part-64 [END]

3.8K 89 6
                                    

Ariz membuka mata ketika pagi menjelang, dengan lesu ia segera bangkit dari ranjangnya. Niatnya, Ariz ingin melihat kedua sandra yang ia bawa paksa semalam. Siapa lagi kalau buka Asya dan Zhela.

Namun sebelum itu, ia bercermin dan melihat wajahnya yang tampak sembab. Setelah perbicaraan mereka berakhir tadi malam, Ariz kembali kekamar miliknya dan menangis menyesali semuanya, bahkan ia tanpa sadar tertidur.

Ariz akui ia biadap dulu, ia menyakiti hati Asya, merperko*a Asya, dan yang lebih parahnya lagi ia tak ingin bertanggung jawab dan malah ingin menggugurkan bayi mereka.

Lalu setelah itu ia menghianati Asya dengan menikahi Fang yin, wanita yang paling Asya benci, walaupun itu adalah rencananya, tetap saja Ariz merasa sedang menduakan wanitanya. Ditambah ia juga menyembunyikan Rasya.

Sebelum Ariz menemui kedua perempuan terkasihnya, Ariz terlebih dahulu membersihkan diri agar terlihat cerah dimata mereka berdua.

Tidak seperti biasanya yang selalu mengenakan kemeja atau jas, hari ini Ariz hanya mengenakan baju rajut panjang disertai celana training, lagi pula sedang musim hujan dan udara terasa dingin beberapa hari belakangan ini, Ariz tidak mau sampai tubuhnya sakit dan takan ada yang merawat Asya beserta Zhela disini.

Bahkan rambut yang biasanya ia tata rapi ia biarkan menutupi dahinya karena sudah tidak sabar bertemu dengan keduanya.

Hati Ariz menghangat ketika ia membuka pintu kamar, ia sudah disuguhi Asya dan Zhela yang sedang tertidur nyenyak diatas ranjang.

Ariz segera mendekati keduanya dan mencium dahi Zhela dan terakhir mencium Asya tepat dibibir.
"Good morning my love.."

Ariz berbisik tepat ditelinga Asya, ia tersenyum saat melihat Asyanya tidak terganggu sama sekali.

Ariz lalu meletakkan piring yang sempat ia bawa masuk bersamanya, piring yang berisi buah beserta pisau itu ia tinggalkan untuk mengambil sarapan lainnya.

Hanya beberapa detik Ariz sudah kembali membawa nampan dengan dua mangkuk bubur beserta dua gelas air putih diatasnya, langkahnya terhenti ketika menemukan Asya tengah duduk bersandar diatas ranjang.

Ariz menatap panik kearah Asya yang menangis, ia kemudian berjalan terburu-buru masuk dan meletakkan nampan yang dibawanya, dengan spontan ia memeluk wanita itu tanpa tau Asya sedang merencanakan sesuatu untuknya.

"Ada apa sayang?"

Asya menangis sesegukan sembari melayangkan tangan miliknya dibalik punggung Ariz.

"....aku."

"Katakan-"

"Aku ingin.."

Tubuh Ariz membeku ketika merasakan sebuah benda tajam menembus kulitnya dari belakang, dengan tubuh gemetar ia melepas pelukan mereka dan menemukan sebuah benda runcing tengah menembus perutnya kedepan.

Brak!

Tubuh Ariz linglung jatuh dari atas ranjang dan segera ia merasakan sakit yang luar biasa, nafasnya kiang terengah-engah diikuti bulir keringat disertai darah yang tak berhenti mengalir keluar dari perutnya.

"..A-pa.." Suara Ariz tercekat begitu melihat Asya turun dari ranjang tanpa adanya rantai yang melilit di kakinya.

Asya tersenyum miring seraya melirik Zhela yang tak tertanggu sama sekali. Ini sangat singkat.
"Ini balasan dari ku, karena kamu mencampakkan ku demi wanita tak berguna ini Ariz." Asya tertawa pelan.

"Selamat tinggal."

Sebelum pandangan Ariz mengabur, ia melihat Asya melangkah pergi meninggalkannya.

Aku Tokoh Utamanya : Penyesalan II (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang