part 22

3.1K 170 5
                                    

Fang yin menatap wajah kedua orang tuanya yang terlihat masam setelah kembali dari toilet.
"Ada apa?" Tanyanya, apakah keduanya sempat bertengkar? Tapi alasannya apa?

Fen berusaha tersenyum begitu mendengar pertanyaan putrinya.
"Tidak ada, ayo lanjutkan makanmu." Ia mengelengkan kepalanya sembari menatap suaminya yang memilih diam.

Fang yin akhirnya mengangguk, namun tak berselang lama, tiba-tiba handphone milik suaminya Ariz mengeluarkan sebuah suara notifikasi, menandakan sebuah pesan masuk.

Ariz terlihat membacanya sekilas, tapi itu cukup membuat Fang yin penasaran karena suaminya segera berdiri seraya memberikan Arsa kepadanya.
"Ehm, aku permisi kekamar dulu. Sepertinya Bayu ingin membicarakan sesuatu yang penting."

Ketiganya lalu mengangguk dan Ariz segera meninggalkan meja makan, meninggalkan Fang yin beserta keduanya orang tuanya.

"Bagaimana hubungan kalian? Apakah baik-baik saja?"

Fang yin menatap Ayahnya yang baru saja bertanya, ia tersenyum.
"Iya, kami baik-baik saja. Ayah tidak perlu khawatir."

Fengying menghela nafas berat mendengarnya, baik-baik bagaimana jika Rasya saja ada diantara mereka?

"Fang yin, kamu masih berteman dengan Asya?" Fen menatap tajam kearah putri satu-satunya.

Fang yin menghela nafas sembari mengelus kepala Arsa.
"Ibu aku sudah bilang, Asya orang baik. Tidak mungkin aku tidak mau berteman dengan dia.... Apalagi..." Fang yin menundukkan kepalanya, bagaimana pun dulu kesalahannya sangatlah fatal.

Ia merebut suami Asya tapi wanita itu masih mau memaafkannya.

Fen berdecak sinis mendengarnya,
"Baik apanya? Kamu masih ingat? Dulu dia hampir saja memasukkan mu kepenjara setelah dia menambrak orang sampai mati. Karena dia mengunakan mobil mu, wanita itu malah mengelak bahwa ia tidak pernah mengemudikan mobilmu sama sekali."

Ia tidak akan pernah lupa, bagaimana mereka berusaha menahan Fang yin agar tidak dipenjara karena kasus pembunuhan tabrak lari di Tiongkok.

"Tapi apa? Kamu dengan bodohnya melindungi dia? Walaupun kamu sudah menemukan bukti?" Fen mengelengkan kepalanya tidak habis pikir.

Dikarenakan mereka memiliki status yang tinggi, kasus itu  ditutup secara paksa atas kemauan Fang yin, putri bodoh mereka.

"Bahkan setelah Asya menipu seseorang, kamu juga yang harus bertanggung jawab!" Fen tiba-tiba merasakan tidak berselera untuk makanan didepannya.

Fengying hanya bisa terdiam mendengar ungkapan istrinya yang memang benar adanya, karena salah satu korban penipuan wanita itu adalah dirinya sendiri.

"Dan masih banyak lagi perbuatan tercela dia, bahkan Ayahmu-"

"Cukup!"

Suara Fen tercekat setelah mendengar kalimat suaminya. Rahasia masalalu Fengying memang belum ia katakan kepada Fang yin, mungkin setelah Fang yin mendengar semua ini, putrinya pasti akan meninggalkan wanita jahat itu.

Sedangkan Fengying tidak mau Fang yin mengetahui rahasia gelapnya dulu, cukup istrinya yang tau.
"Intinya jauhi Rasya, dia tidak sebaik kelihatannya. Mungkin saja wanita itu sedang merencanakan sesuatu di belakangmu, misalnya dia dia diam-diam menggoda suamimu."

Fang yin menegang mendengar ucapan Ayahnya, menggoda? Itu tidak mungkin!

Sedangkan Fen mendelik kesal mendengar nama panggilan yang baru saja Fengying ucapkan, nama itu merupakan panggilan spesial suaminya kepada Asya.

"Tapi Ayah! Asya-"

"Tidak ada tapi-tapian, dari dulu Ibumu sudah memperingati mu bahwa Rasya adalah wanita jahat, kamu harus percaya pada kami." Fengying memotong ucapan putrinya yang mulai membantah.

Aku Tokoh Utamanya : Penyesalan II (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang