"Oh? Tidak ada, Ariz bilang ada lalat dihidungku." Asya tersenyum sembari menyentuh hidungnya.
Sedangkan Ariz dengan secepat kilat memundurkan wajahnya dan dengan santai berucap.
"Kamu terganggu ya sayang? Maafkan Papa." Ucapnya begitu melihat Arsa sudah terbangun.Fang yin mengerjapkan matanya beberapa kali, kenapa ada yang aneh disini? Dengan canggung wanita itu melangkah masuk.
Memilih menepis perasaannya, Fang yin menghampiri meja yang sebelumnya ia taroh bubur Arsa disana.
"Arsa, makan dulu sayang." Wanita itu mengangkat bubur hangat ditangannya dan mendekati brankar.Asya segera berdiri, membiarkan Fang yin duduk agar lebih mudah menyuapi bayi laki-laki yang asik tertawa itu.
"Aaa." Fang yin mengangkat sesendok kecil bubur kemulut Arsa.Arsa mengeleng sembari mengatupkan bibirnya tanda tidak mau.
"Makan sayang, kamu cuma minum susu tadi pagi loh." Fang yin masih berusaha membujuk anak itu, tapi Arsa bahkan memeluk tubuhnya Papanya saking tidak maunya."Buka mulutmu Arsa." Kali ini Ariz yang bersuara.
Arsa menggeleng dengan mata berkaca-kaca, bahkan bibir anak itu sudah maju kedepan. Bersiap untuk menangis.
Fang yin dan Ariz menghela nafas, sedangkan Asya yang sejak tadi memperhatikan keduanya berdehem.
"Jangan dipaksa, biar aku yang menyuapinya."Fang yin segera menyetujui ucapan Asya, ia tau, bahwa Asya tentu saja lebih berpengalaman merawat anak dari pada dirinya.
"Tolong ya Asya, Arsa benar-benar susah dibujuk kalau dia mengatakan tidak mau." Ucapnya seraya menyerahkan bubur ditangannya.Asya menerimanya dengan baik, lantas wanita itu duduk mengantikan Fang yin.
Teng teng teng.
Bunyi sendok dan mangkok saling berbenturan, membuat Arsa yang sedang memainkan kancing baju milik Ariz segera mengalihkan tatapannya.
"Saatnya makan!" Ujar Asya ceria.Arsa menatap mangkuk bubur dan Asya bergantian, bayi itu tiba-tiba tertawa membuat Asya tanpa sadar mencium pipi anak itu.
"Ahh lucu banget! Anak siapa sih ini?!"Rasanya, ia sangat ingin meremukkan tubuh Arsa saking gemesnya, Asya memang lemah terhadap yang imut-imut.
"Biar tambah lucu, Arsa harus makan banyak ya? Biar tambah montok!"Tanpa disuruh dua kali, Arsa dengan segera membuka mulutnya. Sedangkan Asya dengan semangat menyuap bubur itu kemulut kecil Arsa.
Fang yin tersenyum menatap keduanya, tidak berbeda jauh dengan Ariz. Sedari tadi laki-laki itu bahagia bukan kapalang.
Ariz sungguh tidak sabar melihat pemandangan seperti ini lagi, bukan sebagai Asya yang menjadi sahabat Fang yin, tapi melainkan Asya sebagai Mama Arsa, putranya.
Ingin rasanya melihat keduanya lebih lama, akan tetapi ia harus bertanya sesuatu kepada Fang yin. Ini mengenai peristiwa saat kecelakaan itu terjadi, dan sepertinya ini waktu yang cocok. Sebenarnya Bayu tengah menyelidikinya.
Namun sampai sekarang, Bayu belum juga memberinya laporan apapun.
Sedangkan ia tidak mungkin turun tangan jika Arsa saja tidak mau lepas dengannya."Fang yin, ayo kita bicara." Ucapnya menatap Fang yin.
Wanita itu dengan linglung mengangguk.
"Asya aku tinggal dulu ya? Arsa harus habisin makanannya. Oke?"Arsa sama sekali tidak peduli dengan ucapan Mamanya, bayi itu sibuk mengunyah bubur yang tidak memiliki rasa. Tapi karena Asya yang menyuapinya, anak itu terima-terima saja.
Asya menatap keduanya yang berlalu keluar dari ruangan, memilih tidak mempedulikannya. Wanita itu lalu lanjut menyuapi Arsa.
Diluar, Ariz dan Fang yin duduk dalam diam. Sedari tadi pikiran keduanya jelas berbeda.
Ariz yang sibuk memikirkan tentang kecelakaan, sedangkan Fang yin yang sibuk memikirkan tentang wanita yang menjadi selingkuhan suaminya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Tokoh Utamanya : Penyesalan II (END)
ChickLitOrang ketiga atau istilahnya Pelakor, merupakan salah satu dari sekian banyaknya masalah di sebuah rumah tangga seseorang. Asya yang merupakan wanita dengan status Janda satu anak, harus rela menjadi Pelakor demi membalas wanita yang dulu pernah mer...