"Besok malam adalah pesta pernikahan Marissa bersama tunangannya, Jenny bukan pelaku atas kasus ini tapi wanita itu terlibat."
"Kalau bukan Jenny, lalu siapa?" Tanya Asya penasaran.
".......Nyonya Dory, Ibu dari Marissa dan Jenny."
Asya terdiam mendengarnya. Tapi setelah itu ia kembali berucap.
"Lalu? Aku harus bagaimana?" Tidak perlu ia katakan bahwa alasan Dory melakukan ini sudah tentu berkaitan dengan Ayahnya.Zhe meletakkan satu undangan didepan Asya.
"Datanglah kepesta itu, cari bukti disana."Asya menatap undangan didepannya, apakah rencana ini akan berhasil?
"Namaku diundangan ini sudah ku ubah menjadi namamu, aku tidak akan datang. Jadi, kamu harus berhasil."
Itu adalah percakapan terakhirnya bersama Zhe kemarin, Zhe tau siapa pelaku dibelakang Kakaknya tapi mereka tidak menemukan bukti.
Jadi malam ini, Asya bertekad akan mencari bukti demi Kakaknya.
Saat ini ia menatap Mansion besar didepannya, ini adalah Mansion utama tempat Kakak Perempuan Jenny menikah. Bersama Ariz disisinya, keduanya mulai melangkahi altar merah menuju pintu utama.
"Bagaimana dengan Fang yin?" Tanya Asya melirik laki-laki yang memeluk erat pinggangnya.
"Sudah diurus." Jawabnya santai.
Asya memutar bola matanya malas, harusnya ia datang kemari tidak bersama Ariz. Ia harusnya menyewa seseorang untuk datang bersamanya.
Hanya saja laki-laki ini bersikeras ingin ikut bersamanya, apakah Ariz tidak berpikir? Jika salah satu tamu di pesta ini mengenal dirinya, bukankah itu akan mengancam rumah tangganya? Terserahlah.
Soal pertengkaran mereka kemarin, Asya akan melupakannya sejenak karena ia ingin fokus dengan Kakaknya dulu, setelah semuanya, ia akan kembali kerencana.
"Kali ini apa alasanmu?" Entah sudah berapa puluh kali Ariz berbohong kepada Istrinya, yang pasti Asya tidak dapat menghitung jumlahnya.
Ariz menatap wanita bergaun merah disampingnya, gaun yang Ariz beli dengan harga tinggi itu sedikit tertutup, karena itulah tujuan ia membelinya.
Walaupun tertutup, Asya tetap cantik memakainya. Sedangkan ia sendiri memakai jas formal berwarna hitam, kontraks membuat keduanya terlihat seperti pasangan yang begitu sempurna malam ini.
"Aku lembur, dan besok sore baru pulang." Ucapnya datar.
Asya terkekeh mendengarnya, ia merasa senang. Entah kenapa, yang pasti ia sedang membayangkan raut wajah Fang yin yang sedang menangis karena suaminya kembali mengabaikannya.
Persis seperti dirinya dimasa lalu.
"Ingat, jangan jauh-jauh dariku."
"Dan kamu juga ingat, hindari orang yang kamu kenal mengerti?" Asya tidak mau, salah satu tamu yang mengenal Ariz digedung ini bertanya ini itu, mengapa Ariz tidak membawa Istrinya dan malah membawa wanita lain? Atau pertanyaan lainnya.
Sudah tentu ia akan di cap seorang pelakor walaupun faktanya memang seperti itu.
"Iya."
Keduanya memberikan undangan mereka kepada staf yang ditugaskan didepan Mansion, setelah keduanya mengkonfirmasi, mereka akhirnya memasuki aula perjamuan.
Asya spontan mencengkram tas ditangannya dan semakin mendempetkan tubuhnya kepada Ariz begitu melihat ribuan orang ddidalam Mansion ini.
Asya sedikit nervous karena baru pertama kali melihat tamu sebanyak ini. Sedangkan Ariz sendiri tetap dengan mimik wajah datar miliknya sembari memperat pelukannya dipinggang Asya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Tokoh Utamanya : Penyesalan II (END)
ChickLitOrang ketiga atau istilahnya Pelakor, merupakan salah satu dari sekian banyaknya masalah di sebuah rumah tangga seseorang. Asya yang merupakan wanita dengan status Janda satu anak, harus rela menjadi Pelakor demi membalas wanita yang dulu pernah mer...