part-21

3.2K 188 6
                                    

Fang yin yang baru saja keluar dari dapur terhenti begitu melihat pandangan didepannya, terlihat Ariz dan Asya bermain bersama dengan Arsa.

Kedua orang tersebut terlihat berusaha membuat Arsa tertawa, namun bukannya tertawa, bayi itu malah menangis.

"Aduh, cup cup. Kok malah nangis." Keduanya gelagapan sendiri saat tangis Arsa semakin besar.

Asya membawa tubuh mungil itu ke pangkuannya, walaupun beberapa kali ditolak. Ariz dengan paksa melepas pegangan Arsa ditangannya.

"Jangan nangis anak tampan." Asya mengusap air mata bayi di gendongannya dengan lembut.

Tidak disangka bayi itu akhirnya diam dengan sendirinya, Arsa terlihat mulai tenang dipelukan Asya, apalagi wanita itu mempuk puk bokongnya beberapa kali.

Fang yin tanpa sadar tersenyum dan segera menghampiri keduanya.
"Wah, ini merupakan rekor baru," Celetuk Fang yin sembari meletakkan nampan yang berisi kue dan tiga cangkir minuman.

"Maksudnya?" Tanya Asya.

Fang yin mengedihkan bahunya.
"Entahlah, beberapa hari belakangan ini Arsa jadi sensitif. Dia tidak mau digendong sama orang lain. Dia sepertinya sudah bisa mengenal orang tuanya." Jelas Fang yin.

Ariz yang mendengarnya mengangguk, oh begitu...

Asya tersentak kaget kala merasakan bayi dipangkuannya mendusel seperti mencari sesuatu di dadanya.
Anjirr! Dia cari susukah?

Melihat itu, Fang yin jadi bingung.
"Sepertinya Arsa lapar." Ucapnya.

Ariz menatap Fang yin, "Buatkan dia susu."

Fang yin mengangguk dan sekali lagi wanita itu meninggalkan keduanya tanpa rasa curiga apapun.

"Buatkan susu? Susu formula maksudnya?" Tanya Asya menatap Ariz.

Ariz mengangguk seraya mengusap kepala Asya dengan lembut, tapi siempu malah menepisnya dengan kuat.
"Memang umur Arsa sudah berapa? Bukankah masih belum genap 2 tahun? Harusnya dia masih membutuhkan susu ASI." Ujar Asya penuh peringatan.

"Benar, tapi sejak Arsa dilahirkan. Dia tidak mau menyusu dengan Ibunya, Arsa lebih memilih susu buatan dibandingkan susu ASI." Jelas Ariz sembari mengecup kepala Arsa.

Asya cukup mengerti, mungkin saja Arsa alergi dengan susu original makanya ia lebih baik meminum susu formula. Mungkin juga Arsa tidak menyukai rasanya.

Ia menatap Arsa yang terlihat nyaman dipangkuannya, sekali-kali bayi itu mencari sesuatu. Arsa terlihat lapar sekaligus mengantuk.

__________

Beberapa menit kemudian, kedua orang tua Fang yin pun datang. Dengan membawa beberapa hadiah untuk putri dan cucunya, keduanya tampak terlihat bahagia bukan main, mereka sudah tidak sabar bertemu dengan sang Cucu.

Tapi senyum itu perlahan luntur saat melihat Asya datang dengan Arsa di gendongannya, jangan lupakan Ariz berjalan disamping perempuan itu.

"Selamat datang Ayah, Ibu." Ujar Ariz melangkah kedepan.

Ayah dan Ibu Fang yin mengangguk dan memeluk menantu mereka. Fang yin ikut tersenyum, ia menatap suaminya penuh cinta.

Fen, Nama Ibu Fang yin tersenyum bahagia melihat tatapan putrinya. Itu berarti hubungan keduanya baik-baik saja selama pernikahan.
"Syukur kalian kembali sehat, Ibu sampai khawatir dengan keadaan mu nak." Fen menatap khawatir putrinya.

Fang yin tersenyum, "Sekarang sudah membaik Ibu," Jawabnya.

Asya sudah tidak kaget lagi begitu mendengar bahasa yang kedua orang tua Fang yin gunakan, karena ia sudah tau mereka pandai Berbahasa Indonesia.

Aku Tokoh Utamanya : Penyesalan II (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang