Keterdiaman sedari tadi meliputi antara Ariz dan Asya, seperti yang Ariz janjikan, kini keduanya tengah duduk didalam mobil dengan tujuan mengantar Asya pulang.
Ariz yang biasanya tidak bosan mengajak Asya berbicara sekarang hanya terdiam dengan ekspresi datar.
Sedangkan Asya disisi lain tidak tau harus mengatakan apa setelah kejadian beberapa menit lalu. Ia yang tadinya penasaran mendadak ciut seketika, begitu melihat ketidak sukaan yang terpampang jelas diwajah Ariz.
Laki-laki yang sekarang berstatus suaminya itu memang tidak mengatakan apa-apa, tapi Asya tau persis bahwa Ariz sedikit terganggu.
Ariz segera memberhentikan mobilnya begitu sampai dirumah Asya, ia yang ingin memperingati istrinya itu seketika terurung saat melihat Bagas.
Tidak berbeda jauh dengan Asya, wanita itu sebenarnya ingin berbicara juga, tapi ia urungkan saat melihat Kakaknya Bagas serta Kakak iparnya Jia li keluar dari rumah dengan koper ditangan mereka.
Asya turun dari mobil diikuti Ariz.
"Kak Bagas, kalian mau kemana?" Tanyanya begitu sampai didepan mereka, Asya menatap keduanya bergantian.Jia li yang terlihat panik berusaha menenangkan putranya yang sepertinya baru terbangun dari tidur, sedangkan Bagas menatap adiknya.
"Asya, Kakak sama Jia li harus kembali ke China. Ayah Jia li mengalami keracunan dan kami harus kesana sekarang untuk memastikan keadaannya." Ucapnya sembari menaruh koper dibagasi mobil.
Asya menutup mulutnya karena syok. "Astaga..."
Bagas berbalik lalu mengusap rambut adik satu-satunya.
"Kamu nggak papakan Kakak tinggal dulu?"Asya mengangguk, "em gimana kalau Asya ikut balik aja?" Tawarnya, bagaimana pun keluarga Jia li sangat baik kepada mereka. Ada baiknya sekalian ia kembali pulang.
Ariz dibelakang mengaryit mendengarnya.
"Tidak, kamu tetap disini. Lagi pula Zhela masih sekolah," Tolak Bagas sembari menaruh koper yang satunya.
"Jika semuanya sudah membaik, kami akan segera pulang. Atau setidaknya saat libur sekolah sudah datang, kamu bisa susul kami berdua bersama Zhela." Bagas berusaha tersenyum, walaupun dalam hati ia begitu khawatir karena harus meninggalkan adik serta keponakannya sendirian disini.
Namun begitu melihat Ariz, Bagas merasakan sedikit kelegaan. Setidaknya ada Ariz yang akan menjaga mereka.
Asya menundukkan kepalanya, sepertinya Kakaknya akan lama berada disana.
"Terus perusahaan gimana?""Kakak bakal terus pantau perusahaan dari sana, jadi kamu jangan khawatir." Bagas memeluk adiknya.
Asya mengangguk, setelah itu ia menghampiri Jia li dan memeluk keponakan kecilnya Hoacun.
"Kamu baik-baik disini ya Asya." Ujar Jia li.
Asya mengangguk seraya mencium pipi Hoacun."Dadah cucun." Ucap Asya sedikit sedih.
"Kalau begitu kita pamit." Tandas Bagas dan mendapat anggukan dari Asya serta Ariz.
"Tolong jaga mereka berdua." Ucap Bagas menatap Ariz sebelum ia memasuki mobil diikuti Jia li.
Ariz tidak membalas, ia hanya terdiam melihat mobil yang Bagas kendarai mulai melaju pergi meninggalkan perkarangan rumah.
Namun tidak lama kemudian, senyum miring tercetak diwajah tampangnya kala mobil laki-laki itu sudah tidak terlihat lagi dimatanya.
___________
Beberapa minggu kemudian.
Asya menjalani kehidupannya seperti biasa, bedanya sekarang ada Ariz yang selalu menemaninya dikala Kakaknya Bagas sedang tidak ada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Tokoh Utamanya : Penyesalan II (END)
ChickLitOrang ketiga atau istilahnya Pelakor, merupakan salah satu dari sekian banyaknya masalah di sebuah rumah tangga seseorang. Asya yang merupakan wanita dengan status Janda satu anak, harus rela menjadi Pelakor demi membalas wanita yang dulu pernah mer...