part-7

7.2K 392 17
                                    

"Ya, Zhela tidak apa-apa."

"Astaga, maafkan aku baru tau. Aku juga sakit untuk beberapa hari ini jadi tidak bisa menjenguk, lalu Restorannya kamu belum datang kesana karena aku..."

Terdengar nada sedih diseberang telepon, tentu Fang yin sedih karena ia sudah berjanji akan membawa Asya ke restoran jauh-jauh hari.

Sakit? Lantas mengapa Ariz berkata wanita itu pergi ke China?

Ah bodoamat lah.

"Sakit? Sakit apa?" Sekedar basa basi.

"Deman biasa, disertai sakit perut. Aku tidak tau apa aku salah makan atau tidak, tapi ini benar-benar menyakitkan."

Terdengar ringisan menandakan Fang yin sedang menahan sakitnya.

"Kenapa tidak kerumah sakit?" Asya semakin mempererat pegangan handphon ditelinganya saat mendengar langkah seseorang dibelakangnya.

"Aku sudah dari sana..." Ucap Fang yin menggantung.

Asya tersentak kaget saat seseorang memeluknya dari belakang, tubuhnya segera berputar dan menemukan Ariz yang tersenyum menatapnya.
"Sel-"

Asya membungkam mulut Ariz mengunakan tangan kiri karena tangan kanannya memegang handphone, ia mengkode laki-laki itu untuk diam.

"Lalu apa ada masalah?" Tanyanya sembari melirik Ariz dan Bayu bergantian.

"Huft, kata Dokter aku keracunan." Suara Fang yin terdengar frustasi.

"APA!" Asya tidak kaget mendengar kalimat Fang yin, hanya saja ia kaget kala benda lunak menyentuh telapak tangannya.

Ia segera melepas bungkamnya sembari menatap jijik telapak tangannya yang ada sedikit liur. Ia mengusap tangan itu dibaju Ariz sampai bersih.

"Cih sebenarnya kamu makan apa?" Setelah dirasa bersih, Asya segera menjauhi Ariz karena tidak mau diganggu. Ia mendudukkan tubuhnya diatas sofa yang ada diruang istirahatnya.

"Tidak tau, Asya, aku takut."

"Takut? Takut kenapa?"

"Takut jika Ariz mengetahuinya, kamu tau? Suamiku orangnya protektif. Jika sampai dia tau aku sakit, sudah pasti aku akan dirawat dirumah sakit selama beberapa hari."

"Ha? Memang suamimu kemana? Kenapa sampai tidak tau kalau kamu sakit." Asya melirik kesal kearah Ariz kala laki-laki itu ikut duduk disampingnya.

"Dia berada diluar negeri untuk urusan pekerjaan, sudah beberapa hari sih. Aku jadi merindukannya."

What! Kalau Ariz berada diluar negeri? Lantas siapa orang yang bersamanya selama beberapa hari ini?!

Asya melirik sekilas kearah Ariz yang bertopang dagu menatapnya.
"Yaaa, berarti ldr an nih namanya?" Ejeknya seperti sahabat pada umumnya.

"Hahaha Ya begitulah, setiap jam sekali Ariz selalu menelpon menanyakan kabarku. Tapi aku terpaksa berbohong dan berkata baik-baik saja, ini saja sekarang Ariz mengirimiku beberapa pesan."

Bayu meringis saat Asya menatapnya, ia segera menyimpan handphone milik Ariz dan tersenyum ramah.

Asya menggelengkan kepalanya dengan ekspresi cengo.
"Hmm, aku akan datang menjengukmu. Tolong kirim alamat rumahmu."

"Benarkah?" Suara Fang yin terdengar ceria.
"Eh, siapa orang yang bersamamu?" Sedari tadi Fang yin mendengar grasak-grusuk disamping Asya.

"Bersamaku? Jangan bercanda! Aku sendirian tau."

"Hahaha maaf maaf, baiklah aku tutup dulu teleponnya. Perutku mulas lagi, sepertinya aku butuh toilet."

Aku Tokoh Utamanya : Penyesalan II (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang