Selama 4 jam lebih, Dory dan Jenny menunggu Marissa atau Chen Heng membuka pintu. Namun sepertinya keduanya tidak ada dirumah.
"Kemana perginya mereka!" Bentak Dory yang mulai emosi.
Jenny yang duduk dikursi teras tidak menjawab, bibirnya yang sudah pucat menambah kesuraman diwajahnya.
"Marissa! Kamu didalam kan? Buka pintunya sekarang!" Sekali lagi Dory kembali berteriak.
Saat Dory kembali ingin berteriak, tiba-tiba sebuah mobil hitam berhenti didepan perkarangan.
Mata Jenny memicing melihat mobil itu, itu adalah mobil Kakak iparnya.
"Chen Heng."
Laki-laki yang baru saja turun dari mobil sedam hitam itu terlihat kaget mendengar panggilan itu. Ia menatap kedua wanita didepannya.
"Kalian...""Kamu dari mana malam-malam begini! Dimana Marissa!?" Seru Dory merasa emosi.
Tubuh Chen Heng menegang mendengar seruan itu, Marissa....
Apa yang harus ia jawab."Marissa, Marissa pergi."
Sontak Jenny dan Dory menatap bingung laki-laki didepannya, ucapan menggantung Chen Heng membuat mereka bertanya-bertanya, pergi kemana?
"Dia keluar negeri, kalian pasti tau maksud ucapanku." Lanjutnya santai walaupun ia gugup setengah mati.
Dory menghela nafas, sudah pasti putri sulungnya itu sedang berlibur.
"Sudahlah, cepat buka pintunya. Aku ingin istirahat." Dory berbalik meninggalkan menantunya.
"Oh iya, Kak Chen Heng dari mana?" Tanya Jenny.
"Dari perusahaan."
Disisi lain Chen Heng berpikir sejenak, bukankah bekas pecahan gucci dan darah Marissa belum ia bersihkan?
Dengan panik laki-laki itu membuka pintu dan menutupnya kembali, meninggalkan Mertua serta adik iparnya yang linglung.
___________
Malam ini, Ariz dengan senyum bahagia diwajahnya duduk di ruang tamu menunggu kepulangan Asya.
Setelah memastikan Fang yin benar-benar tertidur, diam-diam ia terbangun dan meninggalkan wanita itu sendirian dikamar.
Dengan majalah ditangannya, dengan sabar Ariz menunggu istrinya untuk segera pulang.
Beberapa menit kemudian, samar-samar telinganya mendengar suara mesin mobil yang terdengar berhenti didepan perkarangan Mansion.
Tak jauh berbeda dengan Fang yin, wanita berwajah sembab karena menangis itu terbangun karena mendengar suara mobil. Ia melirik disampingnya dan tidak menemukan suaminya.
Karena tidak ingin Asya menunggu lama, Fang yin dengan terburu-buru turun dari ranjang berniat menyambut Asya didepan pintu.
Langkahnya yang cepat sejak keluar dari kamar mendadak berhenti saat mencapai ruang tamu.
Deg.
Jantung Fang yin berdetak kencang saat melihat pemandangan didepannya. Mungkin karena ia berada dibelakang, kedua sejoli yang sedang asik berciuman disofa ruang tamu itu tidak menyadari keberadaannya.
"Kalian!" Hati Fang yin meraung sakit melihat kedua suami dan sahabatnya.
Tubuh Fang yin bergetar hebat, bahkan ia merasakan oksigen mendadak menghilang disekitarnya. Sekali lagi ia menatap nanar Ariz dan Asya.
Tidak jauh berbeda dengan Ariz, ia yang tiba-tiba dicium oleh Asya terdiam cukup lama.
Apakah ini hadiahnya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Tokoh Utamanya : Penyesalan II (END)
ChickLitOrang ketiga atau istilahnya Pelakor, merupakan salah satu dari sekian banyaknya masalah di sebuah rumah tangga seseorang. Asya yang merupakan wanita dengan status Janda satu anak, harus rela menjadi Pelakor demi membalas wanita yang dulu pernah mer...