part-2

10.3K 496 6
                                    

"Mama Mama, ini rumah siapa?" Ucapnya dengan aksen China.

Asya mengalihkan tatapannya kearah gadis kecil yang berdiri disampingnya. Ia tersenyum kala melihat raut wajah Putrinya yang terlihat bingung.
"Ini rumah Mama sama Om Bagas, Zhe kurangi bahasa Mandarin ya kalau disini. Entar orang-orang disini nggak ngerti sama apa yang Zhe omongin."

Pada akhirnya Bagas menyetujui kemauan Asya, dengan ancaman bahwa ia akan kabur membawa  Zhela bersamanya, tentu Bagas hanya bisa pasrah.

Zhela mengangguk, "Tapi, kenapa harus pindah? Teman-teman Zhe pada nangis waktu aku tinggalin." Gadis berumur 7 tahun itu mencabikka bibirnya merasa tidak terima.

"Disini juga banyak teman kok, asalkan Zhe ajak mereka bicara oke?" Asya mengelus rambut panjang putrinya.

"Um."

"Jangan cemberut donk, lihat Haocun aja ketawa." Tunjuk Asya menatap bayi digendongan Jia li.

"Udahlah, Zhe mau gendong adik aja." Zhela melongos pergi.

Asya mengelengkan kepalanya, ia tau bahwa Putrinya pasti marah. Setelah membereskan rumah ini ia berjanji akan membawa Zhela jalan-jalan.

Wanita itu segera memasuki rumah dengan langkah santai, tanpa mengetahui seseorang memperhatikannya dari jarak jauh.

■□■□■□■□■

Asya ikut tersenyum kala Zhela berdesis kepanasan.
"Makanan setan! Mama, pedas!"

"Nggak kok, nih lihat?" Asya menyuap sesuap batagor yang dipenuhi sambal.

Zhela bergidik ngeri melihat Asya yang dengan gampangnya menelan makanan yang sungguh pedas.
"Ini namanya apa?" Tunjuk Zhela yang kembali penasaran dengan makanan khas Indonesia.

"Um, apa ya namanya?" Asya mencoba mengingat makanan berkaldu merah didepannya.
"Oh! Seblak, ini itu makanan favorit Mama loh." Karena sudah 7 tahun, tentu saja Asya sedikit melupakan apa saja makanan dinegara tercintanya ini.

Setelah mereka puas mengelilingi pedagang yang menjual jajanan, kini mereka memutuskan untuk menikmatinya disebuah bangku panjang yang tersedia di taman kota.

Karena kasian, Asya berdiri dari duduknya.
"Kamu tunggu disini, Mama mau cari minum."

Zhela mengangguk dan membiarkan Mamanya pergi, matanya menjelajahi taman yang dipenuhi orang-orang, ada banyak keluarga yang menghabiskan waktu bersama mengingat ini hari minggu, tentu saja rame.

Fokusnya jatuh kearah anak kecil yang terlihat seumuran dengannya, gadis itu tertawa saat seorang laki-laki paruh baya mengelitiki tubuhnya sampai tertawa, Zhe yakin bahwa laki-laki itu adalah Ayah dari gadis itu.

Mendadak Zhela melupakan rasa pedas di mulutnya dan digantikan dengan rasa sedih dihatinya. Ia merindukan papanya, apakah Papanya juga merindukannya?
"Sayang kenapa sendirian? Dimana orang tuamu?"

Zhela tersentak saat suara asing masuk di telinganya, ia mengalihkan tatapannya kedepan dimana ada seorang wanita berlutut dan menatap lembut kearahnya.

Satu alisnya terangkat naik karena bingung, disisi lain ia juga merasa familiar dengan wajah wanita didepannya.

Wanita itu juga tidak kalah kaget begitu melihat wajah Zhela, terbukti dari raut wajahnya.
"Zhela?." Wanita itu berdiri dengan mata terbelalak.

Aku Tokoh Utamanya : Penyesalan II (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang