part-27

2.6K 144 14
                                    

"Begitu syulittt, lupakan Rwehann. Apalagi Rwehan baiqq~~."

Ariz melirik Zhela yang bernyanyi dengan nada aneh,
"Begitu susah...? Apa ya lanjutannya?" Zhela menatap Ariz yang juga bingung.

Haocun bertepuk tangan meriah begitu mendengar Zhela melanjutkan nyanyiannya, bayi itu seakan-akan mengerti saja apa yang sepupunya nyanyikan.

"Papa? Kita mau kemana?"

Ariz yang sedang mengemudikan mobil melirik sebelah, dimana Zhela duduk, sedangkan dibelakang Haocun duduk sendirian. Kasian.

"Kita susul Mama,"

"Oh iya, Mama sama Tante Jia kemana semalam? Zhela pikir mereka langsung pulang." Zhela berucap sembari menatap gedung-gedung tinggi, dalam hati ia berdecak kagum! Bagaimana orang-orang membangunnya?

"Kantor polisi."

Sontak Zhela menatap laki-laki itu kaget, ia bukan bocah polos lagi yang tidak mengerti kantor polisi. Pertanyaannya siapa yang dipenjara?

Zhela tidak bertanya lagi, anak itu sibuk memilin kedua tangannya sembari memikirkan segala kemungkinan-kemungkinan salah satu keluarganya yang dipenjara.

Jika Om Bagas dan Tante Jia, itu tidak mungkin. Kedua orang tua Haocun adalah orang baik, yang patut dipertanyakan adalah Mamanya.

Ia pernah membaca di internet, bahwa menjadi seorang pelakor merupakan tindakan kejahatan, tapi Zhela tidak menyangka, tindakan itu dapat membuat orang masuk penjara.

Tanpa Ariz sadari, mata Zhela berkaca-kaca karena ovt.

"Zhela bakal jadi anak narapidana." Pikirnya dalam hati.

__________

Ariz turun dari mobil setelah mereka sampai didepan gedung kantor polisi, ia mengendong tubuh Haocun dan mendekati wanita yang ternyata sedang menunggunya.

Zhela yang melihat Tantenya seketika memeluk tubuh wanita itu.
"Tante... Kenapa Mama dipenjara?"

Jia Li dan Ariz menatap anak itu bingung.

"Kamu ngomong apa? Siapa bilang Mama dipenjara?" Ujar Jia li seraya mengambil alih tubuh putranya di gendongan Ariz.

"Kata otak Zhela, Mamakan jadi pelakor. Bisa ajakan sekarang Mama ditangkap polisi."

Ariz menarik tangan Zhela kala beberapa polisi menatap anak itu bingung, tersenyum paksa adalah hal yang dilakukannya sekarang.
"Mama Zhela tidak dipenjara, dia lagi beli jus nutrisari buat Zhela. Iyakan?" Dan diangguki Jia li.

Wanita itu juga sebenarnya malu dengan ucapan Zhela.

"Syukurlah." Gumam Zhela yang masih didengar keduanya.

Sedangkan Ariz mengelus kepala putrinya dengan tatapan mengarah kesekitar, mencoba mencari keberadaan kekasihnya.

"Asya mana?" Tanyanya kepada Jia li yang sibuk mengecup pipi putranya dengan raut wajah sedih.

"Itu dia, anak itu jadi aneh tadi. Dia sudah pergi sekitar 1 jam yang lalu." Jia li masih mengingat, Asya tiba-tiba pergi tanpa sepatah kata setelah berbicara dengan wanita yang merupakan saudara tirinya.

Jia li menghembuskan nafas pendek melihat gerak gerik laki-laki didepannya yang terlihat gelisah.
"Umm, Asya sepertinya ke toilet. Aku sempat melihatnya bertanya kepada salah satu polisi disini."

"Toilet?"

Jia li mengangguk, Ariz segera menatap kebawah dimana Zhela berdiri.
"Zhela sama Tante dulu ya? Papa mau cari Mama dulu."

Aku Tokoh Utamanya : Penyesalan II (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang