa alasan, Chen Heng tau keberadaan ia dan Zhela selama ini.

Tapi entah kenapa, baru sekarang Chen Heng berani menampakkan wajahnya.

"Kamu."

Asya yang ingin masuk terhenti saat mendengar ucapan Chen Heng barusan. Wanita itu sekali lagi menatap mantan suaminya.

"Asya, aku ingin kamu kembali, aku ingin kamu dan Zhela. Kita kembali seperti dulu lagi, keluarga, aku...." Sungguh Chen Heng tidak sanggup melanjutkan kata-kata tidak malunya ini.

Katakanlah seperti itu, ia brensek karena dulu berselingkuh dibelakang Asya, ia menyakiti hati wanita itu, padahal kala itu Asya masih belum sempat sembuh dari penyakit sakit hati yang dulu mantan kekasihnya berikan.

"Maaf atas ucapan tidak maluku tadi, tapi aku ingin, aku ingin kita rujuk kembali." Chen Heng perlahan mendekati wanita itu.

"Aku minta maaf atas kesalahan aku yang dulu, mungkin kamu tidak akan mau memaafkan kesalahan masa lalu kita, tapi seenggaknya beri aku kesempatan, kesempatan untuk menempati janji aku yang dulu." Kedua tangan Asya, Chen Heng genggam secara perlahan, Kata-kata yang ia ungkapkan tadi ia keluarkan dari lubuk hatinya yang paling dalam.

Bicara soal janji, Chen Heng pernah berjanji akan membahagiakan wanita itu sampai akhir hayat, namun tidak ada yang tau pada akhirnya, janji itu hanya sebatas keluar dari mulut.

Asya menarik tangannya dengan halus, ia menghela nafas sembari menggeleng.
"Lupakan, lupakan janji manis tapi rasa pahit itu. Kita tidak ada harapan lagi." Pelan Asya bermaksud menolak ajakan mantan suaminya yang ingin kembali.

"Kita memiliki harapan Asya! Ki-"

"Tapi aku tidak butuh harapan itu, tidak butuh." Potong Asya cepat seraya mengeleng.

"Sekarang aku hanya ingin fokus membesarkan Zhela, sendiri." Wanita itu mengedihkan bahunya melirik Zhela didalam mobil.

Sedangkan Chen Heng terkekeh mendengar perunturan Asya barusan.
"Oh iya? Tapi aku dengar kamu akan menikah."

Ucapan telak Chen Heng membuat Asya seketika bungkam.

"Kenapa? Kenapa dia bisa sedangkan aku tidak?" Tanyanya menatap sedih kearah Asya.

Asya memalingkan wajahnya, ia benar-benar ingin lari dari situasi ini.

"Kamu menikah dengan laki-laki itu? Laki-laki yang pernah menyakiti kamu? Really?" Chen Heng menatap wanita didepannya tidak percaya.

Ia tidak akan bisa melupakan, bagaimana sakitnya Asya saat menceritakan masa lalunya, sedangkan ia disisi lain tak bisa berbuat apa selain membuat istrinya melupakan masa kelam itu.

Chen Heng mengangguk, "Oke, aku akui diri aku juga pernah nyakitin kamu. Tapi pernah aku pukul kamu? No," Laki-laki itu mengeleng.

"Ditambah laki-laki itu sudah memiliki istri dan anak? Aku tidak percaya kamu akan seberani ini."

Aku Tokoh Utamanya : Penyesalan II (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang